- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Mencari Mutiara Tersembunyi di Lamba Leda Manggarai Timur

    Penulis: Antonius Rahu | Editor:Tim Redaksi
    26 Mei, 2017, 11:47 WIB Last Updated 2018-01-17T10:53:32Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1




    Kecamatan Lamba Leda adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Manggarai Timur, dengan batas selatan Kecamatan Poco Ranaka, batas utara Laut Flores batas timur Kecamatan Lengko Elar dan batas barat Kecamatan Cibal Kabupaten Manggarai.

    Dengan topografi yang bergunung-gunung maka kecamatan Lamba Leda merupakan daerah yang masih terbelekang. Dua jalan utama yang menghubungkan Lamba Leda Selatan dengan Lamba Leda utara kondisinya sangat memprihatinkan, padahal kedua ruas jalan ini merupakan urat nadi arus perekonomian di kecamatan Lamba Leda.

    Potensi ekonomi cukup menjanjikan dengan komoditi andalan adalah kopi, kemiri, jambu mete, pinang, jagung, pisang, dll. Sayangnya kondisi ruas jalan yang menjadi urat nadi transportasi yang kurang mendukung maka roda perekonomian agak tersendat, selai itu para petani sangat sulit untuk memasarkan sendiri komoditasnya ke pasar. 
    Hubungi kami di WA 082342994060 untuk pemasangan Iklan

    Lamba Leda merupakan sentra pengrajin tenun ikat khas Manggarai yaitu kain songke (towe/nae songke) yang merupakan salah satu warisan budaya khas Manggarai.

    Kain songke mempunyai motif-motif kuno seperti lolo cumbi berbentuk segi tiga, luni matang puni menyerupai ketupat, matang ntewer bersegi empat. Masing-masing motif mengungkapkan kehidupan komunitas manusia.


    Lolocumbi melukiskan segi-segi kehidupan. Manusia hidup dalam komunitas kampung (beo bate elor), rumah tinggal (mbaru gendang-mbaru bate kaeng) dan tanah-ladang (lingko randang-uma bate duat).

    Matang puni/luni matang puni menyerupai ketupat menggambarkan hidup berjalan terus bak pohon pakis yang tetap hidup sepanjang musim. Matang ntewer bersegi empat mengandung sanjungan bagi wanita yang rajin berkarya dan mempunyai keterampilan menenun.

    Motif ini juga melukiskan para perantau agar tidak lupa akan tempat kelahiran/kampung halaman. Apa daya motif kuno sudah tinggal kenangan saja. Orang-orang tak lagi terpaku pada motif-motif kuno. Mereka mengembangkan dengan variatif, seperti swastika, meander, tumpal, manusia dan binatang. 

    Swastika menyerupai salib dengan silang membengkok dalam sudut siku-siku. Ornamen yang melambangkan peredaran semesta, seperti matahari, bulan dan bintang nun jauh di langit atas dan alam bumi di bawah.


    Meander adalah ragam rias berupa garis tepi dengan lengkungan siku-siku. Ini menyatakan lika-liku hidup manusia bagaikan kelokan sungai sepanjang aliran air. Tumpal ialah motif dengan carik lukisan tiga setrip- jalur garis yang berjajar. Motif tumpal mirip corak batik.

    Sebagai salah satu daerah penghasil kain Songke, Lamba leda merupakan daerah kecamatan yang memiliki prospek ekonomi yang baik ke depanya.

    Selain itu, jika anda berkunjung ke wilayah ini, anda akan disuguhi kopi pa,it, (Kopi tanpa Gula), serta dialeg masyarakatnya yang sangat khas, mungkin anda perlu menyesuaikan terlebih dahulu jika pertama kali ke sana.

    Selain terkenal dengan songkenya, Lamba Leda juga terkenal dengan keramahan penduduknya, selain itu, bagi kalian yang masih jomblo seperti saya ini???

    Main-mainlah ke Lamba Leda siapa tahu ketemu molas Lamba –Leda yang cantik-cantik.


    Penulis: Putra asli Manggarai Timur, pemerhati budaya Manggarai saat ini menetap di Bali
    Komentar

    Tampilkan

    ads