- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Covid -19 Antara Ketakutan dan Kepedulian

    Penulis: Antonius Rahu | Editor:Tim Redaksi
    16 April, 2020, 20:04 WIB Last Updated 2020-04-16T13:04:19Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1

    ***Oleh: Raimundus Sono***

    Dunia saat ini sedang memasuki masa-masa kritis, sebuah situasi yang tidak bisa dijangkau oleh akal manusia, akibat serangan covid-19 dalam sekejap yang menghancurkan segalanya bagaikan bom atom yang jatuh di kota Hirosima dan Nagasaki.

    Itulah kata yang tepat saya ungkapkan untuk mengekspresikan kondisi saat ini di tengah pandemi covid-19 yang meresahkan masyarakat belakangan ini.

    Beragam informasi yang bertebaran di lini masa media sosial selalu mengerucut pada satu hal yakni terkait persoalan  covid-19.

    Inilah tanda-tanda dimana dunia sedang diuji oleh sang pemilik alam sesungguhnya. Umat manusia dibuat tercengang dengan wabah Covid-19 ini.

    Diawali dari daratan Cina yang dibombardir  disusul Italia, sebuah negara yang selama ini terkenal dengan kemajuan peradabannya, setiap hari nyawa berjatuhan seakan-akan perang sedang terjadi di sana.

    Indonesia awalnya juga dinilai sudah mempersiapkan diri melawan serangan covid-19, namun apa daya makluk dengan ukuran ribuan milimikron itu juga akhirnya sempat membuat pemerintah kalang kabut.

    Perang melawan makluk yang tidak keliatan memang sangat sulit diatasi hanya air mata dan doa yang bisa kita lakukan.

    Pemerintah Indonesia juga telah mengeluarkan peraturan pembatasan sosial (social distancing) untuk mencegah agar virus tidak tersebar sampai-sampai kita tidak bekerja meski pemerintah hanya menganjurkan untuk jaga jarak bukan melarang untuk tidak bekerja.

    Memang begitulah kita orang Indonesia kalau kepala sudah dicekoki ketakuatan, yang terjadi kepanikan dan khawatir berlebihan.

    Data terakhir angka positif Covid-19 di Indonesia kini sudah tembus lima ribu kasus, sebanyak 9,13% dari jumlah orang yang positif Covid-19 itu telah meninggal dunia, sedangkan 8,68% dari jumlah orang yang positif Covid-19 telah dinyatakan sembuh.

    Berdasarkan data per tanggal 14/04/2020 seperti dilansir detik, angka positif Covid-19 naik 297 kasus, menjadi 5.136 kasus dari 34 provinsi di Indonesia.

    Angka kesembuhan naik 20 orang dari hari sebelumnya, kini total kesembuhannya menjadi 446 orang.

    Jumlah kesembuhan baru per hari ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan jumlah kematian baru. Hari ini diketahui, angka kematian bertambah 10 orang, sehingga totalnya menjadi 469 orang dengan kasus positif Covid-19 yang meninggal dunia.

    Jumlah Orang dalam Pemantauan (ODP) ada 165.549 orang, dan jumlah Pasien dalam Pengawasan (PDP) ada 11.165 orang.

    Jumlah spesimen yang diuji ada 36.421 spesimen. Jumlah kasus yang diperiksa spesimen ada 33.001 orang, sebanyak 5.136 dari jumlah kasus yang diperiksa tersebut terbukti positif Covid-19.

    Dengan melihat data tersebut jumlah yang meninggal lebih banyak dari pada jumlah yang sembuh membuat masyarakat indonesia tambah panik.

    Tapi kita harus bersyukur dari sekian banyak yang terpapar virus masih ada orang yang dinyatakan  sembuh dari virus ganas itu.

    Data ini ketika dibaca secara linear di Masyarakat tentu saja akan melahirkan sebuah paradigma berpikir yang baru.

    Orang jadi rentan dan sangat sensitif terhadap batuk dan flu biasa, akibatnya orang jadi was-was ketika berada dekat dengan orang yang batuk, apalagi bersin-bersin.

    Maka dari dibutuhkan peran dari kita semua dalam meberikan edukasi yang berdaya ubah terutama terkait wabah Covid-19 ini.

    Kita tidak bisa mengharapkan kepada pemerintah sepenuhnya, tanpa keterlibatan kita secara langsung.

    Saya yakin musibah ini akan segera berakir jika kita memiliki kebesaran jiwa untuk tidak saling menyalahkan satu sama lain.

    Patuhi segala anjuran pemerintah, akhir kata semoga Tuhan mengakhiri virus corona ini agar manusia di dunia ini hidup dalam kebahagian dan tumbuh rasa kepedulian terhadap sesama.
    Penulis merupakan alumnus UKAW Kupang

    Komentar

    Tampilkan

    ads