- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Ribuan Warga Manggarai Hadiri Perayaan Natal Bersama Ikamasi

    Penulis: Antonius Rahu | Editor:Tim Redaksi
    28 Januari, 2020, 13:31 WIB Last Updated 2020-01-28T06:31:56Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1
    Para penari Tampak berpose bersama/Foto Ani Paga

    [Congkasae.com/Kreba] Dentuman bunyi gong dan gendang yang dipersembahkan sanggar budaya Lalong Beo Ikamasi (Ikatan Keluarga Manggarai Bekasi) yang mengiringi  ronda (lagu perarakan dalam budaya Manggarai) terdengar merdu tatkala pemimpin tertinggi keuskupan Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur, OFM  memasuki pelataran gedung serba guna Marsudirini Kota Bekasi Jawa Barat pagi, 25 Januari 2020.
    Sanggar Lalong Beo/Foto Ani Paga

    Beberapa anggota panitia Natal bersama, lima pastor pendamping serta personil Lalong Beo terlihat menjemput uskup untuk  kemudian ketua Ikamasi terpilih Damianus Ambur mengalungkan selendang songke Manggarai pada sang uskup.  

    Diringi lagu-lagu berirama Sanda, Danding  uskup itu melangkah menuju pintu masuk gedung serba guna.

    Sesaat langkah uskup bersama rombongan berhenti menerima Tuak Kapu sebagai bentuk penerimaan kehadirannya dalam perayaan Natal bersama serta pengukuhan badan pengurus Ikamasi  yang baru terpilih dalam beberapa bulan sebelumnya.

    Acara yang sangat kental dengan nuansa budaya Manggarai itu tampak begitu sakral. Beberapa umat lainnya tampak tak sabar menunggu di pelataran serta loby serbaguna menyaksikan kedatangan uskup dari ordo Fransiskan itu.
    Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur, OFM/Foto Ani Paga

    Sementara itu di dalam gedung umat memenuhi ruangan menantikan kehadiran Mgr Paskalis Bruno Syukur, OFM. Tak lama berselang, perarakan terus melaju menuju ruang dalam gedung serba guna yang berkapasitas mencapai ribuan orang itu.

    Para penari dari sanggar tari Gelo Nai Art Matraman Jakarta Timur yang berada di barisan terdepan kemudian diikuti para seminar, para penjemput dan kelompok Sanggar Lalong Beo menggiring bapak uskup yang didampingi lima pastor itu menuju altar.
    Foto Bersama uskup Bogor dan beberapa pastor/Foto Ani Paga

    Tampak di sisi kiri altar kelompok paduan suara Ikatan keluarga Manggarai Cikarang dengan sigap mempersiapkan diri memeriahkan misa natal itu.

    Tak ketinggalan Castara Musik pimpinan Pace Blaang  ikut meramaikan acara yang terbilang meriah itu.
    Bahkan Gaspar Araja berkolaborasi dengan Castara Musik menunjukkan kepiawaiannya  memainkan alat musik tradisional Sasando asal Rote Nusa Tenggara Timur.

    Misa yang juga dihadiri ketua Ikamada Vincent Siboe itu mengangkat tema Lai Ca Kudut Ca Nai.

    Tema ini jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia mengandung makna budaya Manggarai yang selalu mengedepankan bentuk kebersamaan sosial sebagai basis untuk mencapai tujuan bersama.
    Uskup Bogor bersama lima orang pastor tampak menerima tuak kapu/Foto Ani Paga

    Dalam kotbahnya Uskup asal kempo Manggarai Barat itu menarasikan bagaimana orang Manggarai bernyanyi dengan suara yang membahana melantunkan lagu Mori Sambe.

    Kata Mori Sambe dalam bahasa Manggarai memiliki makna Allah yang menyelamatkan manusia.
    Dikatakannya Allah turun ke  bumi untuk menjadi ata sambe (penyelamat). Yesus Kristus meninggalkan surga untuk menyelamatkan umat manusia.

    Allahpun memanggil umatNya untuk menjadi ata sambe. Hal ini menjadi dasar bagi iman Katolik yang percaya pada Yesus untuk berjalan bersamaNya.

    “Dengan Natal kita merupakan satu keluarga. Gereja mengharapkan kita semua menjadi penyelamat bagi sesama dalam tugas pelayanan terhadap bangsa dan negara,” lanjutnya.
    Suasana Natal Bersama Ikamasi/Foto Ani Paga

    Dia melihat umat yang hadir mengenakan kain songke Manggarai, Balibelo, Topi re’a yang menggambarkan bahwa orang Manggarai yang hadir mau menunjukkan Manggarai sebagai identitas dan asal muasal mereka.

    Menurutnya kehadiran Ikamasi dapat membawa sukacita bagi sesama serta membantu mengurus orang yang setia dalam panggilan.
    Natal Ikamasi juga dimeriahkan oleh musik tradisional Sasando yang dimainkan oleh Gaspar Araja/Foto Ani Paga

    Kehadiran warga Manggarai dalam Gereja menjadi tugas perutusan dengan mengikuti ajaran dikehendaki Allah yakni membawa keselamatan bagi sesama manusia.

    Uskup berharap Ikamasi mau berjalan berbarengan menjalankan karya penyelamatan.

    Memasuki acara pelantikan serta pengukuhan badan pengurus Ikamasi yang baru terpilih 13 Oktober 2019 lalu, ketua  Ikamasi terpilih untuk masa jabatan tahun 2020 hingga tahun 2024 Damianus Ambur memperkenalkan semua anggota badan pengurus yang mengenakan sarung songke Manggarai.

    Selain itu atribut busana Manggarai juga dikenalkan pada kesempatan tersebut

    Para pengurus terpilih yang berdiri berderet di depan altar kemudian mengucapkan janji pengurus di hadapan uskup yang didampingi pastor itu. Usai pelantikan acara misapun  berlanjut.
    Natal Ikamasi kali ini juga diikuti oleh para suster/Foto Ani Paga

    Ketua Umum Ikamasi terpilih Damianus Ambur mengatakan pengukuhan badan pengurus Ikamasi yang dilakukan Uskup Bogor asal Manggarai Flores itu menjadi beban moril bagi Ikamasi untuk konsisten terhadap eksistensi Ikamasi pada masa mendatang.

    Damianus melihat warga Ikamasi serta undangan yang berasal  dari luar Ikamasi seperti Jakarta, Depok, Bogor dan Tangerang sangat antusias menghadiri perayaan Natal bersama kali ini.

    Selanjutnya, Damianus menyebut Ikamasi akan membuat sentral data dan mendata ulang warga Manggarai yang berada di wilayah Bekasi.

    Selain sentral data beberapa kegiatan rutin lainnya menjadi bagian dari program Ikamasi seperti olahraga, pentas budaya Manggarai, pendidikkan dan pelatihan serta membantu memberikan informasi dunia kerja bagi warga Ikamasi.

    Damianus juga mengutarakan salah satu mimpi besar yang akan diwujudkannya yakni mendirikan koperasi berbadan hukum yang disebutnya akan memberikan manfaat ekonomis bagi warga Ikamasi.

    Pendidikan dan pelatihan koperasipun rencananya akan diselenggarakan dengan mengundang para pakar Koperasi.
    Uskup Bogor tampak dikalungi selendang songke/Foto Ani Paga

    Bagi Damianus memimpin Ikamasi merupakan tanggung jawab yang sangat besar meski orang lain menganggap lingkup Ikamasi masih dalam  skala kecil.

    Di tengah kesibukannya sehari-hari dengan usia yang tidak muda lagi dia berusaha secara total melayani kepentingan warga Ikamasi yang menjadi jembatan budaya Manggarai.

    Karenanya Damianus berpesan agar kebersamaan yang telah tertanam dalam tubuh Ikamasi harus tetap dirawat.

    Sementara itu ketua Ikamada Vincent Siboe melihat euforia masyarakat Jabodetabek yang hadir dalam perayaan misa Natal bersama serta pengukuhan badan pengurus Ikamasi begitu tinggi.

    Vincent juga mengapreasi kerja keras dalam kebersamaan yang telah dibangun panitia dalam menyelenggarakan event tersebut.

    John Tangur selaku ketua panitia menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada Uskup, Pastor, para undangan yang hadir, kelompok paduan suara, sanggar Lalong Beo, penari, putra altar serta warga Ikamasi yang telah menyukseskan penyelenggaraan Natal bersama serta pengukuhan badan pengurus Ikamasi periode 2020 sampai 2024 itu.
    John Tangur ketua panitia Natal Bersama Ikamasi/Foto Ani Paga

    Sementara itu, Siprianus Semaun dalam kedudukannya sebagai penasehat sanggar Lalong Beo melihat Ikamasi telah mengangkat nilai positif dalam kegiatan tersebut.

    Ia menyebut  tiwit (budaya orang Manggarai dimana masing-masing orang membawa makanan untuk dinikmati bersama) sebagai budaya partisipatif orang Manggarai.

    Hal ini melukiskan kebersamaan orang Manggarai yang dibangun dari hal kecil dan ringan. Jika dikumpulkan menjadi skala besar dan bermanfaat bagi semua orang.

    Selain Tiwit, budaya rawe raespun dilihatnya mencerminkan kebersamaan yang dimunculkan Ikamasi tanpa membedakan strata sosial warganya.
    Usai Acara warga Ikamasi tampak menari Ja'i/Foto Ani Paga

    Usai menyantap makanan yang disajikan, umat bereuforia menyaksikan pagelaran seni budaya  Manggarai seperti Mbata, Sanda, lagu-lagu berirama Danding, Ja’i bersama, goyang Kaka Endah. 

    Tampak raut wajah para hadirin bersuka cita dalam kebersamaan itu.

    Penulis : Ani Paga
    Editor : Ninda Agasteya

    Komentar

    Tampilkan

    ads