Manggarai Timur adalah sebuah daerah yang terletak di
bagian barat pulau flores atau yang sering di juluki pulau nusa bunga. Daerah ini
dulunya merupakan wilayah yang menyatu dengan kabupaten
Manggarai, namun karena alasan administratif dan luas wilayah maka daerah yang berdekatan dengan wilayah kabupaten Ngada ini dimekarkan menjadi kabupaten Manggarai Timur.
Manggarai, namun karena alasan administratif dan luas wilayah maka daerah yang berdekatan dengan wilayah kabupaten Ngada ini dimekarkan menjadi kabupaten Manggarai Timur.
Manggarai Timur merupakan wilayah yang sangat subur dan
sangat cocok untuk tanaman komoditas sebut saja kopi, kemiri, vanilla, cengkeh,
kakao dan masih banyak tanaman komoditas pertanian unggulan lainya.
Namun dari semua tanaman yang di sebutkan tersebut kopi
merupakan tanaman yang hampir ditanami oleh semua petani di Manggarai Timur, Termasuk
kedua orang tua saya. Bagi kami tanaman kopi sering di juluki “pohon uang”.
yaaa......!! pohon
uang karena kami memperoleh penghasilan dari biji-biji kopi yang di jual. Meskipun
prosesnya panjang dari proses pemetikan, penggilingan tahap 1, penjemuran
sampai ke penggilingan tahap 2 untuk jadi biji kopi yang siap di jual ke
pengepul. Namun kami tetap semangat mengerjakanya karena kopi merupakan salah
satu penghasilan utama.
bapa dan mama |
Sejak lama sudah tertanam dalam benak kami bahwasanya
kematangan seorang pemuda sebelum menikah dapat di ukur dari seberapa luas
kebun kopi yang dimiliki. Itu adalah parameter yang digunakan oleh sang Ayah
dan menjadi syarat bagi sorang anak laki-lakinya untuk menikah.
Dan mungkin itu juga ada benarnya mengapa kemudian kebun
kopi di Manggarai timur itu berhektar-hektar luasnya dan hampir semua petani di
Manggarai Timur menanam pohon uang ini.
weta christin |
Rupanya ini bukan hanya sekedar slogan semata dan benar saja,
karena saat ini pohon uang lah yang bisa menyekolahkan kami anak-anak petani kopi
asal Manggarai Timur termasuk saya salah satunya.
Meskipun bapak dan Ibu saya tidak memiliki gaji bulanan
seperti orang tua lainya. Namun ada semacam pola yang sudah tertanam kuat dalam
benak saya. Ibu saya biasanya selalu mengutamakan uang sekolahnya saya dan adik
perempuan saya christin.
Pada bulan-bulan musim panen kopi datang ibu selalu menyisipkan
uangnya untuk memenuhi kebutuhan sekolah kami berdua. Setelah itu baru di pakai
untuk keperluan lainya seperti wale anak rona (upacara adat) dan keperluan
lain. Meskipun ibu saya hanya mengenyam
pendidikan SD, akan tetapi Beliau paham betul mengatur keuangan dalam keluarga.
Pola yang ibu gunakan itu tepat sekali. Pola yang
mengajari saya bagaimana mengatur keuangan, memanage uang belanja dan itu sudah
jauh-jauh hari diajarkan oleh kedua orang tua saya sejak saya masih ingusan.
Pola tersebutlah yang menjadi landasan bagi saya untuk
bertingkah, menjauhkan diri dari gaya hidup hedonis dan mewah. Pola yang
mengajarkan saya tentang gaya hidup sederhana dan saya yakin pola yang sama
juga di lakukan oleh semua anak petani kopi asal Manggarai Timur yang berstatus
Mahasiswa.
Ada dua buah istilah yang sampai saat ini selalu
terngiang dalam benak saya yakni “pi,it” dan “ngirik”. “pi,it” yang artinya
berhemat, berarti membelanjakan uang seperlunya saja.
Sedangkan “ngirik” berarti berusaha memenuhi kebutuhan
yang sangat fundamental, harus terpenuhi. Meskipun dua istilah ini terkadang
kontradiktif namun bisa dijadikan landasan hidup.
Menjadi mahasiswa yang berasal dari keluarga yang
pas-pasan seperti saya terkadang sebuah dilemma. Di satu sisi kita dihadapkan
dengan pilihan gaya hidup yang wah,,,,mewah atau hedonis. Akan tetapi disisi lain
kemampuan financial tidak cukup.
Jangankan untuk hidup mewah, untuk bayar uang SPP saja
terkadang nunggak. Terkadang nama saya yang selalu diumuin di group line di
kampus.
Disebut-sebut bukan karena hal yang baik, akan tetapi
disebut-sebut karena belum melunasi uang SPP. Miris memang dan itu seringkali
terulang-ulang setiap semester.
Akan tetapi sejauh ini masih bisa teratasi meskipun
tertatih-tatih. Dengan di bantu oleh penghasilan pribadi saya karena saya
adalah seorang mahaisswa yang juga bekerja di siang harinya.
Saya |