Kalau tidak buat begitu kau saya bunuh,"kata A menirukan perkataan Riski saat kejadian dalam wawancara dengan media ini Selasa malam di Leda Desa Rana Mbata, Kecamatan Kota Komba Utara kabupaten Manggarai Timur.
[Congkasae.com/Kereba] Pasca kasus dugaan pemerkosaan yang dialami A puteri kelima pasangan Wihelmus Jehola dan Lidvina Jehunut warga desa Rana Mbata kecamatan Kota Komba Utara, kabupaten Manggarai Timur kini A sudah berani memberikan keterangan, meski masih terlihat takut.
Dalam wawancara dengan media ini Rabu (5/1) malam A mengatakan jika ia terpaksa menuruti apa yang dilakukan Riski meski sebenarnya dia tidak menghendaki hal itu.
A yang berbicara kepada Congkasae.com mengatakan jika dirinya merasa takut karena Riski yang merupakan terduga pelaku dalam kasus ini melakukan pengancaman terhadap dirinya.
"Kalau tidak buat begitu kau saya bunuh,"kata A menirukan perkataan Riski saat kejadian dalam wawancara dengan media ini Rabu malam di Leda Desa Rana Mbata, Kecamatan Kota Komba Utara kabupaten Manggarai Timur.
Kendati demikian A tidak menjawab pertanyaan media ini terkait detail peristiwa pada malam tahun baru itu.
Ia terlihat sesekali menundukkan kepalanya ketika media ini mencoba mengajukan pertanyaan yang sama hingga beberapa kali.
A hanya menjawab beberapa pertanyaan terkait bibirnya yang membengkak yang disebut A akibat ditonjok pelaku Riski.
"Waktu itu ada yang lewat, saya mau teriak (hendak meminta tolong) tapi dia (Riski) tonjok saya punya mulut,"kata A kepada media ini.
Korban ODGJ
Lidvina Jehunut yang merupakan ibu dari korban mengatakan jika puteri mereka memang terlahir dengan kondisi keterbelakangan mental.
" Dia memang tidak sehat (mengalami keterbelakangan mental),"kata Lidvina Jehunut menjawab pertanyaan media ini Selasa malam.
Lidvina juga mengatakan jika selama ini Puteri mereka dikenal sebagai periang, namun pasca kejadian itu A terlihat murung.
"Dia sering mengeluh sakit pada bagian perut,"kata Lidvina.
Hal serupa juga diakui A sendiri, kepada media ini ia mengatakan kerap mengalami sakit ketika hendak buang air kecil.
"Rasanya sakit sekali ketika hendak buang air kecil,"kata A Selasa malam.
Ia mengatakan hal itu dialaminya semenjak kejadian malam pergantian tahun (1/1) hingga saat ini.
Sudah Melapor Ke Polres Matim
Wihelmus Jehola, ayah korban mengatakan jika pihaknya telah melaporkan kasus ini ke Polres Manggarai Timur.
Ia mengatakan saat ini laporan itu sudah diterima penyidik kepolisian Polres Manggarai Timur tepatnya pada Senin 3 januari lalu dimana A puteri mereka juga sudah dilakukan visum.
"Sudah kita lapor kita tunggu proses selanjutnya saja,"kata Wihelmus Jehola.
Hal itu juga dibenarkan oleh Kasatreskrim Polres Manggarai Timur IPDA Agustian Sura yang dihubungi media ini sebelumnya.
"Untuk korban baru datang melapor tadi magrib,"kata Agustian yang dihubungi Senin (3/1) lalu.
Meski demikian Agustian tidak menjawab pertanyaan media ini ketika dihubungi Kamis (6/1) untuk menanyakan kelanjutan kasus ini, baik melalui pesan Watsapp maupun panggilan telepon.
Sebelumnya media ini telah menemui Riski terduga pelaku dalam kasus ini untuk dimintai klarifikasi namun ia bungkam ketika ditanya kebenaran semua tuduhan yang diutarakan korban pada dia.
Riski malah mengancam balik wartawan yang hendak melakukan klarifikasi dengan mengatakan akan melapor balik wartawan media ini.
"Tunggu saja kami akan melapor balik (wartawan media ini), " cetus Riski.
Penulis: Tonny
BACA JUGA
Kasus Rana Mbata, Pakar Hukum Dorong Keluarga Korban Melapor ke Polisi
Sadis Seorang Pria di Rana Mbata Matim Diduga Perkosa dan Pukuli Saudari Sepupunya
Kasus Dugaan Pemerkosaan di Rana Mbata, Ayah Korban Akui Puterinya Telah Dua Kali Diperkosa Riski
Kades Rana Mbata Akui Terima Laporan Dugaan Pemerkosaan di Desa Rana Mbata