Jujur saya kagum dengan tekad Tedy untuk berkarya bagi kampung halaman, "kata bupati Manggarai Timur, Andreas Agas
[Congkasae.com/Kereba]Bupati Manggarai Timur Andreas Agas meresmikan proyek Air Minum Bersih yang bersumber dari teknik Pompa Hidram di desa Rana Mbata Kecamatan Kota Komba Utara, Manggarai Timur.
Rombongan bupati Agas yang didampingi ketua DPRD Matim Heremias Dupa, serta anggota DPRD Tarsan Talus tiba di desa Rana Mbata Sabtu (20/3) sekitar pukul 10:00 WITA.
Bupati dan Rombongan bergerak ke kampung Mesi desa Rana Mbata untuk meresmikan proyek air minum bersih yang bersumber dari mata air Wae Sle dan Wae Sior itu.
Proyek Air Minum Bersih berteknologi pompa Hidram ini didesain oleh Teknisi asal Desa Rana Mbata Tedy Janu.
Bupati Manggarai Timur Andreas Agas mengapresiasi inovasi yang dilakukan Tedy Janu dalam menjawabi kerisis air minum bersih di desa itu.
"Jujur saya kagum dengan tekad Tedy untuk berkarya bagi kampung halaman, "kata bupati Manggarai Timur, Andreas Agas di Mesi Desa Rana Mbata Sabtu (20/3).
Bupati Matim itu mengatakan timbulnya pro dan kontra dalam masyarakat adalah hal yang biasa dan dijadikan cambukan untuk memotivasi kita untuk sukses.
Bupati Agas mengutarakan air minum selalu identik dengan pekerjaan perempuan, "ketika kalian berhasil mendekatkan air ke rumah sesungguhnya kalian sudah meringankan tugas perempuan, "kata Andreas Agas.
Sedikitnya 70 Kepala Keluarga (KK) dari tiga RT yang menikmati air minun bersih hasil inovasi Tedy Janu. Tiga RT itu merupakan kawasan pemukiman yang paling susah dengan akses sumber air minum bersih selama bertahun-tahun.
Menjawabi persoalan itu lulusan Fakultas Teknik Tedy Janu memeras isi kepalanya dan berhasil menelurkan proyek yang bersumber dari Dana Desa (DD) Rana Mbata.
Sistem Pompa Hidram yang dikerjakan Tedy disebut-sebut bisa memenuhi kebutuhan air warga hingga 8000 liter melalui sistem buka tutup 2 kali sehari serta menggunakan kran tongkang.
Menurut pengakuan Tedy Janu, proyek ini awalnya menuai pro dan kontra di masyarakat kendati demikian Tedy mengatakan fokus utamanya bukan meladeni sindiran sebagian warga namun mewujudkan impiannya menjawab soal warga Mesi.
"Kondisi air saat ini sangat cukup untuk kebutuhan warga,"kata Tedy Janu.
Adapun harga pompa yang dipakai Tedy sebesar 130 juta, dana itu bersumber dari anggaran Dana Desa Rana Mbata.
"Kami juga berterima kasih kepada aparat desa Rana Mbata dengan bantuan dana, "kata Tedy.
Ke depan Tedy bermimpi untuk menghadirkan kran air di setiap rumah tanpa menggunakan kran tongkang.
"Kedepannya akan diusahakan agar setiap rumah bisa dialiri air bersih dan bebas iuran, "kata alumni SDK Mbata itu.
Sebelumnya air minum bersih merupakan kendala utama warga Desa Rana Mbata setelah pasokan air minum dari Wae Pait mengalami kendala.
Sejak bertahun-tahun ratusan warga desa Rana Mbata harus menempuh perjalanan jauh untuk menimba air di Wae Sle, Wae Sior, Wae Waka Wuan dan Wae Nuang.
Selain jauh, warga juga harus melewati medan dengan topografi yang terjal.
Memasuki musim kemarau tak jarang warga harus membeli air minum bersih dari mobil-mobil pikup dengan harga mencapai 80.000/1000 liter.
Romo Bernadus Parus Pr, pastor paroki Mbata kepada Congkasae.com sebelumnya mengatakan air minum bersih jadi masalah serius yang dialami warga.
"Kita harus beli air, dan ini jadi masalah serius di paroki ini, "kata pastor paroki Mbata.
Penulis: Rifan Apur
Editor: Antonius Rahu