- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Pemerintah Bakal Tutup Taman Nasional Komodo, Apa Dampaknya Bagi Pariwisata NTT?

    Tim Redaksi | Editor: Antonius Rahu
    17 Juli, 2024, 17:31 WIB Last Updated 2024-07-17T23:08:50Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1

     
    Pemerintah Bakal Tutup Taman Nasional Komodo, Apa Dampaknya Bagi Pariwisata NTT?

    [Congkasae.com/Wisata] Balai Taman Nasional Komodo di Labuan Bajo bakal ditutup untuk akses wisatawan umum maupun wisatawan lokal demi menjaga konservasi Varanus Komodoensis di dalam kawasan Taman Nasional Komodo.


    Rencana penutupan aktivitas wisata terbesar di NTT itu diumumkan langung Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) Hendrikus Rani kepada para wartawan.


    Hendrikus mengatakan penutupan dimaksud akan mulai dilakukan pada tahun 2025, sebagai upaya untuk melakukan tindakan konservasi demi kelestarian biawak Komodo termasuk lingkungannya akibat aktivitas wisata yang dilakukan selama ini.


    "Kami akan menutup kawasan TNK secara reguler yang bertujuan mengurangi tekanan dalam kawasan, mengurangi dampak negatif dari aktivitas wisata terhadap kawasan konservasi serta menghidupkan destinasi wisata di luar kawasan TNK" kata Kepala BTNK Hendrikus Rani, di Labuan Bajo Rabu (17/7/2024).


    Kendati demikian Hendrikus mengatakan rencana dan skema penutupan dimaksud masih dikaji secara ilmiah dengan melibatkan pihak terkait terutama soal dampak kunjungan wisman apabilah benaran ditutup.


    "Saat ini masih dalam diskusi informal, dalam konsep jika ditutup sehari maka diharapkan wisatawan melakukan aktivitas wisata di luar kawasan dan meningkatkan lama tinggal wisatawan di Labuan Bajo," katanya.


    Menurut informasi yang beredar, saat ini Pusat Kajian Pariwisata Universitas Gaja Madah Yogyakarta tengah melakukan studi terkait daya dukung dan daya tampung demi keberlanjutan konservasi BTN Komodo di Labuan Bajo.


    Wacana soal penutupan BTN Komodo yang digulirkan pemerintah melalui Kementrian Lingkungan Hidup dan Kelautan (KLHK) dikhawatirkan akan berdampak pada sektor pariwisata di Manggarai Barat yang tengah menunjukan trend peningkatan positif pasca diterpa badai Covid 19.



    Berdasarkan data yang dirilis oleh BTN Komodo sepanjang tahun 2023 saja kunjungan wisatawan ke kawasan Taman Nasional Komodo tercatat sebanyak 300.488 wisatawan.


    Angka ini jauh lebih tinggi dari kunjungan tahun sebelumnya, akan tetapi sejumlah pihak merasa khawatir akan dampak kebijakan penutupan kawasan Taman Nasional Komodo lantaran dikhawatirkan berdampak pada kunjungan wisatawan.


    Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Manggarai Barat, Inocentius Peni mengaku khawatir akan adanya Pemutusan Hubungan Kerja secara besar-besaran bagi karyawan hotel dan restoran di Labuan Bajo apabilah pemerintah benar-benar menutup Balai Taman Nasional Komodo.


    "Akan banyak hotel yang okupansinya rendah, perjalanan wisata sepi, travel agent akan tutup, industri kerajinan akan mati, pengusaha kuliner, dll pasti bangkrut," kata Ino, Rabu (17/7/2024).


    Ia mengatakan sektor pariwisata di Labuan Bajo telah banyak menyerap para pekerja lokal terutama di sektor pariwisata, akan tetapi nasib para pekerja ini terancam di PHK akibat menurunnya kunjungan wisman.

    "Jumlah tenaga kerja yang diserap oleh industri pariwisata saat ini sangat besar. Jika TNK ditutup, wisatawan menurun drastis maka gelombang PHK pasti sangat besar, pengangguran meningkat akhirnya upaya mengurangi angka kemiskinan tidak bisa diwujudkan," terang Ino.

    Sementara itu kepala dinas pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Manggarai Barat Stefan Jemsisori mengaku mendukung wacana penutupan Balai Taman Nasional Komodo demi keberlanjutan nasib Varanus Komodo di dalam kawasan konservasi.

    "Pada prinsipnya kami mendukung, karena ini bicara soal konservasi. Kita mau TN Komodo ini umur panjang atau tidak. Kalau mau kita harus jaga, jangan ikut maunya wisatawan. TN Komodo butuh waktu dan ruang untuk recovery," ujarnya Rabu (17/7).

    Berbeda dengan pandangan Inosentus, Kadisparbud Manggarai Barat ini melihat penutupan BTN Komodo ini akan memberi celah bagi spot wisata lain di daratan Flores.

    Hal tersebut menurut Stefan, terjadi lantaran selama ini Taman Nasional Komodo menjadi satu-satunya destinasi kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

    Ia melihat penutupan Kawasan Taman Nasional Komodo akan membuka peluang kunjungan wisata ke obyek wisata lain di pulau Flores.

    "Buat kami pemerintah daerah di satu sisi kami sedikit ada untung dari kebijakan ini membatasi sementara jumlah kunjungan wisatawan, supaya wisatawan juga terbagi ke luar kawasan, ini tentu positif buat pemerintah daerah," katanya.
    Komentar

    Tampilkan