***Catatan Alves Ramli***
Aku dan kamu adalah kita yang tertunda oleh pendemi yang mewabahi bumi ini.
Mutiara itu bahagia karena selalu berpaut dengan laut sedangkan hati ini bingung entah mau berpaut kemana semoga kamu, yang jelas bukan maut.
Menyukaimu adalah bukan satu satunya cara mencintaimu, sebaliknya mencintaimu ialah totalitas tanpa batas.
Hati ini ingin berlabuh ku pulau yang elegan itu, namanya pulau cinta, jiwa ini ingin mendiami suatu dermaga, namanya dermaga kasih.
Dulu aku hanya LDR ( Lelah Disiksa Rindu), sekarang lelahku makin bertambah aku dan kamu kini di penjarakan oleh jarak, Jarak itu sebenarnya tak pernah ada.
Pertemuan dan perpisahan dilahirkan oleh perasaan karena jarak juga hanyalah sebuah letak geografis, bisa ditempuh oleh apapun demi membayar tuntas kerinduan.
Namun semua itu kini benar-benar ada dikarenakan oleh faktor Corona sehingganya pemerintah menerapkan Physical Distancing artinya aku tak diijinkan untuk mengusap wajahmu apalagi mengecup keningmu, rindu yang mendalam dan rasa yang tak bertara kini melekat erat dalam sanubariku.
Aku berharap hatimu selalu berhati-berhati menaruh rasamu sampai pada suatu saat kita akan bertemu dipulau cinta dan dermaga kasih itu.
Suatu ketika dalam kelamnya malam aku menyalakan lilinku dan mengambil seperangkat alat doaku, lalu berdoa kepada sang kuasa agar kelak kita bertemu dalam rasa yang sama, karena ku begitu percaya bahwa sejatinya jatuh cinta dalam doa jauh lebih baik daripada mencintai tanpa tata.
Corona sebenarnya adalah hanya ujian bagi kita yang tengah bergejolak membangun cinta dia mencoba kita melalui caranya tersendiri agar kita sadar bahwa akankah perasan kita selalu bertumbuh dengan merata tanpa larat.
Corona juga mengajarkan kita bahwa kisah Dilan jauh lebih mudah karena hanya rindu yang berat namun masih bisa untuk saling bertemu, sebaliknya sang Corona tidak mengijinkan kita untuk membangun cinta bertatap muka.
Cinta itu aneh, dia tak selalu datang pada orang terdekat, tapi bisa padamu yang jauh disana. Jarak dan waktu ini, tak kan pernah membuatku lelah menjalani cinta kita hanya menunggu saatnya Corona berlalu.
Kamu adalah orang yang tak tersentuh keberadaannya, seseorang yang tak pula terlihat. Namun kerinduan begitu melekat. Sejauh kamu disana, tetap bayangmu aku bawa dalam asa rasa cintaku.
Waktu yang akan mempertemukan kita, waktu yang akan membuktikan besarnya cinta kita untuk bersama. Mereka meremehkan kita karena tidak mampu seperti kita, terpisah jarakpun masih saling setia.
Aku, kamu, dan jarak adalah tim solid yang nantinya akan membawa kisah indah bagi kita, yaitu pertemuan.
Oleh karena itu, untuk melalui segala
ujian itu mari kita sama sama berdoa agar corona ini cepat berlalu, agar aku
bisa mengapel ke rumahmu, lalu mengaku kepada kedua orang tuamu bahwa aku ingin
menjadi bagian dari keluargamu dan siap menjadi menantu mereka.
Alves Ramli