- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Ketika Kuliah Hanya Bertujuan untuk Jadi PNS

    Penulis: Antonius Rahu | Editor:Tim Redaksi
    12 Agustus, 2017, 00:36 WIB Last Updated 2017-12-17T05:26:50Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1
    Foto Ilustrasi

    Pendidikan merupakan aspek terpenting dalam mendongkrak kemajuan sebuah negara. Melalui pendidikan, seseorang dididik dan ditempa menjadi manusia yang berguna dan bisa bersaing,di masa depan.

    Itulah sebabnya, pemerintah melakukan investasi yang besar di bidang pendidikan, dengan anggaran APBN 20%, melalui program-program yang digulirkan pemerintah saat ini.

    Meski memang hasilnya belum kelihatan dalam waktu singkat, karena pendidikan termasuk jalur investasi jangka panjang, jika diinvestasi saat ini 20 sampai 30 tahun lagi baru kelihatan hasilnya.

    Memang idealnya demikian, akan tetapi karena pandidikan merupakan investasi yang paling berharga, itulah sebabnya pemerintah tetap komit mengalokasikan APBN sebesar 20%.

    Lembaga pendidikan sebagai mesin pencetak sumber daya manusia juga sangat diperlukan dalam memuluskan langkah dan komitmen pemerintah tersebut.

    Maka sekolah dan kampus di seluruh pelosok negeri tumbuh pesat bak jamur di musim hujan, dari Sabang sampai Merauke, dari pulau Nias Hingga Pulau Rote.

    Ini merupakan angin segar bagi generasi muda, karena sekolah sebagai mesin pencetak Sumber Daya Manusia (SDM), di Indonesia tersebar dimana-mana.

    Akan tetapi sejenak timbul pertanyaan dalam benak saya, yakni tentang lulusan Sarjana dan karirnya kelak.

    Bagi sebagian orang, Kuliah merupakan hal yang sangat penting, oleh karena itu orang-orang ini akan berjuang agar bisa mengenyam pendidikan tinggi untuk bekal hidupnya di masa depan.

    Lulusan perguruan tinggi dinilai mudah mendapatkan pekerjaan, karena para lulusan ini sudah dibekali dengan ilmu yang cukup mumpuni.

    Seyogyanya demikian, akan tetapi mari kita melihat fakta yang ada.

    Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik provinsi NTT per juli 2017, jumlah pengangguran terbuka berdasarkan latar belakang pendidikan di provinsi tersebut cukup mencengangkan.

    Pengangguran tertinggi masih didominasi oleh lulusan sarjana, yang idealnya mudah mendapatkan pekerjaan.

    Ini merupakan hal yang cukup mencengeangkan saya. Lantas, mengapa ini bisa terjadi?

    Saya mencoba membedahnya dari sudut pandang yang berbeda dengan pembaca sekalian.

    1. Kuliah untuk Mengejar PNS
    Rasanya sulit menampik anggapan bahwa kuliah, bagi sebagian kalangan mudah dinilai sebagai langkah untuk mengejar karir Pegawai Negeri Sipil.

    Ini pemikiran yang sampai saat ini masih tumbuh subur di sebagian kalangan mudah kita. Maka ketika lulus kuliah, golongan ini rela menganggur menunggu jadwal test PNS.

    Selama masa kuliah, golongan ini tidak mau mengembangkan bakat dan hobinya, bermalas-malasan di kos merupakan rutinitas harian mereka selama kuliah.

    Akibatnya usai masa kuliahnya kaum ini hanya benar-benar dibekali Ijazah, tanpa ketrampilan kerja. Padahal mereka lupa skill atau ketrampilan merupakan senjata yang paling ampuh untuk bisa bersaing dengan rival lainya di dunia kerja kelak.

    2. PNS sebagai Indikator Keberhasilan Anak
    Sebagian orang tua hingga saat ini masih menempatkan indikator keberhasilan anaknya dari sisi lulus PNS.

    Artinya anaknya baru dikatakan berhasil jika diterima sebagai PNS. Hmmmm.........!! padahal jika saya mengutip pernyataan dari salah satu tokoh terkemuka di NTT orang tidak hanya hidup dari PNS saja.

    3. Lulusan Sarjana Tidak Miliki Ketrampilan Lain
    Skill atau ketrampilan merupakan salah satu faktor penting dalam dunia kerja, apa lagi menghadapi persaingan dunia kerja yang sangat ketat seperti sekarang ini.

    Akibatnya lulusan sarjana yang tidak terserap di dunia kerja kian menumpuk, dan populasi gelandang berdasi kian bertambah.

    4.Cara Pandang yang Keliru dan Faktor Gengsi
    Yupss......itu dia, faktanya saat ini orang yang lulus sarjana itu harus bekerja di kantoran, berdasi dan meeting dengan client setiap hari.

    Akan tetapi itu hanyalah ekspektasi dan cara pandang orang yang keliru tentang pendidikan, bagi saya lulusan sarjana itu akan lebih elok ketika bisa berwira usaha, minimal bisa menghidupi diri sendiri dulu.

    Biar tidak berharap dan berdesak-desakan di jalur PNS. kebayangkan gimana krenn nya  kalau lulus kuliah, terus buka usaha sendiri?

    Maka dari itu, ayo berwirausaha karena itu semua belum terlambat bagi kita, its not too late lah kata orang.

    Penulis: Desk Editor salah satu media massa saat ini menetap di Denpasar Bali
    Komentar

    Tampilkan

    ads