- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    [Puisi] Tentang Rumah Adat Yang Terbakar

    Tim Redaksi | Editor: Antonius Rahu
    29 Agustus, 2018, 17:53 WIB Last Updated 2018-08-29T10:53:08Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1


     ***Oleh Agus Thuru***

    Atap alang-alang boleh musnah
    Dilalap kobaran api
    Tapi roh leluhur tetap hidup
    Menjiwa  pada seluruh jiwa
    Anak cucu keturunannya

    Puing-puing bangunan Sa'o Ngaza *)  
    Menggores luka di kedalaman hati
    Tapi tidak untuk meluluhkan hasrat
    Karena  jiwa dan raga anak keturunan
    Masih kuat untuk kembali tegak berdiri

    Ngadhu )  dan bhaga) boleh  dilahap api
    Lebur pada debu tanah leluhur
    Tapi namanya tetap  kuat tertanam
    Dalam  aliran  darah para pewarisnya
    Esok di saatnya  dibangun kembali

    Batu-batu magis  di kuburan leluhur
    Pada ture*) mesbah persembahan
    Dan  tiang batu  bermakna nama besar
    Akan tetap  ada di kampung  kesuburan
    Menyongkong jiwa  untuk  bangkit.

    Jiwa-jiwa tulus masih dilahirkan
    Untuk menyusun kembali
    Batu-batu yang berserakan
    Menyulam kembali bilah-bilah kayu
    Menjadi  rumah  bersemayam leluhur

    Ritual-ritual  akan tetap berakar
    Di tengah cucuran keringat pengabdian
    Kekuatan anak cucu suku keturunan
    Akan mendirikan  tiang yang kokoh
    Dan leluhur  merangkul  dengan cinta

    Kampung  kita
    Leluhur kita
    Jiwa kita
    Kehidupan kita
    Selamanya  tak akan termusnahkan

    Denpasar, 29 Agustus 2018
    Mengenang Terbakarnya Kampung Maghilewa (1990), Kampung  Watu
    ( 2016 ) dan Kampung Gurusina.*) Mohon  kebaikan  dari mosalaki DR.  Vian Watu untuk mejelaskan artinya. Terima kasih mosalaki.
    Agus Thuru
    Agus Thuru merupakan wartawan senior kelahiran Ngada, Flores, NTT. Saat ini menetap di Denpasar.


    Komentar

    Tampilkan

    ads