Oleh Antonius Rahu***
Pergantian tahun, selalu menjadi moment yang menarik
untuk dilalui. Pergantian tahun atau yang sering disebut tahun baru menjadi
momen yang menarik karena bisa kumpul bersama keluarga, melewati detik-detik
terakhir menjelang pergantian tahun.
Ada sejumlah kegiatan yang dilakukan bersama orang
tercinta seperti do,a bersama, kumpul dan makan bersama serta kegiatan-kegiatan
lainya yang bisa meningkatkan rasa keintiman dalam keluarga.
Euphoria pergantian tahun selalu menjadi menarik untuk di
ingat. Eupforia tahun baru akan terus berlanjut dari tahun ke tahun dari
generasi ke generasi.
Tahun baru menjadi kesempatan bagi sebagaian orang untuk
merefleksikan sejauh mana kehidupan yang dilalui seseorang dalam setahun yang
telah di lewati.
Bukan hanya itu, Tahun baru menjadi kesempatan untuk menyusun
strategi yang matang dan mantap dalam memenangkan kompetisi yang sengit dan
menegangkan dalam setiap pergumulan hidup seseorang.
Jika di ibaratkan dengan sebuah novel, maka satu tahun
yang di lalui adalah satu buah novel yang sudah di cetak. Sementara satu tahun
berikutnya adalah satu buah novel yang akan di tulis. Kemuadian muncul
pertanyaan dalam benak yakni siapa penulisnya? Jawabanya tentu saja setiap
pribadi kita.
Terkait analogy novel dan tahun baru, maka ada satu novel
yang kita rajut dan tulis bersama. Novel itu diberi nama 2017.
Dua ribu tujuh belas itulah judul buku novel yang akan
kita rangkai bersama ke depan.
Berkaca dari cerita sebelumnya, tentu saja ada beberapa
hal penting yang akan dijadikan bahan refleksi bagi kita untuk merangkai kisah-kisah
baru di bab-bab awal novel 2017.
Lembaran-lembaran kosong sudah disiapkan, sementara pena
sudah disiapkan. Halaman pertama di hari ini tanggal 1 januari 2017 sudah kita
lalui bersama.
Lembaran-lembaran kosong di halaman berkiutnya sudah
disiapkan tugas kita adalah merajut kisah, mengisi halaman-halaman kosong
tersebut.
Apakah kisah-kisah pahit akan terulang kembali di novel
2017 ataukah kisah-kisah manis? Tentu saja sebagai penulis, kitalah yang
mengetahuinya.
Kitalah yang memegang kendali, kemana ceritanya akan di
bawa, novel dua ribu tujuh belas tampaknya penuh dengan misteri.
Synopsis ceritanya akan sangat susah di tebak, karena
memang rangkaian certanya masih dalam proses penulisan.
Hanya bermodalkan pengalaman dan kisah yang sudah kita
rajut bersama dalam novel edisi sebelumnya yang di beri nama novel 2016 kita
dapat menyusun dan mendesain cerita dalam novel 2017 yang akan kita rangkai
bersama.
Semoga ceritanya menarik dan bukan menyedihkan apalagi
jika kisah-kisah pilu dalam edisi sebelumnya terulang kembali di edisi 2017 bak
fungsi periodic.
Tentu ini sangat tidak kita harapkan. Selamat merajut kisah
membubuhi lembaran-lembaran kosong di halaman-halaman berikutnya.
Salam hangat
Antonius Rahu
penulis