- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Kilas Balik Pilkada Mabar 2005-2020, Siapa Bupati Mabar Selanjutnya?

    Penulis: Antonius Rahu | Editor:Tim Redaksi
    25 September, 2020, 10:18 WIB Last Updated 2020-09-25T07:49:53Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1

    ***Catatan Redaksi***

    Pemilihan kepala daerah tingkat kabupaten Manggarai Barat sudah memasuki tahap lanjutan usai melewati tahap verifikasi berkas pencalonan pekan sebelumnnya.


    Empat pasangan calon (Paslon) yang mengajukan berkas pencalonan ke institusi penyelenggara pemilu (KPU Mabar) harus merevisi berkas yang mereka ajukan mengingat masih terdapat kesalahan dan perbaikan di beberapa item.


    Komisi Pemilihan Umum pun memberi kesempatan kepada masyarakat untuk mengajukan sejumlah keberatan terhadap paslon kontestan pilkada mabar tahun 2020.


    Hasilnya KPU mengaku menerima masukan dan laporan dari masyarakat mabar serta beberapa institusi seperti LSM.


    Ini merupakan bukti bahwa masyarakat Mabar sudah sadar akan hak politiknya serta tidak bersifat antipati terhadap dunia perpolitikan lokal.


    Meski sempat diwarnai sedikit kegaduhan terkait paslon yang maju, akhirnya KPU Mabar mengumumkan ada 4 paslon yang lolos verifikasi berkas dan ditetapkan sebagai calon bupati Mabar 2020.


    Adapun keempat pasangan calon itu yakni Ferdy Pantas-Andy Rizky Nurcahya (paket Pantas-Risky) dengan nomor urut 1, disusul nomor urut 2 Maria Geong-Silverius Syukur (paket MISI), sementara paket Edistasius Endy-Yulius Weng (Edi-Weng) memperoleh nomor urut 3 dan pasangan Andre Garu-Anggalinus Gapul (paket AG) memperoleh nomor urut 4.

    Pilkada Mabar 2005

    Usai keluar dari kabupaten Induk Manggarai, kabupatan Manggarai Barat tercatat pertama kali mengadakan pemilu pada 2005 lalu.


    Di pilkada pertama ini hanya diikuti oleh tiga kontestan yakni Ferdinandus Pantas dan Thobias Wanus, Fidelis Pranda dan Agustinus Ch Dulah serta Yohanes Sandi dan Onesinus Jaman.


    Di pilkada perdana ini paslon Fidelis Pranda-Agustinus Ch Dulah berhasil keluar sebagai juara setelah KPU mengumumkan hasil perolehan suara sah paslon ini sebanyak 53.75% unggul dari dua paslon lainnya.


    Alhasil Fidelis Pranda pun resmi dilantik sebagai bupati Manggarai Barat dari hasil proses pemilukada yang diselenggarakan institusi penyelenggara pemilu.


    Fidelis Pranda yang berpasangan dengan Agustinus Ch Dulah itupun resmi memimpin kabupaten Manggarai Barat hingga 2010.


    Pilkada Mabar 2010

    Di tahun 2010 pilkada Manggarai Barat diikuti oleh 8 pasangan calon yakni paket Panji (Yohanes Wempi Harapan-Monaldus Nadjip) paket ini disokong 4 parpol yakni PKPB PPI, PPIB dan PKIB namun gagal meraih kursi nomor satu karena hanya memperoleh 2.87% suara.


    Paslon nomor urut 2 paket Fiva ( Fidelis Pranda- Vinsensius Patah) di pilkada kedua ini bupati Fidelis Pranda rupanya pecah kongsi dengan wakilnya Agustinus Ch Dulah namun gagal mempertahankan kursi nomor satu yang sudah ditempatinya sejak 2003, karena hanya meraih 26.18% suara.


    Paslon selanjutnya yakni Mateus Hamsi dan Theodorrus Hagur alias paket Mashur yang memperoleh dukungan dari partai Golkar dan Partai Karya Perjuangan, namun gagal meraih kemenangan setelah KPU mengumumkan perolehan suaranya yang hanya 11.55% suara.


    Paslon berikutnya yakni Yosf Ardis dan Bernadus Barat Daya alias paket Yes meski didukung oleh parpol non seat di DPRD yakni PBR dan PMB namun paket ini meraih suara sebanyak 9.95% suara namun jumlah ini tidak cukup untuk bisa duduk di kursi Mabar 1.


    Kontestan selanjutnya di pilkada 2010 yakni paslon Saferinus Dagun dan Fransiskus Sukmaniara alias paket SAR yang maju melalui jalur perseorangan dan hanya meraih 2.17% suara.


    Paslon nomor urut 6 kala itu yakni Paul Serak Baut dan Petrus Malada alias paket PALMA yang juga maju melalui jalur perseorangan dan hanya meraih 2.89% suara.


    Paslon nomor urut 7 kala itu yakni Antony Bagul Dagur yang berpasangan dengan Abdul Azis alias paket Damai. 


    Maju di pilkada Manggarai Barat, mantan bupati Manggarai itu rupanya disokong tiga parpol yakni PKS, PDS dan PBB namun gagal jadi bupati setelah KPU mengumumkan prolehan suara yang hanya 13.24% suara sah.


    Paslon nomor urut 8 yakni Agustinus Ch Dulah yang berpasangan dengan Maksimus Gasa alias paket  Gusti.


    Pecah kongsi dengan bupati sebelumnya Fidelis Pranda, Gusti Dulah rupanya maju sebagai calon bupati Mabar periode 2010-2015 setelah memperoleh 5 tiket dukungan parpol pendukung yakni PAN, Demokrat, PKNU, Pelopor dan PPPDI.


    Alhasil paket Gusti keluar sebagai pemenang pilkada setelah KPU mengumumkan perolehan suara milik Gusti yang mencapai 31.15% suara sah.


    Dengan prolehan suara ini Gusti Dulah akhirnya berhasil merebut kursi nomor satu yang sebelumnya diduduki Fidelis Pranda sejak 2003.


    Gusti Dulah yang sebelumnya akademisi itu untuk pertama kalinya memegang tampuk kekuasaan di tanah kelahirannya sendiri Manggarai Barat untuk masa jabatan 2010-2015.


    Pilkada Mabar 2015

    Di tahun 2015 pilkada Mabar rupanya kembali ramai diikuti oleh pasangan calon (Paslon) sedikitnya terdapat lima paslon yang ikut bertarung dalam pilkada kedua di kabupaten itu.


    Mereka adalah Maximus Gasa yang berpasangan dengan Abdul Azis, pecah kongsi dengan bupati Dulah Maksimus Gasa memutuskan maju sebagai calon bupati Mabar tahun 2015.


    Maksimus yang sebelumnya menduduki kursi nomor 2 di Manggarai Barat itu maju sebagai calon bupati Mabar berpasangan dengan Abdul Azis yang masih merupakan wajah lama di pilkada sebelumnya.


    Paslon  yang didukung oleh tiga parpol pengusung  itu, yakni Gerindra, PKS dan PBB dengan komposisi 6 kursi di anggota dewan perwakilan rakyat. namun gagal meraih kursi Mabar 1.


    Paslon Matius Hamsi  yang berpasangan dengan Paul Serak Baut juga memutuskan maju di pilkada tahun 2015.


    Matius Hamsi yang masih merupakan wajah lama pada  kontestan pilkada sebelumnya mendapatkan sokongan dari Golkar dan PPP yang memiliki 6 kursi di DPRD Mabar.


    Namun pasangan ini juga gagal meraih kursi mabar satu setelah KPU mengumumnkan hasil perolehan suaranya yang tidak memenuhi persyaratan.


    Paslon berikutnya yakni Tobias Wanus dan Fransiskus Sukmaniara yang rupanya masih maju di pilkada tahun 2015 meski sudah kalah dalam pilkada sebelumnya.


    Dua tokoh ini maju di pilkada Mabar 2015 setelah memperoleh dukungan dari PKB dan Demokrat, dengan kekuatan 6 kursi di DPRD Mabar, namun sayang, keduanya kembali gagal meraih kursi Mabar 1.


    Paslon berikutnya yakni Ferdinandus Pantas yang berpasangan dengan Yohanes Hapan, Ferdinandus Pantas yang masih merupakan wajah lama dalam kontestasi pilkada sebelumnya maju di pilkada 2015.


    Ferdy Pantas yang berpasangan dengan Yohanes Hapan itu memilih maju di pilkada Mabar tahun 2015 melalui jalur perseorangan.


    Namun sayang keduanya gagal meraih mabar 1 karena perolehan suara yang tidak memenuhi kriteria.


    Paslon ke lima di Pilkada Mabar tahun 2015 adalah Agustinus Ch Dulah yang berpasangan dengan Maria Geong.


    Maju kembali di pilkada Manggarai Barat sebagai calon petahana, Agustinus Ch Dulah berpasangan denga tokoh perempuan Mabar, Maria Geong.


    Pasangan Gusti - Maria yang kala itu disokong oleh PAN, Nasdem, PDIP, dan PKPI  memiliki komposisi 10 kursi di DPRD Mabar.


    Mereka akhirnya keluar sebagai juara satu dengan predikat bupati dan wakil bupati terpilih setelah meraih mayoritas dukungan suara di pilkada Mabar tahun 2015.


    Gusti-Mariah resmi memimpin Kabupaten dengan ikon pintu gerbang utama ke NTT itu hingga 2020 ini.


    Dengan demikian Agustinus Ch Dulah tercatat sebagai bupati dua periode dalam proses politik di kabupaten Manggarai Barat.


    Pilkada Mabar 2020

    Melihat kontestan pilkada Mabar tahun ini yang boleh dikatan memiliki komposisi yang seimbang antara pendatang baru dan wajah lama.


    Saat ini masyarakat Mabar disuguhkan dengan empat pilihan politik yang terpampang jelas di depan mata.


    Secara proses ini sedikit lebih berkualitas dari proses pemilu yang hanya diikuti oleh dua pasangan calon.


    Semuanya berada di tangan masyarakat Mabar sebagai pemilik hak suara, yang pasti semua mata sedang tertuju pada kabupaten Manggarai Barat.


    Hal ini mengingat predikat yang disematkan pada Mabar sebagai gerbang utama pintu masuk wisatawan ke NTT serta eksotisnya panorama alam wilayah itu.


    Sebagai kabupaten dengan sumber PAD terbesar dari sektor pariwisata sudah saatnya masyarakat cerdas memilih tokoh pemimpin selanjutnya.


    Pertanyaanya siapa dia? jawaban ada di hati setiap ende ema ase kae lawa Manggarai Barat.



    Penulis: Antonius Rahu merupakan jurnalis serta pemerhati budaya Manggarai.

    Komentar

    Tampilkan

    ads