salah satu kendaraan yang melewati ruas jalan paang leleng-wukir |
Oleh: Antonius Rahu |
Kecamatan Elar merupakan salah satu kecamatan yang berbatasan
langsung dengan wilayah kabupaten Ngada. Kecamatan ini memiliki komoditas pertnian unggulan sebut
saja kopi, cegkeh, kemiri, kakao, padi dan merupakan areal persawahan terbesar
di manggarai timur (sawah Gising). Dengan mayoritas penduduknya berprofesi
sebagai petani, daerah ini merupakan surganya komoditas pertanian dengan
kualitas unggulan.
Berton-ton hasil pertanian yang selama ini menjadi kebanggaan pemerinta kabupaen Manggarai timur salah satunya bersumber dari kecamatan yang satu ini. Namun ada pemandangan berbeda yang saya temukan Sebagai masyarakat yang berbatasan langsung dengan kecamatan Elar terutama Elar selatan saya menyaksikan sendiri penderitaan masyarakat Elar selatan.
Melihat kondisi jalan Pa,ang leleng-Wukir yang amat sangat memperihatinkan dan sangat tidak layak di sebut sebagai jalan raya, apa lagi katanya status jalan ini sebagai Jalan provinsi saya pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Pasalnya jalan Pa,ang leleng-Wukir yang katanya jalan provinsi ini tidak layak di gunakan dengan kondisi jalan yang 100 persen rusak total menjadi satu-satunya ruas jalan yang menghubungkan kota Borong ibukota kabupaten Manggarai Timur dengan Elar selatan (wukir). Saya menyaksikan bagaimana penderitaan masyarakat Elar selatan di atas bus kayu atau yang sering di sebut Oto kol, ada ratusan orang dengan berbagai kepentingan merasakan bagaimana sensasinya melewati ruas jalan ini. Mata saya berkaca-kaca tidak kuat menahan tangisan mendengar pengakuan warga kampung Mbata.
Kabarnya, pernah terjadi kejadian ada pasien dari Mamba seorang ibu yang hendak partus namun Puskesmas Mamba merujuknya ke Ruteng. Namun sayang nyawa sang ibu hanya bertahan sampai di Tukeng kera (salah satu tanjakan yang sangat membahayakan sebelum memasuki kampung Mbata) pasalnya kendaraan Ambulance yang digunakan untuk menghantarkan Ibu tersebut mogok karena kondisi jalan yang licin.
Nyawa Ibu tersebutpun tak tertolong. Itu merupakan satu dari sekian kasus yang cukup menyayat hati. Maklum sejak jaman pemerintahan Gaspar P.Ehok ruas jalan tersebut tidak pernah di sentuh lagi baik di bawah pemerintahan Drs.Antony Bagul, Drs.Christian Rotok maupun bupati dua periode Manggarai timur Drs.Yosep Tote.
Pada pertengahan 2010 silam memang pernah di lakukan pelebaran ruas jalan sepanjang jalur ini, namun hanya dilakukan penggusuran yang hanya memperparah kerusakan ruas jalan. Sampai saat ini tidak ada kabar yang pasti kapan akan di lanjutkan lagi pengerjaanya. Di beberapa media cetak maupun media online lokal saya membaca argumentasi pejabat di pemerintahan Manggarai timur. Ketika di Tanya sejumlah wartawan tentang nasib ruas jalan Paang leleng-wukir, PEMKAB manggarai timur berdalih bahwasanya ruas jalan tersebut berstatus jalan Provinsi NTT.
Oleh karena itu PEMKAB manggarai timur tidak bisa mengintervensi. Pertanyaan saya selanjutnya adalah; Apakah masyarakat yang bertahun-tahun terisolir karena ruas jalan yang tidak layak digunakan membayar pajak ke Pemerintah provinsi NTT? Apakah pajak retribusi hasil bumi yang di pasarkan ke berbagai daerah selama ini di ambil oleh pemerintah provinsi NTT?
Apakah masyarakat Elar selatan bukan masyarakat manggarai timur? Sebagai wilayah yang berbatasan dengan kabupaten Ngada warga Elar selatan merasa berkecil hati dan sedikit minder melihat kondisi jalan di kabupaten Ngada yang sangat bagus.
Sementara di Elar selatan kondisinya sangat memperihatinkan. Sebenarnya ada beberapa opsi yang bisa di ambil oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur untuk mengatasi masalah ini yakni
Berton-ton hasil pertanian yang selama ini menjadi kebanggaan pemerinta kabupaen Manggarai timur salah satunya bersumber dari kecamatan yang satu ini. Namun ada pemandangan berbeda yang saya temukan Sebagai masyarakat yang berbatasan langsung dengan kecamatan Elar terutama Elar selatan saya menyaksikan sendiri penderitaan masyarakat Elar selatan.
Melihat kondisi jalan Pa,ang leleng-Wukir yang amat sangat memperihatinkan dan sangat tidak layak di sebut sebagai jalan raya, apa lagi katanya status jalan ini sebagai Jalan provinsi saya pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Pasalnya jalan Pa,ang leleng-Wukir yang katanya jalan provinsi ini tidak layak di gunakan dengan kondisi jalan yang 100 persen rusak total menjadi satu-satunya ruas jalan yang menghubungkan kota Borong ibukota kabupaten Manggarai Timur dengan Elar selatan (wukir). Saya menyaksikan bagaimana penderitaan masyarakat Elar selatan di atas bus kayu atau yang sering di sebut Oto kol, ada ratusan orang dengan berbagai kepentingan merasakan bagaimana sensasinya melewati ruas jalan ini. Mata saya berkaca-kaca tidak kuat menahan tangisan mendengar pengakuan warga kampung Mbata.
Kabarnya, pernah terjadi kejadian ada pasien dari Mamba seorang ibu yang hendak partus namun Puskesmas Mamba merujuknya ke Ruteng. Namun sayang nyawa sang ibu hanya bertahan sampai di Tukeng kera (salah satu tanjakan yang sangat membahayakan sebelum memasuki kampung Mbata) pasalnya kendaraan Ambulance yang digunakan untuk menghantarkan Ibu tersebut mogok karena kondisi jalan yang licin.
Nyawa Ibu tersebutpun tak tertolong. Itu merupakan satu dari sekian kasus yang cukup menyayat hati. Maklum sejak jaman pemerintahan Gaspar P.Ehok ruas jalan tersebut tidak pernah di sentuh lagi baik di bawah pemerintahan Drs.Antony Bagul, Drs.Christian Rotok maupun bupati dua periode Manggarai timur Drs.Yosep Tote.
Pada pertengahan 2010 silam memang pernah di lakukan pelebaran ruas jalan sepanjang jalur ini, namun hanya dilakukan penggusuran yang hanya memperparah kerusakan ruas jalan. Sampai saat ini tidak ada kabar yang pasti kapan akan di lanjutkan lagi pengerjaanya. Di beberapa media cetak maupun media online lokal saya membaca argumentasi pejabat di pemerintahan Manggarai timur. Ketika di Tanya sejumlah wartawan tentang nasib ruas jalan Paang leleng-wukir, PEMKAB manggarai timur berdalih bahwasanya ruas jalan tersebut berstatus jalan Provinsi NTT.
Oleh karena itu PEMKAB manggarai timur tidak bisa mengintervensi. Pertanyaan saya selanjutnya adalah; Apakah masyarakat yang bertahun-tahun terisolir karena ruas jalan yang tidak layak digunakan membayar pajak ke Pemerintah provinsi NTT? Apakah pajak retribusi hasil bumi yang di pasarkan ke berbagai daerah selama ini di ambil oleh pemerintah provinsi NTT?
Apakah masyarakat Elar selatan bukan masyarakat manggarai timur? Sebagai wilayah yang berbatasan dengan kabupaten Ngada warga Elar selatan merasa berkecil hati dan sedikit minder melihat kondisi jalan di kabupaten Ngada yang sangat bagus.
Sementara di Elar selatan kondisinya sangat memperihatinkan. Sebenarnya ada beberapa opsi yang bisa di ambil oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur untuk mengatasi masalah ini yakni
Pertama
ubah strategi pembangunan.
Seharusnya fokus pembangunan harus dimulai
dari desa ke perkotaan apa lagi mengingat kecamatanElar merupakan daerah yang menjadi
geranda terdepan, karena berbatasan langsung dengan wilayah kabupaten Ngada
jangan sampai masyarakat memasarkan hasil pertanian mereka ke tetangga sebelah. Karena itu akan mengurangi pundi-pundi Rupiah yang masuk ke kantong PAD
pemerintahan kabupaten Manggarai Timur yang berujung pada kerugian yang di tanggung
oleh pemerintah kabupaten Manggarai Timur.
Hubungi kami di WA 082342994060 untuk pemasangan Iklan |
Kedua, lakukan komunikasi yang lebih
intensif dengan masyarakat
Seperti yang dilakukan oleh presiden
Joko Widodo pendekatan komunikasi telah terbukti sangat efektif dan ini bisa di
lakukan oleh Pemerintah kabupaten Manggarai Timur dengan kata lain, pemerintah harus lebih intensif lagi
turun ke daerah mengadakan sosialisasi sekaligus menjelaskan alasan mengapa
jalan yang katanya berstatus jalan Provinsi itu tidak kunjung di perbaiki, untuk
menghindari kesalah-pahaman antara warga dengan pemerintah.
Apa lagi di salah satu media lokal warga Elar selatan pernah menuding Pemerintahan Yosep Tote berbohong soal perbaikan jalan Paang leleng-Wukir. Sebenarnya ini merupakan bentuk kekesalan mereka terhadap kinerja pemerintahan Manggarai Timur. Lakukan komunikasi yang lebih intesif lagi untuk meluruskan masalah ini.
Apa lagi di salah satu media lokal warga Elar selatan pernah menuding Pemerintahan Yosep Tote berbohong soal perbaikan jalan Paang leleng-Wukir. Sebenarnya ini merupakan bentuk kekesalan mereka terhadap kinerja pemerintahan Manggarai Timur. Lakukan komunikasi yang lebih intesif lagi untuk meluruskan masalah ini.
Hubungi kami di WA 082342994060 untuk pemasangan Iklan |
Ketiga, lakukan Penghematan Anggaran
pengetatan anggaran belanja pegawai dan
perjalanan dinas di PEMKAB manggarai timur yang akhir-akhir ini menjadi sorotan
public harus benar-benar di gunakan seefektif mungkin. Jika diperlukan anggaran
belanja yang tidak perlu di cut dan
di alihkan ke pambangunan yang nantinya langsung dapat di rasakan oleh masyarakat luas
seperti warga Elar selatan.Pemerintah kabupaten manggarai timur bisa saja
melakukan intervensi terhadap perbaikan jalan ini jangan pernah menunggu
bantuan dari provinsi datang.
Penulis : mahasiswa Tahun ke empat jurusan pendidikan Matematika IKIP PGRI Bali
Artikel ini sudah pernah di terbitkan di media online Floreseditorial.com edisi 12 september 2016
Artikel ini sudah pernah di terbitkan di media online Floreseditorial.com edisi 12 september 2016