Ilustrasi |
***Oleh Agus Thuru***
Di kaki gunung Eputobi
Engkau seperti menghitung waktu
Ketika berjengkal tanah telah dilalui
Dan engkau melukis telapak perjalanan
Dari San Dominggo engkau lahir
Dan kembali setelah ibu rahim
Mengharuskan engkau memupuk benih
Untuk pengganti bila saatmu harus pergi
Tapak kakimu membekas di tanah Tuka
Tersimpan di debu kering Palasari
Terselip di lumut tua Gereja Kepundung
Tertera di seputaran Matraman
Dan pengabdian mengharuskan kembali
Menyelesaikan lukisan kehidupanmu
Di antara harum semerbak Kopi Arabika
Pada dinding Eputobi menyapamu
Dengan asap dan bara menyejukkan
Telah berapa lama engkau di sini?
Di rumah San Dominggo
Menyaksikan mereka datang
Lalu pergi setelah waktunya
Ada yang kembali untuk menengok
Dan ada yang pergi tak kembali lagi
Sedangkan engkau penunggu setia
Menghitung detak nafas hidup
Sampai pulang bila saat tiba
Pengabdianmu tak sia-sia
Seribu anak panah yang melesat
Meninggalkan engkau pada busurnya
Membawa namamu di pesiarahannya
Mereka mengenangmu dalam doa
Meski mungkin ada yang melupakanmu
Tetapi engkau tetap bersahaja
Pada hari-harimu yang semakin senja
Terima kasih Pater untuk penyerahanmu
Hokeng, 9 September 2018
Kepada: Pater Paulus Boli Lamak
Agus Thuru |