salah satu kendaraan terpaksa menyebrangi sungai |
[Congkasae.com/Artikel] Kecamatan Elar Selatan, merupakan satu dari sekian kecamatan di Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT yang menyimpan banyak potensi dan kekayaan alam.
Letak geografisnya yang sangat strategis menjadikan wilayah ini sangat subur. Komoditas unggulan di kecamatan ini adalah Padi, Jagung, Kopi, Kemiri, Kakao, dan masih banyak lagi.
Sebagian besar penduduk Elar selatan berprofesi sebagai petani. Beberapa waktu lalu, congkasae.com berkesempatan mengunjungi masyarakat Elar selatan.
Kami melakukan perjalanan ke arah timur kota Ruteng, menuju Mamba salah satu kampung di kecamatan Elar Selatan. Dari Ruteng ibukota kabupaten Manggarai Tengah, kami berangkat pukul 07:00 Wita.
beberapa kendaraan terjebak macet karena jalan jelek |
Ini merupakan perjalanan pertama yang kami lakukan setelah hampir sepuluh tahun tidak menginjakan kaki di bumi Manggarai Timur.
Sejenak, kondisi jalanan tampak mulus, ketika keluar dari kota Ruteng, sampai di pertigaan Mano, kami memilih arah Bea Laing dan Elar.
Pemandangan asri berupa kebun kopi yang diselingi rumah-rumah penduduk memanjakan mata. Pemandangan yang seolah alam Manggarai Timur sedang menceritakan pada kami inilah Manggarai Timur.
Setelah beberapa menit mobil yang kami tumpangi melaju, tibalah saatnya, kami memasuki Puar Mese, yakni sebuah hutan yang saat ini masuk dalam wilayah Taman Wisata Alam (TWA) kabupaten Manggarai.
Udara yang sejuk serta nyanyian burung Ngkiong mengingatkan kami pada masa kecil ketika menyusuri rimba, mencari kayu bakar serta berburu kaka Ngkiong.
sekitar tiga puluh menit mobil menyusuri hutan Puar Mese, sayangnya pemandangan dalam hutan ditutupi oleh tanaman sensus yang menutupi kaca mobil.
Sejauh yang kami amati kondisi jalan tampak mulus sampai di Mukun. Namun kondisi tersebut mendadak tergantikan oleh kubangan air yang berisi lumpur ketika kami memasuki wilayah Manus dan Mabta.
Tak ada lagi kerikil atau bebatuan yang ada hanyalah lumpur |
Di Golo Robo sebelum memasuki kampung Mbata desa Rana Mbata misalnya, dengan kondisi jalan yang dikelilingi oleh tebing yang curam, kondisi jalan di beberapa titik tampak rusak parah.
Hal yang lebih ekstrim adalah kondisi jalan setelah melewati kampung Mbata. Di badan jalan tak terlihat lagi aspal yang tampak di mata hanyalah lumpur tanpa bebatuan atau krikil.
Kondisi ini menyulitkan mobil yang kami tumpangi untuk bergerak karena sangat licin dan berbahaya jika dilalui.
terkadang kendaraan harus rela berjam-jam berusaha keluar dari kubangan lumpur |
Kondisi ini rupanya kerap dialami warga Elar Selatan terutama memasuki musim hujan seperti saat ini.
Berikut ini beberapa fakta Unik tentang jalur Elar Selatan yang jarang diketahui.
1. Jalan Provinsi
Jalur Elar Selatan merupakan salah satu jalur tengah pulau Flores yang saat ini berstatus jalan Provinsi. Artinya dana yang dikucurkan untuk membenahi jalan ini bersumber dari dana APBD provinsi NTT.
2. Dibangun sejak tahun 1989
Jalur ini dibangun sejak tahun 1989, saat itu bupati Manggarai masih dijabat oleh Gaspar Parang Ehok. Semenjak dibangun, jalur Elar Selatan tak pernah disentuh oleh pembangunan.
3. Urat nadi warga Elar Selatan
Jalur Elar Selatan telah menjadi urat nadi warga Elar Selatan, karena menjadi satu-satunya akses keluar masuk warga Elar Selatan.
4. Jalur paling ekstrim di NTT
Jalan Elar Selatan dapat dikatakan jalur paling ekstrim di provinsi NTT, karena saat ini kondisi ruas jalan tersebut sangat rusak parah serta tidak layak dilalui kendaraan.
Di bagian badan jalan tidak tampak lagi kerikil atau bebatuan yang ada hanyalah lumpur dan kubangan air di sepanjang titik.
5. Alat transportasi berhenti beroperasi jika musim hujan
Hal yang paling mengerikan bagi warga Elar Selatan adalah jika musim hujan tiba. pasalnya semua kendaraan dengan trayek Elar Selatan akan berhenti beroperasi.
di musim hujan tak ada kendaraan ke Elar Selatan |
Kondisi tersebut sangatlah menyulitkan warga Elar Selatan karena otomatis mereka akan terisolir.