Tapi ngomong-ngomong soal traveling ke luar daerah, kalian sering menggunakan alat transportasi Darat, Laut atau Udara?
Kalau saya lebih sering menggunakan alat transportasi udara, karena menurut saya lebih nyaman, efektif dan efisien.
Meski memang saya harus mengeluarkan cost yang lebih mahal ketimbang dua moda transportasi lainnya, tapi tergantung situasi dan kondisinya.
Kalian juga pasti memiliki alasan tersendiri kan, di balik pilihan moda transportasi yang kalian pilih. Bicara soal traveling ke luar daerah, tepatnya liburan akhir tahun lalu, saya mudik ke Flores menggunakan Kapal Laut.
Namanya Kapal Motor Tilong Kabila (KM Tilong Kabila) tapi orang sering menyebutnya Kapal Tilong, mungkin karena namanya kepanjngan kalau disebutkan semua hehehe.
Saya berangkat dari Pelabuhan Benoa Bali, tepat pukul 10:00 Wita, ini adalah perjalanan pertama saya menggunakan Kapal Laut.
Mudik kali ini saya terpaksa menggunakan Kapal Laut karena saya harus membawa beberapa barang yang saya miliki, dan itu tidak bisa menggunakan Pesawat.
Di loket pemeriksaan tiket, kami dihadang oleh dua orang petugas pemeriksaan tiket, mereka meminta tiket yang kami miliki serta Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Petugas yang sudah akrab dengan orang Timor itu sesekali berbicara dengan intonasi tinggi dengan sedikit dialeg Timor, mungkin karena keseringan berinteraksi dengan penumpang dari Timor.
Padahal jika dilihat dari raut mukanya seratus persen saya yakin bukan orang Timor, hehehe singkat cerita, tibalah saatnya giliran saya yang akan menjalani pemeriksaan tiket.
Petugas langsung meminta KTP dan Tiket yang saya pegang usai mencocokan data KTP dan data yang tertera pada tiket petugas menyobek satu bagian dari tiket itu.
Petugas juga meminta saya untuk menyodorkan tangan kanan saya, tak lama dia langsung menempelkan stempel basah pada tangan kanan saya.
Saya langsung bertanya perihal stempel yang seharusnya digunakan untuk kertas namun kini digunakan untuk tangan manusia.
"Pak kenapa ya tangan saya distempel?" tanyaku penasaran.
"Baru naik kapal laut ya,?" jawabnya
Sayapun menganggukan kepala sebagai syarat bahwa saya baru pertama kali naik kapal laut.
" Jangan banyak tanya kau, ini tradisi kalau naik kapal laut, kami terpaksa menggunakan teknik ini untuk mengantisipasi penumpang tanpa tiket yang masuk ke dalam kapal," jawabnya.
Usai melewati tahapan pemeriksaan tiket (boarding pass) kami masuk ke dalam area dermaga, beberapa ibu-ibu tampak berlari kecil sembari menenteng barang-barang bawaanya.
Sementara beberapa Buruh Angkut Pelabuhan tampak berlomba-lomba memikul kardus-kardus besar yang tampaknya berat dan mereka harus berlarian.
Di tangga naik menuju kapal antrean panjang mengular, ini adalah pengalaman yang tak pernah saya temui selama ini.
Seorang Buruh Bagasi yang membawa barang bawaan saya tiba-tiba berkata "ayo brow terobos saja biar brow bisa dapat tempat di dek atas,"katanya.
"Emang kenapa kalau dapat dek atas pak?"sahutku.
"Nanti kalau dapat dek bawah kamu akan kepanasan brow,"jawabnya meyakinkanku.
"Ah santai saja pak, biar tertib kasihan yang sudah ngantre,"sahutku.
Setelah melewati antrean panjang itu kamipun sampai di dalam kapal, dalam benak saya isi dalam kapal itu seperti dalam filem Titanic yang diperan oleh Kate Winslet itu.
Ternyata ilusi saya sedikit meleset, tapi secara umum bentuk dan desain interiornya memang mirip tapi tidak semegah di filem Titanic itu.
Tilong Kabila di pelabuhan Labuan Bajo |
Di dalam kapal itu juga saya hanya mengikuti arahan petugas yang menyuruh kami turun ke dek 4 karena dek 5 katanya sudah terisi penuh.
Saya memilih dek 4 bagian belakang sebelah kiri, di dalam ruangan itu saya melihat ada barak-barak yang dilengkapi matras tempat charger dan tempat menaruh barang bawaan di atas kepala.
Beberapa orang tampak mengatur barang bawaannya, di ruangan ini saya mulai mendengar bahasa Manggarai.
"Oleh ase kut ngger one kole ite ko?" tanya seorang pria paruh baya di sebelah kanan saya.
"Iyo kae, kut ngger one lite,"sahutku.
KM Tilong Kabila di Pelabuhan Lembar |
Setelah berkenalan kami pun semakin akrab, sementara di sebelah kiri saya ada seorang laki-laki yang masih seumuran saya sebut saja Niko (bukan nama sebenarnya) dia juga hendak mudik ke Manggarai.
Sealama dalam Kapal saya menemukan beberapa hal yang selama ini hampir tak pernah saya alami. berikut saya rangkum untuk anda.
1. Serasa Berada di Manggarai
Ya di dalam kapal Tilong Kabila ini saya merasa bahwa saya seolah-olah sudah berada di Manggarai, hal tersebut saya alami karena hampir 80% penumpang kapal ini adalah orang-orang Manggarai.
Memang ada beberapa penumpang lain, seperti penumpang asal NTB, Bali ataupun asal Makassar, namun tetap saja untuk rute-rute tertentu, seperti Labuan Bajo Denpasar, atau Labuan Bajo Makassar, saya pastikan didominasi oleh orang Manggarai.
Hal ini pula yang membuat kalian yang sudah lama merantau akan langsung merasa bahwa kalian sepertinya sudah di Manggarai.
Jadinya kalian akan sangat mudah bersosialisasi dan bertemu orang baru yang rata-rata sesama perantau. Bagaimana seru bukan?
2. Antrean Pas Jam Makan atau pas Mandi
Nah.....bagi kalian yang belum pernah merasakan bagaimana situasi di lembaga pemasyarakatan, kalian sepertinya harus coba naik kapal Tilong tuh.
Karen di sini kalian akan mengantre jika hendak makan, kalian harus berdesak-desakan untuk memperolah nasi kotak yang dibagikan petugas.
Saya membayangkan proses antrean ini dengan antrean di Lembaga Pemasyarakatan ketika saya mengunjungi kerabat yang ditahan di LP Kerobokan Denpasar Bali.
Selain itu kalian juga harus mengantre ketika hendak mandi, di pagi hari ataupun sore hari. Gimana seruh kan?
3. Nongkrong di Cafe
Di kapal Tilong juga terdapat Cafe yang terletak di dek 6 bagian belakang, di tempat ini kalian bisa hang out bareng teman kalian.
Di sini juga kalian bisa beli kopi atau rokok, meski katanya harga rokok di cafe ini lebih mahal dari harga biasanya.
Tapi kalian harus tetap beli, karena ini adalah kios satu-satunya di dalam kapal Tilong, kalian mau berenang ke daratan untuk beli rokok satu batang? tidak bisa kan?
4. Nonton di Bioskop
Di jam-jam tertentu, kalian juga bisa menikmati sajian filem yang disuguhkan oleh petugas kapal, kalian bisa nonton filem bareng teman atau gebetan baru kalian.
Bioskop itu terletak di dek 6 bagian belakang, kalian bisa masuk ke bioskop ini dengan membeli tiket yang cukup murah.
5. Jalan Keliling Kapal Sambil Selfie
Perjalanan yang cukup jauh tentu saja memerlukan waktu yang cukup lama, jadi kalian pasti akan jenuh jika berada di dalam ruang.
Kalian pasti akan kepingin keluar hendak berjalan-jalan mengelilingi lorong-lorong di bagian luar kapal sembari menikmati pemandangan dan udara segar.
Apalagi jika jalan bareng pacar atau gebetan baru, sepertinya akan menambah warna baru dalam hubungan kalian.
Asalkan jangan sama mantan saja nanti kalau galau berat kasusnya tuh hehehe
6. Selalu Waspada dengan Barang Bawaan ketika Kapal Bersandar di Lembar atau di Bima
Yuppsss,,,,,,,hal yang satu ini pasti kalian pernah alami takut barang bawaan hilang. Kalian tak sendiri saya juga pernah merasakan itu.
Sesampainya di pelabuhan Lembar atau Bima, petugas akan mengingatkan kalian untuk selalu berhati-hati dengan barang bawaan kita.
Hal tersebut agar tidak terjadi kehilangan ketika penumpang turun atau pas penumpang di dua pelabujan itu naik ke kapal.
Jadi kalian harus selalu waspada ya, sedia payung sebelum hujan itu penting biar tidak basah kuyup haha.
7. Penjual Makanan dan Bawang yang Semerawut
Ketika kapal bersandar di pelabuhan Bima, kalian akan melihat para pedagang bawang atau makanan yang menyerobot masuk ke dalam kapal.
Mereka akan menjajakan barang-barang daganganya selama satu jam. ini memang bagus bagi kalian yang merasa bahwa makanan di Kapal terlalu sedikit dan tidak kenyang seperti yang saya alami haha
Jadi ini momentum bagi kalian untuk membeli nasi goreng kesukaan kalian meski memang rasanya terkadang hambar sich haha.
Tapi tetap dimakan donk kan sudah dibeli apalagi kalau dimakan pas lagi lapar-laparnya sehambar apapun nasinya pasti terasa enak benarkan? hehehe
8.Dapat Gebetan Baru
Kalau yang ini khsus untuk orang-orang yang masih jomblo seperti saya ini hehehe jujur boleh ya?
Karena katanya di kapal Tilong ini acapkali menjadi tempat pertemuan dua insan dari planet berbeda yakni pria yang dari Venus dan wanita yang dari Mars, tapi sama-sama hendak merantau atau pulang merantau hehehehe.
Hal ini juga dibenarkan oleh beberapa pasang kekasih (aitsssss... bahasanya hahaha) yang sempat saya tanyain di Cafe.
Seperti pasangan Moni dan Rikus (bukan nama sebenarnya) yang saat ini sudah memiliki dua orang anak.
Dulu keduanya bertemu di kapal Tilong Kabila, Moni yang waktu itu baru pulang ke Flores setelah dua tahun merantau ke Bali, bertemu dengan Rikus yang juga sama-sama pulang liburan setelah beberapa tahun juga bekerja di Bali.
Kisah cinta Moni dan Rikus ini kalian tak perlu tahu cukup saya saja yang tahu, karena setelah saya pertimbangkan kalian yang masih menjomblo akan merasa irih dengan kisah cinta mereka.
Jadi biar virus irinya tak menyebar ke kalian cukup saya saja yang menanggungnya hahaha.
Nah itulah beberapa hal unik yang kalian akan alami jika bepergian dengan kapal Tilong Kabila.
Bagi kalian yang sudah sering atau pernah pasti kalian akan senyum-senyum ketika membaca artikel ini kan? hahahaha
Tapi bagi kalian yang mungkin memiliki kisah menarik ketika menumpang Kapal ini jangan lupa kami tunggu di kolom komentar.
Mungkin kisah cinta kalian juga sama seperti Moni dan Rikus? kami sangat senang mendengarnya.
Antonius Rahu |
Penulis memiliki hobi traveling, cycling, dan senang bersosialisasi.