Ilustrasi ata mbeko (Dukun) dalam kepercayaan orang Manggarai |
Bicara soal wabah corona yang sering disebut Covid-19, jadi
ingat dengan segelintir orang di Manggarai yang memiliki wahyu khusus dari sang
penguasa kegelapan.
Orang-orang ini memiliki indra ke enam salah satu indra yang
jarang dimiliki oleh orang-orang kebanyakan.
Bisa meramal masa depan, bisa menjustifikasi orang dengan
begitu mudah, dan bisa mengobati sakit yang sering dialami warga.
Namanya Dukun yang oleh orang Manggarai disebut dengan
istilah “ata mbeko”. Ya,,,ata mbeko itu berarti dukun. Mbeko itu sendiri
diartikan sebagai ilmu magis, sementara “ata” diartikan sebagai orang.
Karena orang-orang tersebut memiliki keahlian untuk
menyembuhkan, atau mendamaikan manusia dengan penguasa kegelapan (poti), maka
jadilah dia dijuluki ata mbeko.
Sebuah gelar yang diperoleh tanpa belajar dan mengerjakan
skripsi sampai berbulan-bulan, apa lagi tesis dan disertasi, tapi cukup belajar
keahlian meramal, dengan sedikit menyembah penguasa kegelapan saja.
Pulang dibekali ilmu magis meski diperoleh dengan
mengorbankan nyawa, atau harta benda yang tak terhitung nilainya.
Ata Mbeko dan Sifat
Maha Benarnya
Ata mbeko memiliki satu sifat yang tak boleh dibantah, yakni
sifat maha benar yang melekat pada setiap kepribadiannya.
Tapi sifat maha benar ini hanya berlaku bagi
pengikut-pengikutnya, orang-orang yang sudah putus harapan, menegasikan
keberadaan Tuhan sebagai pemilik kehidupan lalu mencoba mencari jalan pintas.
Jalan pintas yang diambil dengan cara menyembah penguasa kegelapan
untuk diberikan keahlian mulai dari keahlian untuk menyembuhkan orang sakit,
mencari jodoh orang yang sudah pasrah dengan keadaan, sampai pada kasus yang
ekstrim yakni menghancurkan orang lain.
Konon katanya keahlian untuk menghancurkan kehidupan orang
lain ini dipelajari secara khusus dalam ilmu permbekoan, namanya Ilmu Janto
atau rasung.
Rasung adalah keahlian untuk menghancurkan kehidupan rumah
tangga orang, menggagalkan rencana baik orang lain sampai pada membunuh orang
lain lewat segelintir mantra dan ritual syarat dengan pemujaan pada setan.
Sementara keahlian untuk menebar pesona dan aurah baik pada
orang lain sehingga orang lain melihat kita lebih cakep dan kece dari aslinya
juga dipelajari secara khusus dalam ilmu permbekoan.
Konon katanya ilmu ini disebut dengan sebutan “mbeko wa nai” itu durasi belajarnya selama
dua semester diasuh oleh dosen cantik namanya “darat” alias “kakar tana” hahahaha.
Nah jika keahlian ini sudah dikuasai semua maka orang
tersebut boleh disebut ata mbeko, orang-orang ini memiliki sifat maha benar
yang melekat padanya.
Bagi pengikutnya setiap ucapan yang dilontarkan dari mulut ata
mbeko merupakan informasi penting dan berharga yang patut dilaksanakan tanpa
akal sehat dan logika benar salah.
Kondisi ini juga disebut dengan istilah “The Power of Ata
Mbeko”, yakni ketika logika sehat kita dirasuki oleh kata-kata dan syarat yang
diberikan ata mbeko sebagai syarat untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.
Mengapa Begitu Mudah
Percaya dengan Ata Mbeko?
Jawabannya adalah ketiadaan iman, di saat orang-orang mulai
penat dan bingung dengan solusi dari sebuah persoalan hidup yang dialami.
Entah itu berupa kesehatan, sering sakit dan tidak memiliki
akses ke dunia medis, sering kali gagal dalam membangun hubungan dengan lawan
jenis, atau memang memiliki niat buruk untuk menghancurkan rival bisnis atau
tetangga.
Biasanya diawali dengan rasa cemburu atau iri yang berlebihan,
maka segala cara dipakai untuk mendapatkan apa yang dikehendaki secara instan.
Di saat-saat seperti itu orang mulai kalang kabut dan
cendrung mencari jalan pintas untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
Jalan pintas yang dibutuhkan orang-orang tersesat itu
kemudian diakomodir oleh ata Mbeko, yang memang sejak awal keberadaannya dengan
maksud demikian.
Kita lupa bahwa ada dunia medis dengan segala kecanggihan
teknologi yang dimiliki yang siap menyembuhkan sakit yang kita alami.
Kita juga lupa bahwa ada Tuhan yang senantiasa setia
menemani kita asal kita mau bertobat dan percaya pada NYA.
Kita terlalu mudah percaya pada keahlian yang ditawarkan ata
Mbeko.
Mbeko dan Magis Masih Relevankah?
Bicara soal praktek permbekoan, yang ada di dunia nyata saat ini di tengah gempuran arus moderenitas yang kian marak.
Rupanya praktek perdukunan ini masih banyak dijumpai di Manggarai terutama di daerah pedalaman yang jauh dari akses kesehatan serta transportasi yang memadahi.
Namun percayakah kalian tentang praktek perdukunan semacam ini? Mungkin jawabannya cukup kontekstual ya, yakni tergantung konteksnya.
Jika dalam kaitannya dengan dunia kesehatan seperti ada penyembuhan dengan metodologi yang lain selain medis bisa-bisa saja.
Namun jika masuk pada ranah lain seperti menghancurkan orang lain, menggagalkan niat baik orang termasuk menggunakan magis itu untuk menggaet lawan jenis sepertinya harus dipertimbangkan lagi penggunaannya.
Akan tetapi memang praktek perdukunan ini ada di mana-mana, bukan hanya di Manggarai saja, di negara-negara Eropa pun ada praktek semacam itu.
Sekarang tergantung dari kita yang ingin menggunakannya, apakah mau percaya dengan hal-hal begituan atau tidak.
Penulis: Antonius Rahu