- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Lulus Kuliah Harus Jadi ASN itu Zamannya Sudah Lewat Brow

    Tim Redaksi | Editor: Antonius Rahu
    13 September, 2018, 17:49 WIB Last Updated 2018-09-13T10:50:55Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1

    Akhir-akhir ini kabar mengenai adanya pembukaan formasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sangat ramai diperbincangkan khayak umum.

    Maklum di negara Indonesia, test CPNS ini merupakan satu-satunya peluang bagi masyarakat untuk mengabdikan dirinya bagi bangsa dan Negara.

    Kabar ini juga menjadi angin segar bagi jutaan lulusan sarjana yang selama ini masih ombang-ambing karena belum mendapatkan pekerjaan.

    Jika melihat besaran pendapatan yang didapatkan oleh seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan beragam kemudahan yang diberikan, maka tidaklah mengherankan jika Formasi test CPNS menjadi kabar yang paling ditunggu-tunggu oleh para pencari kerja.

    Buktinya akhir-akhir ini test CPNS selalu menjadi kata kunci yang populer di mesin pencari google. Lantas ada yang salah dengan fenomena ini?

    Oh tentu saja tidak, ini menunjukan tingginya rasa cinta akan negeri ini terutama dari warganya sendiri.

    Karena menjadi PNS alias Aparatur Sipil Negara itu merupakan pengabdian pada negara dan bangsa ini. 

    Dengan menjadi ASN kita bisa mengabdikan ilmu dan keterampilan yang kita miliki untuk kemaslahatan bangsa dan negara.

    Akan tetapi, yang menjadi soal adalah ketika sebagian kalangan lantas menjadikan profesi PNS ini sebagai satu-satunya profesi yang dimiliki oleh lulusan perguruan tinggi.

    Maka di sanalah timbul sebuah masalah ketimpangan antara jumlah pencari kerja dan jumlah formasi yang disediakan oleh pemerintah.

    Dalam bahasa sederhananya terjadi ketidak seimbangan antara orang yang mencari kerja dengan jumlah lowongan yang tersedia.

    Ketidak seimbangan ini menimbulkan sebuah persoalan nyata di masyarakat yakni lahirnya profesi baru yakni pengangguran.

    Ya..pengangguran merupakan istilah yang merujuk pada orang-orang yang tidak atau belum mendapatkan pekerjaan.

    Pengangguran bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti keterampilan, Ijazah, dan minimnya lapangan pekerjaan.

    Jika memiliki Ijazah namun tidak memiliki ketrampilan, maka sama saja. Anda akan menganggur juga. Inilah yang akhir-akhir ini sering dialami oleh teman-teman lulusan perguruan tinggi.

    Hal ini juga menjadi potret dunia kita di era milenial. Era dimana ketrampilan itu sangat dan lebih diperlukan dibandingkan Ijazah.

    Sadar atau tidak, saat ini kita sudah masuk ke dalam era revolusi Industri 4.0. Era dimana semua pekerjaan dan profesi diambil alih oleh teknologi.

    Hal inilah yang belum bisa diadaptasi oleh teman-teman lulusan perguruan tinggi. Sebagian dari mereka masih dimanjakan oleh adanya mimpi dan anggapan yang dibangun dalam diri sendiri yakni Lulusan Sarjana harus jadi ASN atau PNS.

    Anggapan ini pula yang menyebabkan mereka rela menekuni profesi pengangguran selama bertahun-tahun hanya untuk menanti gelombang penerimaan test CPNS.

    Mereka lupa bahwa anggapan Lulus Kuliah Jadi PNS itu sudah tidak berlaku lagi di era milenial seperti saat ini.

    Ketika Zaman menuntut kita untuk aktif berkreasi dan berinovasi dan kita masih tenang dan nyaman dengan anggapan Lulus Kuliah Jadi PNS yang dibangun sejak zaman pemerintahan Ponsius Pilatus.

    Maka kita sebenarnya sedang tertidur pulas dan menikmati mimpi indah di siang bolong. Ketika bangun kita baru menyadari bahwa sang Fajar sudah kembali ke peraduannya.

    Dan orang-orang di sekeliling kita sudah pulang dari kebun setelah seharian penuh bekerja dan kita baru menyadari betapa sialnya kita pada hari itu.

    Karena melewati seharian penuh hanya dengan tidur panjang dan menikmati indahnya dunia. Sebuah pengalaman pahit yang perlu jadi fokus kita bersama untuk kebaikan kita kedepan.

    Saatnya bangkit dan ubah persepsi anda, bahwa Lulus Kuliah harus jadi PNS itu hanyalah mimpi jika kita tidak melakukan sesuatu hal yang memiliki daya ubah bagi diri kita sendiri.

    Karena kitalah yang memiliki hak untuk menentukan masa depan kita. Saatnya putuskan dan konsisten menjalankan keputusan itu.
    Komentar

    Tampilkan

    ads