- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Logika Cinta Versus Logika Matematika

    Tim Redaksi | Editor: Antonius Rahu
    06 Oktober, 2016, 23:37 WIB Last Updated 2016-10-29T23:02:12Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1


    “Ketika algoritma cinta memainkan peranan penting dalam menyampaikan sebuah maksud yang terselubung, maka ada tanya yang selalu muncul di benak. Apakah algoritma cinta yang merupakan representasi dari suatu maksud, selalu menjadi medium yang tepat?”

    Antonius Rahu

    OLEH Antonius Rahu
    Berbicara tentang algoritma, jauh sebelum matematikawan fermat de pierre lahir tepatnya di tanah arab sudah ada Abu Ja’far Muhammad Ibnu Musa Al-Khwarizmi dengan dengan bukunya aljabar al muqabala yang artinya buku pemugaran dan pengurangan (the book of restoration and reduction).dari buku tersebut kita juga mendapatkan istilah aljabar (algebra) dan algoritma (algorithms).Algoritma merupakan urutan langkah-langkah penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis dan logis".itu defenisi bakunya. Dalam hal ini algoritma telah banyak menyelesaikan masalah yang rumit dan berbelit-belit, karena dalam bahasa algoritma tersisip kata logis dan sistematis, logis artinya bisa di terima oleh akal sehat, sedangkan sistematis berarti mengedepankan runut, atau tata cara urutan kurang lebih seperti itu. Dalam konteks penyelesaian kasus tentu saja terkadang antara logis dan sistematis ini sering berantem, hal ini kemudian menjadikan algoritma kurang bekerja maksimal untuk menyelesaikan kasus.
    Ketika logika yang mengedepankan prinsip rasionalitas berpikir dan bertindak memainkan peranan yang dominan, maka algoritma adalah medium yang tepat untuk menyelesaikan persoalan yang sedang di pecahkan itu kalau kita bicara dalam konteks matematika. Apabilah semesta pembicaraan kita adalah kasus yang bukan matematika seperti hubungan percintaan misalnya maka, Logis yang merupakan asal kata logika hanyalah sebuah penari latar yang peranya di kesampingkan. Algoritma memainkan peran yang dominan dengan cara membegal habis-habisan Logika. Hal ini kemudian melahirkan output baru yang di beri nama Logika Cinta. Ya... logika cinta adalah turunan pertama dari Logika Matematika dengan cara membegal habis-habisan logis dan sistematis kemudian menunggangi algoritma demi mencapai tujuan. Hal ini tentu saja berbenturan dengan prinsip Logika matematika yang kemudian melahirkan sebuah perseteruan yang hebat antara keduanya yakni Logika Matematika VS Logika Cinta. Perseteruan itulah yang kemudian di manfaatkan oleh sebagian kalangan untuk mendapatkan pembenaran atas apa yang hendak di capainya. Dengan memakai Logika Cinta, maka segala sesuatu yang bersifat irasional sekalipun akan di anggap rasional dan mendapatkan legalitas yang kemudian bisa di praktekan pada hal ini sangat berbenturan dengan Prinsip Logika Matematika. Perseteruan ini akan terus muncul dan tak akan pernah bisa dilerai.
    Semoga akan ada kesadaran kepada setiap orang yang menganut asas Logika Cinta apa lagi dirinya tahu jika yang dilakukan itu bertentangan dengan prinsip Logika yang hakiki, hanya demi menyukseskan niat dan maksud terselubung lalu mengorbankan orang lain. sehingga tidak ada lagi orang-orang yang dikorbankan dan harus menanggung rasa sakit hati yang berkepanjangan.

    tonny.


    Komentar

    Tampilkan

    ads