Perempuan berlesung pipi mengoyak sepi,
Ia habiskan malam bersama rembulan
Sejuk embun mengalir dalam batinnya
Sungai yang bermuara kelautan ia jadikan keluhkesah
Desiran angin menjelma kelamnya malam
Wajahnya yang bulat melewati senja
Perempuan yang sepi, menggali lipatan waktu
Merajalelah kesegala penjuru
Sang jingga meninggalkan bayang-bayang bagi jagatraya
Perempuanku tetap mengeram di tepian malam
Di bawah temaram rembulan, kerisauan ia jadikan teman.
Cua yang kian mengiris dengan parau, ia santapi bersama dawai malam.
Bersama rembulan yang timbul tenggelam di langit kelam
Senandung lirih jiwa ia nyanyikan.
Ialah perempuan cendala
Penulis berasal dari Manggarai Barat Flores.