- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    "Julu Nuru" Sebuah Tradisi yang Masih Terpelihara di Manggarai

    Penulis: Antonius Rahu | Editor:Tim Redaksi
    15 Desember, 2017, 22:25 WIB Last Updated 2019-12-18T14:14:51Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1
    Warga Mokel Morit Matim tengah membagi daging (nuru Julu)

    [Conkasae.com/Sosbud]- Orang Manggarai pasti pernah mendengar istilah "Julu Nuru". ya Nuru julu merupakan salah satu istilah yang sangat populer di kalangan orang Manggarai Raya.
    Istilah Julu Nuru merujuk pada proses pembagian daging secara merata pada suatu kelompok orang tertentu.


    Jika diamati Julu Nuru atau Nuru Julu itu merupakan sebuah kebiasaan yang dilakukan oleh nenek moyang orang Manggarai zaman dahulu.

    Kala itu nenek moyang orang Manggarai mengenal dua musim dalam hidupnya, yakni musim "ckeng" atau musim kerja dan musim "ka'eng bo" atau musim  libur.

    Pada saat musim ckeng, orang Manggarai kala itu sibuk bercocok tanam di kebun, untuk bekal hidupnya. Musim ckeng itu sendiri berkisar antara bulan November hingga Mei.

    Sementara jika musim ka'eng bo tiba, nenek moyang orang Manggarai kala itu sibuk berburu hewan liar di hutan, seperti Rusa, Babi Hutan, Kerbau liar dan hewan hutan lainnya yang bisa dijadikan lauk.

    Ketika hendak berburu biasanya nenek moyang orang Manggarai kala itu selalu bergerombol atau berkelompok.

    Hal tersebut dilakukan dengan maksud agar buruannya mudah didapat, disamping menjalin keakraban antar sesama.

    Ketika hewan buruannya sudah diperoleh, maka orang yang dituakan dalam suatu kelompok tersebut akan bertugas untuk membagi hasil buruan kepada setiap anggota kelompoknya.

    Pembagian secara merata itulah yang kemudian diadopsi dalam sistem Julu Nuru saat ini.

    Rupanya kebiasaan tersebut tidak hanya dilakukan oleh nenek moyang orang Manggarai kala itu, akan tetapi terus berlanjut hingga saat ini.

    Hanya saja terdapat perbedaan antara Julu Nuru nenek moyang zaman dahulu dengan Julu Nuru orang Manggarai zaman sekarang.

    Jika zaman dahulu daging yang dibagikan secara merata merupakan hasil tangkapan atau perburuan, hal tersebut berbeda dengan Julu Nuru yang dilakukan oleh orang Manggarai zaman sekarang.

    Orang Manggarai zaman sekarang menggunakan hewan peliharaan untuk dijadikan daging julu. Kendati demikian, esensi atau maknanya tetap sama, yakni membagi daging secara merata.

    Jika zaman dahulu, daging julu itu tidak dibayar, maka zaman sekarang daging Julu itu dibayar, karena pemilik hewan ternak akan mengamuk kalau tidak dibayar.

    Tradisi Julu saat ini dapat dilihat sebagai salah satu cara orang Manggarai untuk meringankan biaya yang harus dikeluarkan jika hendak membeli daging.

    Jika harga daging Babi di pasaran misalnya yang menembus Rp 80.000/kg, maka dengan julu kita bisa memperoleh harga yang jauh lebih murah bisa sampai Rp 40.000/kg.

    Julu dapat dilakukan menjelang pergantian tahun seperti tahun baru, karena rata-rata orang Manggarai saat tahun baru akan mengadakan ritual Penti (persembahan kepada leluhur).

    Komentar

    Tampilkan

    ads