[Congkasae.com/Kereba] Wabah corona di Nusa Tenggara Timur dapat dikatakan telah melewati masa-masa puncaknya.
Hal itu dapat dilihat dari kurva kasus terkonfirmasi positif yang kian landai, dalam beberapa hari belakangan ini.
Pemprov NTT pun kini berencana memberlakukan apa yang disebut tatanan kenormalan baru, alias new normal hal ini dilakukan dalam upaya menjaga roda perekonomian tetap bergerak di provinsi itu.
Jejak Corona di Manggarai Barat
Masuknya corona di Manggarai Raya diawali dari Labuan Bajo, Manggarai Barat menyusul pasien 01 terkonfirmasi positif corona.
Pasien 01 yang berasal dari desa Siru, kecamatan Lembor itu merupakan kelompok jemaah asal Manggarai Barat yang mengikuti kegiatan keagamaan di Gowa Sulawesi Selatan pada Maret lalu.
Awalnya kelompok ini berjumlah 22 jemaah, namun setelah menjalani rapid test, 13 orang dinyatakan positif rapid test dan menjalani masa karantina di Labuan Bajo sementara sisanya menjalani karantina mandiri di rumah.
Setelah menjalani swab test kelompok ini mendominasi jumlah pasien terkonfirmasi positif corona di Manggarai Barat yang terdiri dari dua klaster yakni klaster Gowa dan klaster Magetan Jawa Timur.
Kabar baiknya dari total 15 orang pasien terkonfirmasi positif di Manggarai Barat, saat ini 4 orang diantaranya dinyatakan sembuh dan dipulangkan ke rumah.
Dengan demikian saat ini pemkab Manggarai Barat masih menyisahkan 11 pasien terkonfirmasi positif corona.
11 orang itu yang jadi alasan kabupaten Manggarai Barat masih betah berada di kelas zona merah kasus corona.
Jejak Corona di Manggarai
Cerita berbeda justru datang dari kabupaten Manggarai, setelah sempat ribut-ribut dengan kabupaten Manggarai Barat soal tapal batas di Weri Pateng desa persiapan Benteng Redo akhirnya wilayah pimpinan Deno Kamelus itupun resmi masuk zona merah.
Kabupaten Manggarai resmi terdaftar di ruang kelas zona merah kasus corona menyusul sample swab milik KFJ, seorang Asisten Rumah Tangga yang bekerja pada seorang majikan alumni kelompok Gowa yang dinyatakan positif corona.
Anehnya KFJ tidak pernah mengalami riwayat perjalanan ke luar daerah, apalagi ke zona merah, dan hasil sample swab milik majikan KFJ dinyatakan negatif corona.
Hal itu disampaikan oleh juru bicara gugus tugas percepatan penanganan covid-19 kabupaten Manggarai Lodovikus Moa di Ruteng.
Lodo mengatakan kemungkinan besar KFJ tertular dari majikannya yang baru pulang dari Gowa, lalu majikan yang dinyatakan negatif corona itu disebut Lodo tidak tertular karena memiliki imun tubuh yang kuat.
Namun kabar baiknya hingga kini jumlah orang yang terkonfirmasi positif corona tidak mengalami penambahan di kabupaten Manggarai, semoga KFJ segera sembuh sehingga wilayah pimpinan Deno Kamelus itu segera keluar dari ruang kelas zona merah dan masuk kelas zona hijau lagi.
Manggarai Timur Bertahan di Zona Hijau
Cerita berbeda justru datang dari kabupaten Manggarai Timur yang sejak awal tetap konsisten berada di zona hijau dengan predikat tanpa kasus corona.
Bahkan dari total 8 kabupaten di daratan Flores sekalipun, Manggarai Timur dan Ngada tercatat sebagai kabupaten tanpa kasus corona sementara 6 lainnya berstatus zona merah kasus corona.
Wilayah pimpinan Andreas Agas itu rupanya enggan mengikuti jejak dua saudaranya yakni Manggarai dan Manggarai Barat yang lebih dahulu masuk kelas zona merah.
Redaktur congkasae.com Antonius Rahu berkesempatan melakukan penelusuran ke beberapa wilayah kecamatan dan desa di Manggarai Timur ketika pandemi corona baru terdeteksi di Labuan Bajo Flores.
Antonius Rahu bahkan sempat melakukan wawancara dengan beberapa kepala desa, dusun hingga RT di wilayah kecamatan Kota Komba dan kecamatan Borong.
Semuanya memberikan jawaban yang sama terkait langkah antisipatif masuknya wabah corona di wilayah Manggarai Timur itu.
"Kami di desa Mokel Morid sudah membangun portal check point sejak akhir Maret ini instruksi dari bapa camat langsung, semua orang yang baru datang dari derah terpapar langsung dikarantina,"kata kepala desa Mokel Morid Bertoldus Sulastri Sumin kepada Congkasae.com Antonius Rahu di kediamannya di kampung Lada April lalu.
Sementara jawaban yang sama juga diperoleh Antonius Rahu ketika melakukan wawancara dengan Kepala desa Waling Feliks Gat.
Kades Waling itu mengatakan pihaknya juga membangun portal check point di perbatasan antar desa serta melakukan prosedur karantina bagi semua warganya yang baru tiba dari derah terpapar.
"Ini juga sudah sesuai dengan instruksi pak camat, kebetulan kami di desa Waling ini terdapat 300an warga yang masih berada di daerah rantau beberapa yang sudah pulang dan sedang menjalani karantina,"kata kepala desa Waling itu menjawab pertanyaan congkasae.com.
Bertahan di Zona Hijau, Apa Rahasia Pemkab Manggarai Timur hadapi Pandemi?
Buah dari apa yang dilakukan pemkab Manggarai Timur bersama seluruh masyarakatnya serta seluruh kepala desa di wilayah itu rupanya tidak sia-sia.
Hasilnya sejauh ini pemkab Manggarai Timur menyandang status Zona Hijau dengan predikat tanpa kasus corona.
Sekretaris Daerah (Sekda) kabupaten Manggarai Timur Boni Hasadungan Siregar mengatakan bahwa awalnya ia memperoleh bisikan dari beberapa temannya yang merasa khawatir dengan tiga klaster penyumbang kasus corona di Flores yakni klaster Gowa, Magetan dan KM Lambelu.
"Beberapa teman menghubungi saya dengan rasa cemas menyampaikan agar menangani dengan baik warga yang datang dari klaster Gowa, Lambelu dan Magetan,"kata Sekda Manggarai Timur, Boni Hasadungan Siregar baru-baru ini.
Sekda Boni juga menambahkan jika ada sebagian dari temannya itu yang sedikit menyampaikannya dengan nada curiga.
"Jangan sembunyi data e pak,"kata Boni Siregar menirukan.
Namun Boni mengatakan bahwa pemkab Manggarai Timur sebenarnya sudah jauh-jauh hari bekerja ekstra keras dalam mengantisipasi masuknya tamu tak diundang itu ke wilayah Manggarai Timur.
Boni mengatakan pada pertengahan Maret lalu ketika ada informasi bahwa alumnus kelompok Gowa yang terkonfirmasi positif corona di kabupaten lain, tim Gugus Tugas Covid-19 Manggarai Timur langsung melakukan penelusuran kepada tokoh agama di Manggarai Timur.
"Hasilnya warga Matim tidak ada yang mengikuti kegiatan tersebut karena sudah mengikuti kegiatan yang sama di Jakarta sebelumnya,"tambah sekda Boni.
Tidak hanya berhenti di situ, pemkab Matim, dikatakan Boni Hasadungan, juga melakukan tracing kepada warga Manggarai Timur yang mungkin mengikuti kegiatan di Gowa melalui kloter keberangkatan kabupaten lain dan hasinya juga tidak ada.
"Petugas posko perbatasan di pos Mano dan Gongger juga melakukan pemeriksaan super ketat dan mendata setiap warga yang masuk,"tambahnya.
Alhasil hingga saat ini Manggarai Timur tidak memiliki pasien terkonfirmasi positif corona, karenanya pemkab Manggarai Timur dan Ngada masih bertahan di zona hijau dengan predikat tanpa kasus corona.
BACA JUGA:
Penulis: Antonius Rahu
Editor: Alves