Padang Savana Meusui Manggarai Timur, Foto Celly Jehatu/Congkasae.com |
[Congkasae.com/Sosial Budaya] Manggarai Timur adalah salah satu kabupaten yang terletak diantara gugusan pulau Mando Sawu dan gunung Ine Rie.
Letak topografi yang diapiti dua gunung berapi Nampar Nos dan Ine Rie mempengaruhi tingkat kesuburan tanah di wilayah ini.
Makanya tak heran di Manggarai Timur, orang tanam ubi kayu dan ubi talas (tete teko) lempar-lempar saja, nanti akan tumbuh dengan sendirinya dengan kualitas umbi yang berukuran XL super besar.
Di daerah ini juga terkenal dengan tanaman holtikulturanya sebut saja Kopi, Cengke, Vanili, kemiri, kakao dan padi.
Makanya menikahlah dengan orang Manggarai Timur dijamin hidup bakalan sengsara tujuh turunan, ooopssss bercanda hahaha.
Multi Dialektika
Sisi lain dari orang Manggarai Timur ada pada multidialektika, daerah ini sangat kaya dengan dialeg dan bahasa daerah yang unik.
Hal ini sangat berbeda dengan Manggarai yang hanya terdiri dari satu dialek yakni dialek Manggarai, mulai dari Satar Mese hingga Reok.
Di Manggarai Timur, kalian akan menemukan ragam bahasa yang berbeda-beda meski jarak antar kampung atau wilayah terbilang berdekatan.
Dalam satu kecamatan kalian akan menemukan hampir 2 atau 3 bahasa yang berbeda, rumpun bahasa tersebut dapat dibilang hasil percampuran antara bahasa Manggarai asli (dialek Ruteng) dengan bahasa Bajawa dan Nagekeo.
Misalnya untuk kecamatan Kota Komba, terdiri dari tiga bahasa berbeda yakni bahasa Rongga, bahasa Wolos, dan bahasa Manus.
Uniknya masing-masing bahasa tersebut memiliki istilah berbeda kepada penutur (pemilik bahasa itu) selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut.
Ata Rongga, Ata Sigho, Ata Bai, Ata Wolos dan Ata Kesar
Seperti yang telah disampaikan dalam bait pengantar Injil, Ooops salah ketik hehehehe, maksudnya paragraf sebelumnya bahwa di Manggarai Timur terdapat panggilan khusus bagi setiap penutur bahasa.
Sedikitnya terdapat Lima Zona berdasarkan bahasa yang dimiliki, kelima zona ini juga memiliki sebutan atau panggilan keakrabannya tersendiri.
Ata Rongga, merujuk pada orang Rongga yakni salah satu suku terbesar yang mendiami bumi Manggarai Timur bagian Selatan tanah ulayatnya dari Kisol, Wae Rana itu ke sana.
Suku ini memiliki bahasanya sendiri namanya bahasa Rongga, nah sebutan untuk para penutur bahasa Rongga ini dikenal dengan istilah "Ata Rongga".
Ata berarti orang, sedangkan Rongga berarti nama suku dan bahasa orang Rongga. Jika anda menemukan orang Manggarai Timur yang menggunakan bahasa Rongga kalian bisa menyebutnya ata Rongga.
Ata Wolos merujuk pada para penutur bahasa Mbaen, wilayah ulayatnya dari Wae Lengga, Lete, Lait. Jangan tanya itu di mana, yang jelas wilayah itu termasuk negara bagian Queensland Australia Barat.
Namun karena Ndiwal pergi ke luar negeri (too zo we'an tana we'an-bahasa Mbaen) akhirnya wilayah ulayat ini dikembalikan ke pangkuan Republik Indonseia sekarang masuk dalam wilayah kecamatan Kota Komba.
Gimana, kira-kira seruh kan kisahnya? nanti saya bagikan kisa Ndiwal dan Obak itu di lain kesempatan hehehe.
Balik lagi pada ata Wolos, nah orang yang menutur bahasa Mbaen ini dikenal dengan sebutan ata Wolos.
Ata itu berarti orang sedangkan Wolos itu sebutan lain untuk orang-orang penutur bahasa Mbaen.
Ata Bai, itu merujuk pada orang Manus salah satu suku yang cukup dikenal karena embonya (nenek moyangnya) dulu memiliki ilmu kebal serta banyak memiliki isteri cantik nan jelita.
Wilayah ulayat Manus ini terletak di desa Paan Leleng, Desa Mokel, Rana Mbeling, Mokel Morit, Rana Mbata dan sekitarnya.
Para penutur bahasa Manus disebut ata Bai boleh juga dipanggil ata Manus, Ata berarti orang sedangkan Bai merujuk pada penutur bahas Manus.
Ata Kesar, merujuk pada para penutur bahasa Kesar, wilayah ulayatnya di kecamatan Elar dan Elar Selatan itu ke sana.
Dalam bahasa Kesar, kata Lihat itu diartikan Niok, kata Siapa itu diartika sii, selain itu terdapat ciri khas tersendiri dari orang Kesar yakni pada intonasinya.
Ata Sigho, itu merujuk pada para penutur bahasa Manggarai baik itu bahasa Manggarai Tengah (Mono dialektika) maupun bahasa manggarai Timur dengan dialek khusus seperti di Colol, di Jong, Sambi Rampas, Lamba Leda, Rana mese, Poco Ranaka dan sebagainya.
Jadi jika orang Ruteng ke Manggarai Timur itu jangan heran jika dipanggil ata Sigho itu bukan penghinaan apa lagi gosip (tombo daat ngasang) akan tetapi itu hanyalah sebutan lain saja.
Panggilan Lopo Mekas
Bagaimana dengan hasil klasifikasi yang dilakukan penulis ini? lumayan pusing juga kan? hahahaha
Dari sekian banyak bahasa yang terdapat di Manggarai Timur, bahasa yang paling sulit dipelajari adalah baha Rongga.
Rupanya butuh kursus khusus agar bisa menguasai bahasa ini, karena kata-katanya lebih dominan bukan kata-kata bahasa Manggarai secara umum.
Nah begitulah uniknya kami orang Manggarai Timur banyak bahasa seperti itu memang ada baiknya juga, karena kesempatan untuk gosip (tombo ngasang data) sangat besar, apa lagi jika Orang luar yang ke sana hahaha
Tapi orang Manggarai Timur tidak suka bergosip, orangnya baik, ramah dan baik-baik semuanya hahaha.
Nah balik lagi pada panggilan Lopo Mekas yang jadi judul utama dari artikel ini. Meskipun begitu banyak bahasa yang ada di Manggarai Timur, namun kami tetap menggunakan satu panggilan kesayangan namanya Lopo dan Mekas.
"Lopo" itu diartikan perempuan tua yang sudah berumur, yang kerjanya hanyalah pening manuk (kasi makan ayam) teneng pakang ela (masak makanan Babi) dan anyam tikar.
Tapi "Lopo" juga memiliki Konotasi lain yakni bisa digunakan untuk memanggil enu molas Manggarai Timur.
Selain dipanggil enu mereka juga bisa dipanggil Lopo, dan panggilan ini sangat populer di kalangan kaum muda.
Meski sejauh ini panggilan Lopo itu masih merujuk pada orang tua saja.
Sedangkan "Mekas" itu merujuk pada orang tua laki-laki (Kakek) yang sudah berumur, kerjaannya hanya menjaga cucu di rumah.
Di pagi hari duduk di depan rumah sambil berjemur jika hujan datang mereka sangat sibuk mengangkat jemuran padi, kemiri, kopi dll.
Tapi Panggilan Mekas saat ini sudah populer di kalangan anak muda, Mekas yang sekarang sudah berganti posisi.
Jika ada cowok ganteng rambut lurus, atau keriting, Itam Manis atau kulit putih dan berasal dari Manggarai Timur kalian bisa panggil dia dengan sebutan Mekas.
Mekas itu setara dengan sebutan "Nana" dalam bahasa Manggarai (Sigho) jadi kini trend nya memang di kalangan muda.
Penulis merupakan pemerhati budaya Manggarai saat ini menetap di Labuan Bajo Flores.
Baca Juga: