Saya merasa bahagia bukan hanya mengunjungi, tapi juga menginap dan merasakan kehangatan penyambutan masyarakat (Wae Rebo),"kata Sandiaga Uno di sela-sela kunjungan kerjanya ke Wae Rebo Jumat (3/12) kemarin.
[Congkasae.com/Wisata] Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno mengadakan kunjungan kerja ke obyek wisata Wae Rebo Kamis dan Jumat (3/12) kemarin.
Kunjungan Sandiaga Uno kali ini merupakan yang pertama dalam sejarah, mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu berjalan kaki sejauh 5km hingga ke puncak kampung tradisional Wae Rebo.
Di Wae Rebo rombongan Sandiaga Uno disambut hangat bupati Manggarai Herybertus G.L Nabit beserta warga Wae Rebo, kedatangan Sandiaga kali ini dengan agenda membawa kabar baik kepada desa itu.
"Saya merasa bahagia bukan hanya mengunjungi, tapi juga menginap dan merasakan kehangatan penyambutan masyarakat (Wae Rebo),"kata Sandiaga Uno di sela-sela kunjungan kerjanya ke Wae Rebo Jumat (3/12) kemarin.
Pada kesempatan tersebut Sandiaga Uno mengatakan kementriannya memberikan Anugerah Pariwisata Indonesia kepada 50 desa di seluruh Indonesia atas apa yang ia sebut usaha mendongkrak wisatawan yang berimbas pada peningkatan perekonomian masyarakat.
Wae Rebo, kata Sandi merupakan desa terakhir yang ia kunjungi dalam kunjungan kerja tahun ini.
Sandiaga Uno melihat adanya ketulusan dan keikhlasan dari masyarakat Wae Rebo untuk mempertahankan eksistensi budaya lokal serta kearifan lokal daerah itu.
Wae Rebo Ikut dalam UNWTO
Pada kesempatan itu Menteri Sandy mengatakan, tiga desa wisata terpilih untuk mewakili Indonesia dalam lomba yang diselenggarakan United Nation World Tourism Organization (UNWTO) Best Toursim Villages 2021.
Ia mengatakan ketiga desa wisata tersebut adalah Desa Wisata Nglanggeran di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, "Desa Wisata Tetebatu di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat; dan Desa Wae Rebo di Manggarai, Nusa Tenggara Timur,"imbuh Sandi Uno.
Terkait dengan objek wisata Wae Rebo Sandy mengatakan, ada 5 fakta menarik tentang Wae Rebo. Pertama, akan menarik perhatian wisatawan adalah tujuh rumah adat Mbaru Niang yang berbentuk kerucut dan menjadi ciri khas desa wisata ini.
Sejumlah acara adat dilaksanakan setiap tahunnya, salah satunya upacara persembahan untuk roh yang mendiami tempat Wae Rebo. Upacara tersebut dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Juni dan Oktober.
“Desa Wisata Wae Rebo mendapat penghargaan Top Award of Excellence dari Unesco dalam Unesco Asia Pacific Heritage Awards 2012,” infonya.
Terkait Wae Rebo mewakili Indonesia dalam lomba UNWTO Best Toursim Villages 2021, Sandy menitipkan etos kerja yang dikenal dengan 4 AS sebagai etos kerja dalam mengembangkan destinasi ini sekaligus memenangkan lomba.