Ilustrasi toto kopi di Manggarai |
Tidak ada hari tanpa minum kopi, mungkin
itulah kalimat yang pas untuk kami di Manggarai Timur, di sana ketika kita
bertamu atau “lejong” ke rumah orang, tamu atau “meka” itu langsung disuguhi
minuman yang satu ini.
Kalau di daerah lain, minuman kopi itu
dipadukan dengan gula, maka di Manggarai Timur jangan pernah berharap kalian
akan merasakan nikmatnya kopi dan gula, karena masyarakat di sana tidak
menggunakan gula sebagai pemanisnya.
Di manggarai Timur, kopi itu disajikan
tanpa Gula, kami sering menyebutnya kopi pa,it ( kopi tanpa Gula). Itulah keunikan kami orang Manggarai
Timur, unik dari segi bahasa yang multi dialektika, dan juga masih banyak
keunikan lainya. Makanya jangan lupa kunjungi Manggarai Timur ya,,,,,,hahaha
Ngomongin minuman kopi dan keunikanya,
di Manggarai Timur juga ada keunikan tersendiri dari minum kopi ini.
Selain kopinya pa,it alias pahit, ampas
kopi yang di ujung gelas atau mug pun ada kegunaanya, ampas-ampas tersebut bisa
dipakai untuk meramal masa depan.
Toto kopi, begitulah kami di Manggarai menyebutnya. Toto dalam bahasa Manggarai berarti memperlihatkan.
Jika diartikan Toto kopi adalah cara unik
untuk meramal masa depan dengan melihat pola yang terbentuk oleh ampas kopi di
pantat gelas atau cangkir.
Biasanya setelah kopi dalam mok atau
cangkir habis, cangkir tersebut kemudian ditelungkupkan hingga ampas dalam cangkir mengering dan membentuk pola-pola tertentu.
Seorang peramal yang sering disebut “ata
mbeko” kemudian meramalkan nasib dan masa depan si peminum kopi dengan
mengartikan pola-pola yang terbentuk oleh ampas kopi tersebut.
Bagaimana dan kapan kebiasaan toto kopi ini hadir di Manggarai tidak diketahui secara pasti.
Bisa jadi kebiasaan toto kopi ini juga
dibawa masuk ke Manggarai oleh orang-orang Belanda yang dahulunya
memperkenalkan kopi ke Manggarai.
Kegiatan meramal itu sendiri buka hanya
terbatas pada ampas kopi, akan tetapi dalam perkembanganya masuk dalam budaya
adat.
Dalam acara-acara adat yang menggunakan
hewan kurban, selalu diadakan kegiatan meramal atau biasa disebut toto urat.
Jika dalam toto kopi seorang peramal membaca masa depan dari pola-pola yang
terbentuk oleh ampas kopi, maka dalam toto urat, seorang peramal membaca
tanda-tanda yang terdapat dalam usus hewan korban. Hasil ramalan digunakan
sebagai acuan sebelum suatu acara adat atau kegiatan dilakukan.
Hubungi kami di WA 082342994060 untuk pemasangan Iklan |
Itulah toto kopi di Manggarai yang cukup unik, jika kita bicara akurasi dari hasil ramalan, itu masih relative, artinya bisa benar bisa saja salah.
Saya lima tahun lalu juga pernah diramal oleh seorang
tukang toto kopi di kampung atau yang sering disebut “ata mbeko”.
Itulah toto kopi, suatu kebiasaan orang Manggarai yang masih
ada sampai saat ini, suatu teknik meramal masa depan dari ampas kopi diujung
cangkir.***
Penulis: Antonius Rahu, Alumnus SMA N 1 Ruteng, suka menulis, senang bersosialisasi, Cycling, traveling, suka musik saat ini menetap di Denpasar Bali.