[Congkasae.com/Kereba] Wabah penyakit Corona semakin nyata mengancam kehidupan manusia.
Sejak pertama kali kemunculannya pada November tahun lalu, virus ini sudah menelan ribuan korban jiwa di kota Wuhan, yang diduga sebagai tempat asal virus ini, sebelum akhirnya merebak ke seluruh dunia hingga ke Indonesia.
Di Indonesia sendiri data statistik Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan orang dengan status suspect virus ini kian hari semakin meningkat.
Saat ini hampir semua provinsi di seluruh Indonesia sudah melaporkan kasus dengan indikasi Corona, tak terkecuali Nusa Tenggara Timur (NTT).
Data yang dirilis kepala dinas kesehatan provinsi NTT per Sabtu 21 Maret menyebut jumlah Orang Dalam Pengawasan (ODP) di provinsi kepulauan itu meningkat menjadi 92 orang dari sebelumnya yang hanya berjumlah 42 orang.
Angka ini cukup mengkhawatirkan mengingat lonjakan ODP yang begitu besar dalam kurun waktu satu kali 24 jam.
Sikap Institusi Gereja
Hal itupulah direspons pihak gereja di NTT, dengan mengeluarkan himbauan dan instruksi kepada Jemaah yang hendak beribadah.
Hari Jumat kemarin Uskup Agung Ende Mgr Vinsensius Potokota mengeluarkan instruksi kepada umat serta biarawan-biarawati di wilayah keuskupan tersebut untuk menghentikan sementara segala aktivitas yang mengumpulkan orang banyak hingga 3 April mendatang.
Dalam surat instruksinya Mgr Sensi Potokota meminta umat di keuskupan agung Ende untuk mngurungkan niat mengikuti perayaan ibadah di gereja terhitung sejak 20 Maret Hingga 3 April mendatang.
Umat juga diminta tetap menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan sehat, menjauhkan diri dari kerumunan masa serta tetap berdoa dari rumah.
Menyerahkan semuanya pada kuasa dan kehendak Allah sang pemilik kehidupan.
Sementara di keuskupan Ruteng panitia pentahbisan uskup baru Mgr Siprianus Hormat Pr harus mengurungkan niat untuk menyelenggarakan sejumlah kegiatan yang telah lama diagendakan untuk mengantisipasi sebaran virus Wuhan itu.
Selain itu dalam surat himbauannya Adminstrator Apostolik Ruteng, Mgr Silvester San Pr telah memintah umat di keuskupan Ruteng untuk meningkatkan kewaspadaan, meski di sisi lain uskup Denpasar itu meminta umat untuk tidak meresponsnya secara berlebihan, alias tidak panik.
Pada Sabtu kemarin juga pihak keuskupan Ruteng telah membatalkan semua kegiatan Misa di wilayah keuskupan tersebut hingga 4 April mendadatang.
Keputusan itu diambil gereja untuk memutus rantai penyebaran virus Corona yang telah masuk wilayah NTT itu.
Kekhawatiran Warga Flores
Kekhawatiran akan ancaman bahaya corona rupanya juga dirasakan oleh masyarakat di hampir seluruh wilayah NTT.
Di beberapa tempat di daratan Flores, memiliki kebiasaan penyelenggaraan pertandingan olahraga beberapa pekan sebelum hari raya Paskah.
Kebiasaan ini sudah lama mengakar dalam kehidupan masyarakat, hampir setiap tahun di beberapa paroki di daratan Flores selalu mengadakan pertandingan olahraga seperti sopak bola maupun Voli.
Namun untuk Paskah tahun ini, semua kegiatan itu terpaksa harus dihentikan mengingat bahaya Corona yang datang ibarat suanggi di malam hari (Suangi adalah sejenis Setan di Flores).
Salah satu paroki yang mengambil langkah penghentian turnamen ini adalah Paroki Santo Yosph Kisol di kisol, Kelurahan Tanah Rata, Kecamatan Kota Komba,Kaupaten Manggarai Timur.
Panitia pelaksana pertandingan terkpaksa menghentikan kegiatan olahraga tahunan itu setelah adanya instruksi dari Presiden Republik Indonesia yang meminta seluruh rakyat Indonesia untuk memberhentikan sementara kegiatan yang mengundang banyak kerumunan masa demi mencegah penularan virus corona. Padahal pertandingan olahraga di paroki tersebut sudah berjalan selama 14 hari.
"Saya bersama teman-teman panitia sudah meyepakati untuk memberhentikan sementara kegiatan ini selama 14 hari yang terhitung dari sabtu (21/03/2020)," demikian Aventus Dagom, ketua Panitia pelaksana kegiatan ketika ditanyai Conkasae.com Marselino Ando di Kisol Sabtu ini.
Menurut Aventus keputusan tersebut diambil atas inisiatif dari panitia pertandingan usai melakukan komunikasi dengan Pastor paroki Kisol, Romo Daniel Subandri,Pr.
Aventus Dagom berujar, Semua peserta pertandingan turnamen bola volly dan badminton juga mengamini keputusan tersebut.
“Karena lebih baik mencegah terjangkit virus corona dengan mengikuti intruksi pemerintah dari pada mengobati kalau memang ada yang terjangkit nantinya,”kata Aventus Dagom menambahkan.
Pertandingan ini sedianya akan kembali digelar pada sabtu (4/04/2020) mendatang, untuk itu Aventus Dagom berharap, para peserta turnamen selalu menjaga kesehatan dan tidak patah semangat.
“Agar nanti bisa berpartisipasi kembali pada tanggal yang sudah disepakati,”katanya.
Cerita yang sama juga datang dari warga Rentung desa Benteng Tubi, kecamatan Ruteng, kabupaten Manggarai.
Umat di paroki Keristus Raja Rentung terpaksa menunda niat untuk menyelenggarakan turnamen sepak bola yang sebelumnya telah direncanakan secara matang.
Dalam surat edaran yang diterima Congkasae.com Berto Jahang, penundaan itu diambil untuk menyikapi instruksi gubernu NTT terkait larangan mengumpulkan masa dalam jumlah banyak.
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi serta memutus rantai penyearan virus Corona yang semakin mengkhawatirkan.
“Menindaklanjuti himbaun atau larangan melakukan kegiatan dan mengumpulkan banyak orang sesuai intruksi presiden, pemerintah, dan intruksi gubernur nusa tenggara Timur, tentang peningkatan kewaspadaan terhadap resiko penularan infeksi corona virus (covid19)."
"Maka panitia pelaksana memutuskan untuk menunda pelaksanaan turnamen hingga 4 April mendatang,”demikian bunyi surat himbauan yang ditandatangani ketua seksi kepemudaan Heribertus Candra tersebut.
Sementara beberapa kepala daerah juga sudah mengeluarkan instruksi untuk menghentikan sementara segala aktivitas belajar mengajar di sekolah sebagaimana arahan pemerintah pusat.
Penulis: Marselino Ando dan Berto Jahang
Editor: Antonius Rahu