Kecamatan Lamba Leda adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten
Manggarai Timur, dengan batas selatan Kecamatan Poco Ranaka, batas utara Laut
Flores batas timur Kecamatan Lengko Elar dan batas barat Kecamatan Cibal
Kabupaten Manggarai.
Dengan
topografi yang bergunung-gunung maka kecamatan Lamba Leda merupakan daerah yang
masih terbelekang. Dua jalan utama yang menghubungkan Lamba Leda Selatan dengan
Lamba Leda utara kondisinya sangat memprihatinkan, padahal kedua ruas jalan ini
merupakan urat nadi arus perekonomian di kecamatan Lamba Leda.
Potensi ekonomi cukup menjanjikan dengan komoditi andalan adalah kopi, kemiri,
jambu mete, pinang, jagung, pisang, dll. Sayangnya kondisi ruas jalan yang
menjadi urat nadi transportasi yang kurang mendukung maka roda perekonomian
agak tersendat, selai itu para petani sangat sulit untuk memasarkan sendiri
komoditasnya ke pasar.
Lamba Leda merupakan sentra pengrajin tenun ikat khas Manggarai yaitu
kain songke (towe/nae songke) yang merupakan salah satu warisan budaya khas
Manggarai.
Kain songke mempunyai motif-motif kuno seperti
lolo cumbi berbentuk segi tiga, luni matang puni menyerupai ketupat, matang
ntewer bersegi empat. Masing-masing motif mengungkapkan kehidupan komunitas
manusia.
Lolocumbi melukiskan segi-segi kehidupan.
Manusia hidup dalam komunitas kampung (beo bate elor), rumah tinggal (mbaru
gendang-mbaru bate kaeng) dan tanah-ladang (lingko randang-uma bate duat).
Matang puni/luni matang puni menyerupai
ketupat menggambarkan hidup berjalan terus bak pohon pakis yang tetap hidup
sepanjang musim. Matang ntewer bersegi empat mengandung sanjungan bagi wanita
yang rajin berkarya dan mempunyai keterampilan menenun.
Motif ini juga melukiskan para perantau agar
tidak lupa akan tempat kelahiran/kampung halaman. Apa daya motif kuno sudah
tinggal kenangan saja. Orang-orang tak lagi terpaku pada motif-motif kuno.
Mereka mengembangkan dengan variatif, seperti swastika, meander, tumpal,
manusia dan binatang.
Swastika menyerupai salib dengan silang
membengkok dalam sudut siku-siku. Ornamen yang melambangkan peredaran semesta,
seperti matahari, bulan dan bintang nun jauh di langit atas dan alam bumi di
bawah.
Meander adalah ragam rias berupa garis tepi
dengan lengkungan siku-siku. Ini menyatakan lika-liku hidup manusia bagaikan
kelokan sungai sepanjang aliran air. Tumpal ialah motif dengan carik lukisan
tiga setrip- jalur garis yang berjajar. Motif tumpal mirip corak batik.
Sebagai
salah satu daerah penghasil kain Songke, Lamba leda merupakan daerah kecamatan
yang memiliki prospek ekonomi yang baik ke depanya.
Selain itu,
jika anda berkunjung ke wilayah ini, anda akan disuguhi kopi pa,it, (Kopi tanpa
Gula), serta dialeg masyarakatnya yang sangat khas, mungkin anda perlu
menyesuaikan terlebih dahulu jika pertama kali ke sana.
Selain terkenal
dengan songkenya, Lamba Leda juga terkenal dengan keramahan penduduknya, selain
itu, bagi kalian yang masih jomblo seperti saya ini???
Main-mainlah
ke Lamba Leda siapa tahu ketemu molas Lamba –Leda yang cantik-cantik.
Penulis: Putra asli Manggarai Timur, pemerhati budaya Manggarai saat ini menetap di Bali