[Congkasae.com/Kereba] Penggunaan helikopter ke obyek wisata Wae Rebo oleh kelompok wisatawan ternyata tidak melalui izin alias bodong.
Hal itu dikatakan kepala dinas pariwisata kabupaten Manggarai Anglus Angkat, kadispar itu justru menanyai balik wartawan prihal identitas wisatawan itu.
"Siapa yah tamunya? Mereka juga tidak ada konfirmasi dengan kita (Dinas Pariwisata, red),"kata Anglus Angkat melansir Radio Manggarai.Net, Selasa malam.
Kadispar itu juga mengaku kesal setelah melihat ada rombongan tamu yang berangkat menggunakan helikopter menuju obyek wisata Wae Rebo yang disebutnya dilarang untuk wisatawan kecuali tamu kenegaraan.
"Kita kesal terhadap wisatawan yang pakai helikopter itu tanpa memberitahukan kepada kita. Padahalkan tidak diizinkan,"terang Anglus Angkat.
Ia mengatakan proses pemberian izin pengoperasian helikopter ke wilayah obyek wisata Wae Rebo hanya diberikan kepada tamu kenegaraan dan urusan kemanusiaan.
"Kita lihat klasifikasi tamunya dulu. Kalau misalnya itu tamu Negara, menteri, hanya sekedar dia mau lihat, lalu pulang, saya rasa tidak apa-apa. Pada prinsipnya yang terpenting diberitahu. [untuk wisatawan umum] Boleh berkunjung tetapi tidak boleh menggunakan helikopter,"tegas Anglus Angkat.
Ditentang Pemandu Wisata
Penggunaan helikopter ke obyek wisata Wae Rebo ditentang para pelaku wisata, salah satunya datang dari pemandu wisata ke Wae Rebo.
Blasius yang mengaku telah bertahun-tahun menjadi pemandu wisata ke kampung tradisional Wae Rebo memrotes keras insiden penggunaan helikopter ke obyek wisata kelas dunia itu.
Blasius mengutarakan kekecewaannya usai melihat rekaman video yang beredar luas di jejaring sosial facebook.
" Ini sangat disayangkan sekali, jika semua wisatawan menggunakan helikopter seperti ini nanti kami yang pemandu wisata bisa mati kelaparan akibat tidak dapat tamu,"kata Blasius kepada Congkasae.com Selasa malam.
Ia mengaku sempat mengalami penurunan pendapatan akibat wabah virus Corona semenjak Februari tahun 2020.
Untuk itu Blasius meminta pemerintah untuk tidak mengulangi kejadian serupa yang disebutnya bisa celaka akibat kekosongan tamu.