[Congkasae.com/Kereba] Meski jumlah pasien terkonfirmasi positif corona di NTT sudah berjumlah 11 orang, namun pemerintah masih belum berkeinginan memberlakukan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) di wilayah provinsi kepulauan itu.
“kita belum berpikir sampai soal usulan PSBB itu karena pertimbangannya adalah masalah ekonomi dan logistik termasuk distribusi sembako ke NTT. Ini semua kan datang dari luar jadi kalau kita tutup maka dampaknya lebih besar,"kata Juru bicara percepatan penanganan covid-19 Provinsi NTT Marius Ardu Jelamu di Kupang Selasa pagi sebagaimana dikutip NTT satu.
Marius berujar, setiap perkembangan dari waktu ke waktu akan terus dipantau, namun untuk memutuskan perlu dan tidaknya pengusulan PSBB untuk wilayah NTT sejauh ini belum ada.
“Ada pertimbangan dan syarat-syarat yang harus terpenuhi seperti tingkat kematian dan eskalasi penyebaran virus sangat tinggi, kita tetap mengevaluasi dan melihat perkembangan nanti,”tambahnya.
Terkait kebijakan lokal untuk membatasi aktivitas masyarakat terkait sudah ada kasus positif menurut Marius, Kebijakan Pemerintah sudah jelas dengan pemberlakukan protokol kesehatan yang sudah diberlakukan.
“Mencegah virus ini hanya dengan mematuhi protokol kesehatan yang telah diberlakukan Pemerintah,”tegas Marius.
Kasus Impor
Adapun ke sebelas kasus pasien terkonfirmasi positif corona di NTT sejauh ini masih merupakan kasus pasien yang baru datang dari daerah terpapar.
Sejauh ini pemerintah belum menemukan adanya kasus transmisi lokal antara sesama penduduk NTT.
Dua orang pasien terkonfirmasi positif di Manggarai Barat misalnya yang memiliki riwayat perjalanan dari Gowa Sulawesi Selatan.
Demikian pula dengan 9 orang pasien terkonfirmasi positif corona di kota Kupang yang baru datang dari daerah Depok Jawa Barat.
Kendati demikian masyarakat diminta tetap waspada dan tidak panik dalam menghadapi wabah corona di NTT.
Pengamanan Di Desa-Desa Ditingkatkan
Sejak pemerintah mengumumkan kasus pasien terkonfirmasi positif corona di NTT, pengamanan di hampir semua desa di wilayah NTT ditingkatkan.
Masing-masing desa mulai mendirikan pos jaga sebagai check point di pintu perbatasan antar wilayah desa.
Bahkan di beberapa desa di wilayah Manggarai Timur Flores para petugas juga dibekali dengan alat pengecek suhu tubuh.
Semua penyintas wajib melakukan pengecekan suhu tubuh, selain itu identitas penyintas wajib diisi di buku tamu termasuk riwayat perjalanan.
Hal itu dilakukan sebagai langkah antisipatif merebaknya wabah covid-19 di provinsi kepulauan itu.
Pelaku Perjalanan Dari Labuan Bajo Juga Dikarantina
Menariknya di beberapa desa di daratan Flores saat ini sudah mulai melakukan karantina bagi pelaku perjalanan dari daerah terpapar covid-19.
Salah satunya pelaku perjalanan dari Labuan Bajo Manggarai Barat, pasalnya di ujung barat pulau Flores itu kini telah ditemukan dua orang pasien terkonfirmasi positif corona.
Beberapa desa bahkan melakukan karantina khusus bagi pelaku perjalanan dari daerah Labuan Bajo seperti menempatkan mereka di kantor desa atau balai umum di desa.
Ini penting dilakukan untuk memastikan bahwa para pelaku perjalanan ini benar-benar bebas dari paparan corona sebelum berinteraksi dengan warga desa.
Penulis: Antonius Rahu