"Mereka gotong kami punya motor, yang jelas harus bayar ke mereka, karena ada keperluan yang mendesak makanya kami harus turun Kajong, kalau tidak ya pasti kami balik lagi ke Ruteng,"tambahnya.
[Congkasae.com/Kereba] Akibat dari hujan deras yang mengguyur wilayah Manggarai sejak Rabu (27/1) kemarin hingga Kamis (28/1) siang jalur transportasi Ruteng menuju Reo putus total akibat badan jalan yang tertutup material longsor.
Pantauan Congkasae.com Kamis siang terdapat lebih dari 10 titik longosor setelah kampung Gapong, desa Gapong hingga desa Riung, kecamatan Cibal.
Longsor paling parah terjadi di desa Riung, dimana material longsor menutupi seluruh badan jalan dalam radius hampir 100 meter.
Jalur Ruteng Reo putus total akibat Longsor/Foto Antonius Rahu |
Para pengendara sepeda motor yang nekat menerobos daerah longsor itu terpaksa harus mengeluarkan biaya ekstra untuk membayar jasa penyeberangan yang dibantu masyarakat sekitar.
"Kami ini hari dari Ruteng, mau ke Kajong setelah lewat Gapong itu sudah mulai ketemu dengan materlial longsor,"kata Mansu salah seorang pengendara sepeda motor yang nekat menerobos.
Ia mengaku terpaksa mengeluarkan uang sebesar 250 ribu untuk membayar jasa penyeberangan untuk sepeda motor yang dikendarainya.
Ia menambahkan setiap titik longsor itu memang ada warga sekitar yang menawarkan jasa penyeberangan khusus untuk sepeda motor.
Para pengendara yang nekat menerobos lokasi longsor jadi berkah bagi warga yang buka jasa penyebrangan kendaraan/Foto Antonius Rahu |
"Mereka gotong kami punya motor, yang jelas harus bayar ke mereka, karena ada keperluan yang mendesak makanya kami harus turun Kajong, kalau tidak ya pasti kami balik lagi ke Ruteng,"tambahnya.
Hal serupa juga dirasakan Alber, salah seorang pengendara sepeda motor yang mengaku hendak ke Ruteng karena ada keperluan yang mendesak.
Ia mengatakan sebelumnya tidak mengetahui jika jalur Ruteng-Reo putus total akibat material longsor. Ia juga menambahkan tetap nekat berangkat ke Ruteng karena ada keperluan yang sangat mendesak.
"Mau lewat Dampek, atau lewat Rego jalannya jelek, dan kejauhan jadinya terpaksa bayar jasanya masyarakat saja,"tambahnya.
Deretan kendaraan tangki pengngkut BBM yang parkir sebelum desa Riung kecamatan Cibal/Foto Antonius Rahu |
Pantauan Congkasae.com Kamis siang tampak warga desa Riung antusias menggotong sepeda motor dari beberapa pengendara.
Meski diguyur hujan lebat, beberapa orang pria tampak dengan semangat menggotong sepeda motor di tengah lumpur untuk bisa melewati beberapa batang pohon yang melintang di jalan.
Para pengendara yang memakai jasa warga dikenakan tarif cukup variatif, lokasi di desa Riung kecmatan Cibal /Foto Antonius Rahu |
Para pria dari desa Riung, kecamatan Cibal ini tidak memedulikan akan adanya bahaya longsor susulan yang mengintai mereka, sementara beberapa onggokan tanah serta batu tampak berjatuhan dari tebing sumber longsoran pertama yang berada tepat di sebelah atas mereka.
Di tengah guyuran hujan gerimis, tangisan seorang bayi yang tengah digendong ibunya makin melengking terdengar, sementara sang ibunda terlihat kesulitan melangkahkan kakinya yang mencoba melewati material longsor itu di tengah lumpur sebetis dari sisa material longsor.
Congkasae.com yang berdiri mematung di seberang jalan langsung memasukan ponsel ke kantong celana dan berjalan menuju ibu itu, untuk membantunya keluar dari area berbahaya itu. Setelah sampai di seberang jalan rupanya ia dan suaminya hendak beragkat menuju Reo.
Pasutri serta putri mereka yang baru berusia 3 tahun nekat menerobos mterial longsor itu karena ada acara keluarga, dalam guyuran hujan berbekalkan Mio Soul dan plastik tipis mirip jas hujan setengah badan pasutri muda ini melaju kencang meninggalkan lokasi longsor terakhir dari arah Ruteng tepatnya di desa Riung, Cibal.
Penulis: Tonny
BACA JUGA
Dilema Molas Manggarai dan Potret Kawin Paksa
Ternyata Ini Penyebab Utama Lonjakan Pasien Covid-19 di Manggarai
Terpapar Corona, KB Dosen UNIKA St Paulus Ruteng Dikabarkan Meninggal