***Oleh Agus Thuru***
Kekasih-kekasih bersemayam
Di lereng gunung tanah leluhur
Menghembuskan nafas kehidupan
Meniupkan roh
penyemangat
Ke seluruh
penjuru tanah warisan
Tempat anak cucu menaruh harapan
Menuai buah-buah kehidupan
Mantra-mantra sakral
Masih mengalir dari
mata hati
Merasuk jiwa anak
cucumu
Membersihkan
bilur-bilur kianat
Agar pulang ke tanah datar
Tempat tiang-tiang
kokoh berdiri
Tak tergoyahkan selamanya
Kekasih-kekasih
bersemayam
Di kuburan batu alam
Yang dipahat tangan-tangan bijak
Dioles dengan darah korban
Disatukan dengan
janji kesetiaan
Bahwa pewarisan
harus dilakukan
Walau pergantian abad
ke abad
Tak bisa lagi tersangkalkan
Kekasih-kekasih
berdiam di tanahku
Menebar roh ke seluruh penjuru
Setia menyapa anak cucunya
Agar hidup disuburkan
Dan jiwa dimampukan
Untuk membagi buah-buah
kebaikan
Sebelum ia
memanggil:Mari pulang!
Dan kita pun menyerah.
Agus Thuru adalah wartawan senior kelahiran Ngada, Flores, NTT. Saat ini menetap di Bali