- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Kopi Colol Menembus Lorong dan Waktu

    Penulis: Antonius Rahu | Editor:Tim Redaksi
    28 Februari, 2020, 15:32 WIB Last Updated 2023-04-16T05:41:38Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1
    Enu molas Mangarai
    Molas Manggarai tengah memetik Kopi Kolombia Kuning, Foto Antonius Cangkung/Congkasae.com

    ***Sebuah Catatan untuk Festival Lembah  Colol***

    Oleh Antonius Cangkung

    "Cuma segelas kopi yang bercerita kepada kita bahwa yang hitam tak selalu kotor dan yang pahit tak selalu getir"

    Sejarah keberadaan tanaman kopi di indonesia telah melewati lorong yang kelam dan waktu yang teramat panjang.

    Tidak sedikit kucuran keringat, darah, dan deraian air mata, mengalir bersamaan dengan masuk dan berkembangnya tanaman ini ke bumi Indonesia hingga menjadi minuman yang paling digemari saat ini.
    Kampung Colol, Foto Kompas

    Sekitar tahun 1600 pemerintah kolonial Belanda melalui VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) sebuah perusahaan dagang Belanda yang pertama kali memperkenalkan tanaman ini ke bumi pertiwi.

    Tanaman kopi dibawa oleh mereka untuk ditanam di kebun-kebun VOC dengan sistem tanam paksa.

    Kopi merupakan jenis tanaman yang dapat bertumbuh baik di wilayah iklim tropis. Negara penghasil kopi dunia terbentang mulai dari Amerika Selatan, Asia Tenggara dan Selatan, serta beberapa Negara di Afrika.

    Konon, dahulu ketika bangsa-bangsa Eropa membawa bibit kopi dari Ethiopia dan ditanam di Negerinya, tanaman tersebut tidak dapat tumbuh dengan baik.

    Oleh karenanya, beberapa Negara Eropa memanfaatkan daerah jajahannya yang terletak di wilayah tropis tersebut untuk membudidayakan kopi. Mulai dari sinilah kemudian kopi menjadi komoditas yang ramai diperdagangkan dunia.

    Khusus di tanah Manggarai, Colol merupakan daerah yang dituju ketika mereka bermaksud memperluas perkebunan kopi di daerah jajahannya.

    Sekitar awal tahun 1900 di Colol mereka memerintahkan seluruh warga untuk menyiapakan kebun dan menanam kopi dengan sistem tanam paksa.

    Namun, dari sinilah sejarah kopi Colol itu dimulai, hingga menjadi terkenal dan melegenda saat ini. Kisah kelam dimasa silam akhirnya berujung manis dimasa kini dan nanti.

    Di sini kita mengambil hikmahnya, dan cuma segelas kopi yang bercerita kepada kita bahwa yang hitam tak selalu kotor dan yang pahit tak selalu getir.
    Kopi Robusta Colol, Foto Reak Colol/Congkasae.com

    Colol merupakan nama sebuah kampung, desa dan kawasan di Kecamatan Poco Ranaka Timur Kabupaten Manggarai Timur.

    Desa Colol dan sekitarnya merupakan daerah penghasil kopi di Kabupaten Manggarai Timur Provinsi NTT.

    Tanaman kopi tumbuh dengan subur didaerah Colol mengingat kondisi topografis daerah ini yang berada di dataran tinggi antara 1300-1800 mdpl. Tanaman kopi suda ditanam dan dikembangkan di daerah ini sejak zaman penjajahan Belanda, sekitar awal tahun 1900.

    Penghasil Kopi Terbaik

    Seperti dilansir kompas reputasi Colol sebagai daerah penghasil kopi terbaik sudah diakui sejak zaman Pemerintah Kolonial Belanda.

    Terbukti dari pengharagaan yang diterima warga Colol sebagai pemenang lomba "pertandingan keboen" atau kontes perkebunan kopi yang dilakukan oleh pemerintah Kolonial Belanda pada  tahun 1937.

    Hadiah sebagai pemenang lomba ini berupa satu lembar bendera Nasional Belanda bertuliskan "Pertandingan Keboen Manggarai 1937" yang masih tersimpan di Colol hingga sekarang.

    Bahkan aroma kopi Colol semakin harum ditingkat Nasional, melalui kontes kopi Specialty yang dilaksanakan oleh Asosiasi Produsen dan Eksportir kopi specialty dari seluruh Indonesia di Banyuwangi tahun 2015, kopi Colol jenis arabika dan robusta terpilih sebagai pemenang pertama.

    Berbagai tanaman kopi ditanam dan dikembangkan di wilayah Colol seperti kopi arabika, kopi robusta, kopi kolombia, kopi juria atau dikenal kopi Mangggarai yang merupakan endemik di wilayah Colol.

    Produksi kopi dari daerah ini cukup besar dan setiap tahun menghasilkan ribuan ton kopi dari berbagai varietas. Produk kopi Colol menyebar ke seluruh Indonesia bahkan ke luar Negeri.

    Dilansir dari Kontan, tahun 2016 dilakukan ekspor perdana kopi arabika Specialty Manggarai dengan nilai ekspor mencapai angka miliaran rupiah.

    Direktorat Jendral Pengelolaan Pemasaran Hasil Panen (P2HP) Kementrian Pertanian juga mencatat, tahun 2015 Asosiasi Petani Kopi Manggarai Raya mengekspor secara perdana kopi arabika specialty Green Bean.

    BPS NTT melaporkan bahwa selama tahun 2018 produksi kopi Manggarai Timur sebesar 5.072 ton dan tahun 2019 mencapai 5.088 ton.

    Kini warga Colol bisa menikmati hasil jerih paya para leluhur dan pendahulu mereka yang telah berjasa menanam dan menghadirkan minuman nikmat kedalam kehidupan mereka.

    Minuman kopi memang telah manjadi bagian dari keseharian warga Colol. Mereka akan mengawali hari dengan secangkir kopi, dan menutupnya entah kapan dengan secangkir kopi pula.

    Dan bagi mereka kopi yang nikmat itu disajikan tanpa gula atau Kopi Pa'it Colol aka Kopacol.

    "Dan teruntuk kita semua, jadilah seperti kopi yang tetap dicintai tanpa harus menyembunyikan pahitnya diri".
    Komentar

    Tampilkan

    ads