- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Kristina Billy, Gadis Cantik Asal Sumba Siang Jadi PRT Malam Jadi Mahasiswi

    Tim Redaksi | Editor: Antonius Rahu
    09 April, 2018, 19:29 WIB Last Updated 2019-12-18T08:55:08Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1


    [Congkasae.com/Lejong] Hidup memang tak semudah membalikan telapak tangan, semua butuh perjuangan dan proses yang panjang untuk meraih kesuksesan. 

    Itulah prinsip yang dipegang teguh oleh Kristina Billy seorang mahasiswi semester VII di salah satu perguruan tinggi di Bali. Terlahir dalam keluarga dengan ekonomi lemah lantas tidak mematahkan semangat Kristina untuk mewujudkan impiannya. 

    Terbukti, semenjak duduk di bangku SMP putri ke dua dari pasangan alm Albertus Billi Padi dan ibu Adriana Denga Wola ini sudah meraih beasiswa pelajar berprestasi.

    Predikat siswa terpintar juga ia pertahankan sampai SMA semenjak duduk di kelas X sampai kelas XII  di SMA St. Alfonsius Wetebula, Sumba Barat Daya, provinsi NTT, 

    Kristina selalu meraih ranking pertama di sekolahnya. Kaernanya Kristina selalu mendapatkan beasiswa dari lembaga pendidikan tersebut. Sayangnya mimpi Kristina untuk melanjutkan pendidikan tinggi sempat terganjal oleh keadaan ekonomi yang dialami keluarganya.

    “Ayah saya sudah meninggal sejak saya duduk di bangku SMP kelas VIII, sementara ketiga kaka saya sudah menikah, dalam keluarga kami tidak ada yang laki-laki, jadi ibu harus banting tulang untuk membiayai pendidikan saya, tapi ibu hanya mampu sekolahkan saya sampai SMA saja, ini merupakan sebuah kondisi yang saya alami saat itu,”kata Kristina Bili ketika dihubungi Congkasae.com di Denpasar baru-baru ini.

    Melihat kondisi yang dialaminya, Kristina rupanya tidak patah semangat, Ia lantas meminta restu sang ibu kala itu,  agar mengizinkannya merantau ke Bali. 

    Dalam benak gadis kecil asal SBD itu, jika yang lain bisa merantau mengapa ia tidak?
    Berbekalkan informasi dari ponakannya yang duluan merantau di Bali, pada tahun 2013, Kristina meninggalkan kampung halamannya di desa We,epatando, kecamatan Wewewa timur, kabupaten Sumba Barat Daya (SBD).

    “Saya hanya nekat saja waktu itu, dalam hati saya hanya satu impian yakni bisa bekerja sambil kuliah, saya bersedia bekerja apa saja sepanjang itu halal,”ucapnya.

    Sebenarnya, menurut Kristina, sudah banyak anak muda dari desanya yang sudah merantau ke Bali, namun sayangnya hanya satu dua orang saja yang kuliah, itu pun kebanyakan yang putus di tengah jalan alias kuliahnya tidak selesai.

    “Sesampainya saya di Bali, pertamanya saya dapat kerja di salah satu vila di kawasan Uluwatu, namun karena terlalu jauh dari ponakan akhirnya saya pindah ke Denpasar,”kisahnya.

    Di Denpasar, Kristina rupanya bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga alias PRT. Dengan gaji PRT yang tidak seberapa, Kristina mengaku rajin menabung kala itu. 

    Apalagi sebagai PRT Kristina diberi tempat tinggal oleh sang majikan, ini merupakan kesempatan baik bagi gadis Sumba Barat Daya itu untuk mewujudkan impiannya.

    “Setelah hampir setahun saya bekerja di majikan itu, saya meminta ijinnya agar saya bisa sambil kuliah sore harinya, kebetulan majikan saya juga orangnya baik sekali, beliau langsung mengiyakan permintaan saya,”katanya.

    Berkat ketekunan dan kepolosannya, Keristina juga diberikan sepeda Motor dan Laptop oleh majikannya untuk menunjang perkuliahan gadis SBD itu.

    “saya rasa sepertinya saya sedang tinggal dengan bapa mama di Sumba, mereka (Majikan) itu baik sekali,”aku nya. Sebagai seorang mahasiswa, Keristina tentu kerap ditanyai oleh rekan bahkan dosennya terkait pekerjaanya di Bali, namun gadis SBD itu tidak malu mengatakan jika Ia bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga.

    Suatu ketika, menurut Kristina, sang dosen pernah menanyakan perkerjaan kepadanya. Dengan tegas Kristina menjawab kalau dirinya bekerja sebagai PRT di salah satu rumah tangga.

    “Dosen saya langsung bilang, kok bisa ya, Seorang mahasiswi bekerja sebagai PRT? Saya langsung bilang sama beliau kala itu, ya bisa saja pak yang penting halal,”kisah Kristina.

    Saat ini Kristina sedang menyusun Proposal untuk skripsinya, selama ini biaya kuliahnya dibayar menggunakan gajinya sebagai Pembantu Rumah Tangga, tak jarang Kristina harus mengirimi sang Ibu di kampung terutama ketika hari raya Natal tiba.

    Kristina berpesan kepada kaum muda asal NTT yang ada di Bali untuk meninggalkan gengsi dalam dirinya, jika ingin sukses.

    “Kebanyakan kita orang timur ini kan gengsi dan malu ya, jika bekerja di sektor rumah tangga, saya berpesan tinggalkan itu semua, tetap jujur dan rajin, maka atasan pasti memperhatikan kita, dan apapun impian kita pasti akan tercapai,”katanya.

     Setelah lulus kuliah Kristina berencana akan pulang ke kampung halamannya untuk membangun dunia pendidikan, mengabdikan dirinya untuk generasi penerus di Sumba Barat Daya.***

    Komentar

    Tampilkan

    ads