Petrus Selestinus |
[Congkasae.com/Kreba] Keputusan bupati Ray Fernandes untuk hengkang
dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pasca keputusan Dewan Pimpinan
Pusat partai tersebut yang mengusung
Marianus Sae dalam Pilgub NTT, patut dicurigai sebagai sebuah sikap yang sudah
direncanakan dan dirancang secara matang.
Hal tersebut diungkapkan oleh koordinator Tim Pembela Demokrasi
Indonesia (TPDI), Petrus Selestinus kepada congkasae.com Sabtu (23/12) petang.
Petrus menilai, hal tersebut terjadi bukanlah gerakan yang bersifat emosional dan spontanitas.
“Karena hingga saat terakhir berlangsungnya proses penjaringanpun, Ray
Fernandes tidak memperilihatkan kesiapan dirinya secara sungguh-sungguh
sebagaimana layaknya seorang Bacalon Gubernur hendak berkompetisi,”ucapnya.
Sebagai Kader Partai, menurut Petrus, semestinya Ray Fernandes secara
elegant dan jujur bertarung dari dalam dan tetap menunjukan sikap rela
berkorban untuk kepentingan yang jauh lebih besar.
“Dengan sikap demikian maka, Ray
Fernandes sesungguhnya kader Partai yang kalah kualitas,”tambahnya.
Kendati demikian, Petrus tidak menampik klaim bupati TTU Ray Fernandes yang mengatakan bahwa Ia telah dua periode terpilih sebagai Bupati dan menghasilkan jumlah kursi yang banyak di DPRD untuk PDIP.
“Memang itu sebuah prestasi, akan tetapi itu bukan karya
pribadi Ray Fernandes dan bukan karena faktor Ray Fernandes semata-mata,”imbuhnya.