Ucapan Belasungkawa Pater Stanislaw Ograbek SVD, Foto Pater Jacek Gniadek SVD/Congkasae.com |
Pantauan Congkasae.com ucapan belahsungkawa juga membanjiri lini masa facebook selama beberapa hari pasca kepergian sang Misionaris pembangun tanah Manggarai itu.
Rupanya rasa kehilangan tidak hanya dialami warga di Indonesia, rasa kehilangan juga dirasakan oleh warga Polandia terutama sesama misionaris.
Pater Jacek Gniadek SVD seorang Misionaris di Polandia menuangkan rasa kehilangannya di laman website pribadinya.
Congkasae.com pun menghubungi Pater Jacek Gniadek SVD untuk mengkonfirmasi tulisan di laman websitenya agar bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Tak lama berselang Pater Jacek Gniadek SVD membalas email tim Congkasae.com sembari mengatakan bahwa isi tulisannya lebih kepada puluhan orang Misionaris berkebangsaan Polandia yang pada 50 tahun lalu bertugas di Indonesia, salah satunya Pater Stanislaw Ograbek SVD.
Dalam emailnya kepada Congkasae.com Pater Jacek menyetujui apabilah tulisannya yang berbahasa Polsky itu diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia.
Berikut adalah isi ungkapan Pater Jacek Geniadek SVD.
Misionaris yang melegenda bagi saya 35 tahun yang lalu pergi kepada Tuhan untuk hadiah kekal. Mengapa?
Di wilayah Afrika utara pada abad kelima ada sekitar 300-350 keuskupan.
Tidak ada jejak mereka hari ini. Mengapa saya menulis tentang ini? Gereja akan pindah ke Asia hari ini.
Pada akhir tahun enam puluhan abad terakhir, sebanyak 20 misionaris dari Pieniężno (Polandia), berangkat ke Indonesia.
Keberangkatan mereka untuk memenuhi undangan pemerintah Indonesia, salah satu negara Muslim terbesar di dunia.
Merekapun pergi ke Indonesia sungguh suatu mujisat bahwa mereka bisa mendapatkan paspor dan pergi ke Indonesia.
Dan satu mujisat yang lain lahir pasalnya, hari ini, ada banyak misionaris yang berasal dari negara kepulauan itu (Indonesia) mereka berasal dari berbagai macam ordo salah satunya dari ordo Servants of the Holy Spirit (SSpS), sebuah ordo yang didirikan oleh Santo Arnold Janssen.
Para verbalis misionaris yang pergi ke Indonesia terpesona oleh Konsili Vatikan II dan semangatnya.
Ini adalah saudara-saudara mereka yang tinggal di Polandia dan merupakan pendidik saya.
Mereka percaya bahwa Gereja harus selalu direformasi untuk mengkhotbahkan Injil dengan cara yang dapat dimengerti oleh orang-orang yang diutusnya.
Dan begitulah yang mereka lakukan dalam praktiknya.
Saat ini, Polandia mengalami penurunan dalam hal panggilan misionaris, tetapi verbalis dari Indonesia datang ke Polandia.
Mereka belajar dan bekerja di sini (Polandia). Selama tiga minggu kami memiliki saudara dari Indonesia di komunitas Warsawa.
Misionaris ini nantinya akan bekerja di Latvia, namun untuk saat ini, mereka sedang belajar bahasa Polandia.
Para verbalis pertama dari Indonesia datang ke Polandia hampir 20 tahun yang lalu.
Tuhan selalu memiliki rencananya sendiri. Mengapa tidak ada panggilan baru di Polandia?
Saya tidak mencari jawaban untuk pertanyaan ini, karena saya juga tidak tahu alasan tingginya populasi panggilan misionaris Polandia di masa lalu.
Saya tahu kisah panggilan saya. Saya tidak tahu apa-apa tentang verbists. Saya menjadi buta.
Waktu dinovisiat kami berjumlah 43 Orang (1984; tak lama setelah darurat militer). Sebagian besar dari kami memiliki kisah serupa tentang panggilan misionaris kami.
Atau mungkin ada lebih sedikit panggilan bagi misionaris dari luar untuk mengabdi di Polandia?
Rektor di rumah Warsawa adalah seorang saudara lelaki dari Togo, Pastor Firmin Azalekor SVD.
Semuanya memiliki tujuan. Bagi orang-orang yang setia dalam panggilan misionaris, krisis bukanlah akhir dari segalanya, tetapi awal dari sesuatu yang baru.
Mengapa misionaris dari Indonesia ada di Vistula? Mereka diperlukan untuk mengingatkan umat Katolik tentang Vistula bahwa ada tempat khusus di Gereja untuk panggilan misionaris seumur hidup.
Apa yang saya saksikan hari ini saya berterima kasih kepada almarhum Pastor Stanisław Ograbek SVD dan saudara-saudaranya yang memiliki iman dan kesetiaan dengan panggilan hidup mereka.
Waktu dulu mereka masih hidup di Polandia yang berhaluan komunis, mereka merasakan suara hati Tuhan memberi tahu mereka bahwa mereka memiliki misi penting untuk dipenuhi.
"Betapa indahnya menjadi pewarta Kabar Gembira!" Beristirahatlah dengan tenang! R.I.P.
Pater Jacek Gniadek SVD |