- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan


    Teh Pucuk Bambu Racikan KWT Lestada Mokel Morid Mulai Diekspor Hingga Eropa

    Tim Redaksi | Editor: Antonius Rahu
    10 Juli, 2024, 10:16 WIB Last Updated 2024-07-10T04:23:38Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1

     
    Teh Pucuk Bambu Racikan KWT Mokel Morid Mulai Diekspor Hingga Eropa
    ketua KWT Lestada di desa Mokel Morid, Ibu Paula Theresia Amfoni ketika mengemas produk teh pucuk bambu untuk dikirim ke Jakarta/Foto Congkasae.com

    [Congkasae.com/Sipi Sopok] Ibu-ibu di desa Mokel Morid, Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur berhasil mengubah pucuk bambu menjadi produk teh alami yang memiliki khasiat bagi kesehatan.


    Tak tanggung-tanggung, produk hasil olahan pucuk bambu itu kini sudah mulai diekspor ke luar daerah NTT termasuk ke benua Eropa.


    Ini menjadi teh pucuk bambu pertama yang dibuat dan dipasarkan hingga ke luar negeri dimana permintaan pasar sudah menunjukan tren peningkatan minat konsumen kata ketua Kelompok Tani Wanita (KWT) Lestada Mokel Morid, Paula Theresia Amfoni.


    Menurut Paula, pembentukan KWT Lestada desa Mokel Morid sendiri bermula dari proyek penanaman anakan bambu yang digalakkan pemerintah pada tahun 2021 silam.


    "Waktu itu kami buat anakan bambu dalam bentuk koker, katanya mau dibeli sama pemerintah tapi keberlanjutannya tak jelas,"ujar Paula kepada Congkasae.com (Selasa 9/7/2024).



    Meski ribuan koker anakan bambu telah diangkut dari kelompok tani di desa Mokel Morid namun Paula mengaku tak mendapatkan uang sepeser pun dari pemerintah kabupaten Manggarai Timur.


    Padahal kala itu mantan bupati Manggarai Timur Andreas Agas membeli anakan bambu milik mereka namun hingga kini tak ada pembayaran sepeserpun dari Ande Agas yang diterima ibu-ibu KWT Lestada.


    "Dari situ kami coba memutar otak bagaimana cara agar menjadikan tanaman bambu ini memberikan manfaat bagi kami,"katanya.


    Berkat dampingan Yayasan Bambu Lestari (YBL) para ibu-ibu yang tergabung dalam KWT Lestada ini pun akhirnya mampu membuat inovasi baru mengubah pucuk bambu menjadi produk teh berkualitas.


    Kepala desa Mokel Morid Bertoldus L. Min Dasulastri mengatakan saat ini produk UMKM Teh Pucuk Bambu di desanya sudah mulai dikenal masyarakat luas.


    "Buktinya dalam sebulan saja kaum ibu-ibu KWT ini sudah mampu memproduksi teh pucuk bambu dalam jumlah yang relatif stabil, pembelinyapun dari luar daerah seperti Kefa wilayah Timor, Denpasar Bali, Jakarta serta Eropa,"ujar Berto.


    Ia mengaku bangga dengan kegigihan ibu-ibu KWT desa Mokel Morid yang dalam keterbatasan fasilitas dan sarana namun mampu menghasilkan inovasi produk bermanfaat bagi banyak orang.


    Terkait perijinan kades Berto mengaku saat ini pihaknya tengah mengajukan sertifikasi halal ke kementrian pusat.


    "Kalau ijin edar khususnya PIRT nya sudah keluar sejak lama, saat ini sampel produk teh kami tengah melewati uji laboratorium untuk memperoleh sertifikasi halal,"tambahnya.


    Kendati demikian orderan demi orderan sudah mulai masuk ke dapur produksi Teh Pucuk Bambu besutan KWT Lestada.

    produk teh pucuk bambu milik KWT Lestada Mokel Morid
    Produk teh pucuk bambu ketika dikemas kedalam wadah teh celup sebelum dikirim ke konsumen/Foto Congkasae.com


    Hal tersebut diakui oleh ketua KWT Lestada Paula Theresia Amfoni, menurutnya di awal Juli ini saja pihaknya kekurangan kemasan pembungkus teh, lantaran stok yang disediakan sudah habis.


    "Ini kami sedang menunggu kemasan teh yang dipesan ke Jakarta karena permintaan dari Kefa dan Jakarta yang dalam jumlah relatif banyak, makanya kami kewalahan di bagian kemasan dan packaging,"ujar Paula.


    Ia merasa bersemangat apalagi ketika produk buatannya mulai dikenal masyarakat luas hingga ke mancanegara.


    "Ada kepuasan dan kebanggaan tersendiri karena produk kami sudah merambah pasar Eropa,"tambahnya.


    Untuk manajemen pemasaran dan bisnis, kepala desa Mokel Morid mengaku memiliki strategi tersendiri, lantaran KWT Lestada yang dibina oleh Yayasan Bambu Lestari memiliki relasi yang kuat hingga ke mancanegara.


    "Jadi ibu-ibu KWT Lestada ini bertugas memproduksi jika ada permintaan pasar, soal pemasaran itu kami serahkan ke YBL,"kata Berto.


    Ia mendukung produk Teh Pucuk Bambu agar tumbuh pesat baik dalam segi kualitas maupun manajemen pemasaran produk agar bisa bersaing dengan produk serupa.


    Saat ini hanya terdapat dua desa di Manggarai Timur yang memproduksi Teh Pucuk Bambu yakni desa Mokel Morid dan Desa Golo Loni.

    teh pucuk bambu di desa mokel morid
    Teh pucuk bambu racikan ibu-ibu KWT Lestada desa Mokel Morid/Foto Congkasae.com


    Teh Pucuk Bambu yang diproduksi KWT Lestada di desa Mokel Morid terbuat dari ekstrak pucuk bambu alami ditambah jahe serta kulit kayu manis tanpa adanya zat berbahaya apalagi pengawet.


    Teh ini sangat cocok untuk dikonsumsi lantaran semua proses produksinya menggunakan bahan alami yang menyehatkan.


    Hal tersebut diakui ketua KWT Lestada Paula Theresia Amfoni, menurutnya produk teh pucuk bambu racikannya aman untuk dikonsumsi karena prosesnya menggunakan bahan alami.


    "Pucuk bambu yang dipakai juga melewati tahapan penyortiran yang ketat hal ini dilakukan untuk menghasilkan produk teh berkualitas sesuai permintaan pasar,"tambahnya.


    Berkat ketekunan kelompok KWT Lestada, pihaknya dipercaya untuk melayani permintaan pasar Eropa termasuk dari Jakarta dan Denpasar.


    "Kalau untuk pembeli kami yang ada di Denpasar mereka minta ekstrak pucuk bambu berkualitas tinggi, lalu kemasannya 200 gram, kalau yang di Jakarta dan Kefa biasanya pesan teh yang dikemas menjadi teh celup,"paparnya.


    Ia berharap kedepan permintaan pasar akan semakin besar sehingga hal tersebut dapat menambah pundi-pundi rupiah yang mengalir ke dapur mereka.

    Komentar

    Tampilkan