Bukit Ndalo diambil dari kampung Bebot |
[Congkasae.com/Wisata]– Siang itu udara cukup panas, maklum
musim kemarau masih berlangsung, beberapa warga desa Mokel Morit kecamatan Kota
komba kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT tengah bergegas mendaki puncak
bukit Ndalo yang jaraknya cukup dekat dari kampun Bebot.
Beberapa orang ibu
tampaka menggendong keranjang yang berisikan makanan, menuju puncak bukit. Sementara
beberapa orang pria paruhbaya membawa beberapa peralatan memasak.
Rupanya hari itu
sedang berlangsung upacara adat di puncak bukit Ndalo, oleh warga setempat
upacara itu disebut “teing hang embo” yakni upacara memberikan persembahan pada
leluhur.
Ndalo, merupakan
salah satu bukit kecil yang memiliki sejarah panjang bagi warga mokel dan Manus
di masa lalu.
Salah satu kkuburan kuno yang direstorasi kembali |
Konon katanya, bukit
Ndalo dulunya merupakan banteng perang ketika perang Kegor sedang berkecamuk di
wilayah Manus dan Mokel.
Nenek moyang suku
Mokel kala itu menjadikan bukit Ndalo sebagai banteng pertahanan. Di tempat ini
pulah embo Karrong dan embo Wae Mese dikuburkan. Keduanya merupakan nenek
moyang suku Mokel saat ini.
Karenanya Congkasae.com
berkesempatan mengunjungi bukit Ndalo beberapa waktu lalu, bersama beberapa
warga desa Mokel Morit, kami mendaki bukit yang cukup terjal itu.
Kami memulai
perjalanan dari kampung Bebot, sebuah kampung yang terletak di kaki bukit
Ndalo.
Tanjakan yang cukup
terjal menyulitkan perjalanan kami kala itu, apalagi bau khas yang bersumber
dari tanaman kopi yang sedang berbunga menyengat di hidung.
Dalam perjalanan
terdapat beberapa perhentian, sayangnya kondisinya belum memadahi, para pejalan
kaki hanya bisa melewati jalan ini ketika musi kemarau tiba.
Sementara dimusim
hujan, jalur ini hampir tak dapat dilalui karena kondisinya akan sangat licin,
apalagi tanjakannya cukup terjal.
Setelah setengah
jam kami melakukan perjalanan, akhirnya kami sampai di atas bukit.
Hal tersebut
ditandai sengan undakan Batu yang menjadi ring pertahanan luar bukit Ndalo. Undakan
batu tersebut konon katanya kala itu dibangun oleh “darat” alias peri.
Setelah beberapa
meter berjalan, kami kembali menemukan undakan batu yang sama. Ini merupakan
ring pertahanan ke dua dari banteng Ndalo.
Tumpukan batu yang diyakini sebagai compang atau mesbah |
Beberapa meter dari
ring dua itu, kami menemukan tumpukan batu, ada satu batu lonjong yang berdiri
kokoh. Ini disinyalir menjadi Compang alias mesbah bagi warga yang mendiami
bukit Ndalo di masa silam.
Rasa penasaran akan
sejarah kelam bukit Ndalo pun berkecamuk dalam diri ketika Congkasae.com
menemukan beberapa kuburan kuno yang kembali direstorasi.
Setidaknya di
tempat itu terdapat dua kuburan dan batu nisanya tertulis Embo Karrong dan embo
Wae Mese. Pertanyaan mengenai sosok dua nama ini akan menjadi episode lanjutan
dari tulisan ini.
Saat ini di puncak Ndalo,
terdapat salah satu Gua Maria yang dibangun tahun 2011. Warga sekitar bukit
seringkali mengunjungi bukit ini terutama pada bulan mei dan oktober.
Yoseph Sani yang
merupakan salah seorang warga kampung Bebot mengatakan jika dirinya seringkali
mengunjungi puncak Ndalo terutama ketika
bulan maria tiba.
“jika bulan rosario
seperti mei dan oktober, kami selalu mengunjungi bukit ini, “katanya kepada Congkasae.com
di bukit Ndalo baru-baru ini.
Ia juga mengatakan
bukit Golo Ndalo merupakan salah satu tempat mistis. Pasalnya, kata dia, di
bukit ini terdapat salah satu situs bersejarah berupa undakan batu yang
merupakan ring pertahanan.
“dulu tempat ini
merupakan benteng pertahanan kedaluan Manus, “katanya.
Ia juga mengatakan,
jika berdoa di tempat ini, terdapat banyak keanehan, “meski siang hari,
terkadang kita mendengar tepukan tangan, terkadang juga suara orang berjalan di
sekitar lokasi, “katanya.
Goa Maria di sebelah kiri compang atau mesbah |
Mereka meyakini
suara itu merupakan nenek moyang karena di bukit ini dulunya merupakan salah
satu kampung yang juga merupakan benteng perang dalu Manus.
Di sebelah utara
kuburan kuno itu juga terdapat mata air yang merupakan sumber air minum (wae
teku) di masa lalu.
Mata air ini hingga
kini masih mengalirkan air yang sangat segar dan dingin seperti es meski siang
hari.
Selain itu, dari
puncak Ndalo kita bisa melihat indahnya daerah sekitar seperti mukun, Paang
Leleng, kampung Eduk, Bebot, Mbata dan masih banyak lagi.
Dari puncak Ndalo
kita juga bisa menyaksikan indahnya sawah petani yang diselingi oleh perkebunan
warga.
Pemandangan alam kampung Bebaot dari puncak Ndalo |
Selain itu,
hembusan angin yang sepoi-sepoi menjadikan Bukit Ndalo menarik untuk dikunjungi.
Bagi anda yang
menyukai sejarah dan peninggalan nenek moyang masa lalu, Bukit Ndalo merupakan
tempat yang pas untuk dikunjungi.