Masih teringat di benak saya waktu saya masih
kecil, menjelang akan diadakanya acara adat
seperti acara penti (peti manggarai timur).
Ibu saya sering sibuk menumbuk beras untuk di jadikan tepung. Maklum waktu itu di kampung kami belum ada mesin penggilingan beras atau kopi seperti sekarang.
Beras yang di tumbuk
kemudian di ayak dengan menggunakan pengayak khusus milik mama.
Sementara kakak
perempuan saya biasanya mengupas pisang yang sudah matang, kemudian di
hancurkan hal yang sama juga dilakukan oleh hampir semua orang di kampung bahkan
di desa kami.
Acara penti (peti) merupakan acara adat dalam budaya manggarai
yakni berupa syukuran yang dihaturkan kepada sang pencipta karena telah
memberikan hasil panen yang melimpah.
Acara ini sampai saat ini masih dilakukan
ini yang patut di apresiasi. Dalam acara penti (peti) biasanya mengundang
tetangga dalam satu kampung.
Kokis ene akan di sajikan bersamaan dengan kopi
pa,it (kopi tanpa gula) yang sangat khas dari manggarai timur.
Kokis ene
merupakan makanan khas yang terbuat dari campuran tepung beras dan pisang.
Kue pisang ini juga sebenarnya tidak bernama,
kokis adalah bahasa serapan dari cookies (kue) karena tidak ada bahasa
Manggarai-nya kue hehehe trus karena yang buat adalah ibu-ibu atau mama tu’a jadilah
“kokis èné” (èné artinya sama dengan endé atau ibu).
Adapun bahan-bahanya adalah:
Pisang (sebaiknya pisang yang sudah sangat matang, tapi bukan busuk) Tepung
beras.
Minyak goreng Takaran: agak susah takarannya hehehe pake feeling saja
tah..
Cara membuat: Campur pisang dan tepung beras tapi jangan sampai adonan
bisa dibentuk dengan tangan karena itu berarti kebanyakan tepung beras.
Gunakan
senduk kecil untuk menakar adonan menjadi kira-kira segenggam berbentuk bulat
seperti bola.
Panaskan minyak dan goreng sampai warnanya menjadi cokelat.Angkat,
tiriskan dan siap dihidangkan untuk menemani kopi pa,it dalam acara peti.
Jika di
tanya rasanya seperti apa? Wanginya yang khas dan terasa sedikit manis tapi
sangat keras hahaha maklum terbuat dari tepung beras yang di tumbuk.
Apa lagi
jika disajikan dengan kopi pa,it maka akan terasa nikmat. Belasan tahun sudah
saya tidak pernah merasakan kokis ene buatan mama saya.
Kokis ene yang
mengingatkan saya akan tanah manggarai. Semoga kokis ene masih dibuat dan tak
tergantikan oleh cookies buatan toko seperti kue Tar, kue bolu dll.