Pelabuhan Padang Bai Bali, foto Balisport water |
[Congkasae.com/Kereba] Sedikitnya 5 warga asal Nusa Tenggara Timur dilaporkan terlantar di pelabuhan Padang Bai Bali.
ke lima warga NTT tersebut bermaksud melakukan perjalanan menuju NTT dengan menggunakan jalur darat.
Jalur darat dipilih mengingat pemerintah NTT telah menutup akses penerbangan dan pelayaran dari zona merah covid-19 termasuk dari Bali.
"Saat sidak ke pelabuhan Padang Bai kami menemukan ada 5 orang warga NTT yang tidak bisa menyebrang lantaran sesuai aturan tertutupnya akses masuk ke NTB dan NTT,"kata ketua komisi III DPRD Bali IGA Diah Werdisrikandi kepada Tribun Bali.
Diah mengaku pihaknya telah berkoordinasi dengan otoritas pemerintah NTB agar menerima warga NTT di wilayahnya yang selanjutnya akan diberangkatkan menuju NTT.
"Pelabuhan NTB hanya menerima warga NTB saja, nah untuk itu kami berkoordinasi agar warga NTT bisa pulang kampung,"tambahnya.
Ia menyebut langkah itu diambil lantaran tidak ingin warga NTT terlantar di Bali, karena kehilangan pekerjaan dan bekal.
Sebelumnya kepala dinas perhubungan provinsi NTT Isyak Nuka telah mengeluarkan surat larangan mengangkut penumpang bagi kapal-kapal yang beroperasi di perairan NTT.
Tidak hanya itu pemerintah NTT juga telah menutup penerbangan dari daerah terpapar covid-19. Langkah itu diambil untuk menekan laju pertumbuhan kasus baru covid-19 di provinsi kepulauan itu.
Meski demikian penerbangan lokal antar pulau di provinsi NTT saat ini masih beroperasi seperti biasa.
Selain sektor penerbangan, sektor transportasi darat seperti Bus antar kota dalam provinsi juga masih beroperasi seperti biasa dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan seperti phsycal distancing.
Gelombang kepulangan warga NTT dalam beberapa pekan terakhir meningkat drastis dari sebelumnya.
Meski pemerintah telah menutup akses masuk ke provinsi NTT namun masih ada warga NTT yang nekat pulang kampung menggunakan jalur darat.
Ini juga tidak bisa disalahkan mengingat para perantau NTT ini tengah dihadapkan dengan situasi dilematis antara bertahan tanpa persediaan makanan di daerah rantau atau pulang kampung.
Pemerintah diminta arif dalam mengambil sebuah kebijakan agar tidak ada pihak yang dikorbankan dalam situasi kritis saat ini.
Penulis: Antonius Rahu