- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Mengaku sebagai Sesepuh, Hilarius Mali Ternyata Tak Ada Sumbangsih di Flobamora Bali

    Penulis: Antonius Rahu | Editor:Tim Redaksi
    20 Maret, 2022, 10:02 WIB Last Updated 2022-03-20T03:42:33Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1

     


    [Congkasae.com/Kereba] Satuan Tugas (Satgas) Flobamora Bali akhirnya bersuara menyusul pernyataan Hilarius Mali dan Emanuel Dewata Oja yang mengaku diri sebagai sesepuh Flobamora Bali dan meminta agar Satgas organisasi itu segera dibubarkan.


    Ketua Satgas Flobamora Bali Marten Rowa Kasedu mengatakan sebagai garda terdepan organisasi Flobamora Bali dirinya bahkan hampir tidak melihat sumbangsih dari Hilarius Mali yeng mengaku diri sebagai sesepuh Flobamora Bali.


    Marten justru mempertanyakan apa yang dilontarkan Hilarius Mali (mengaku sebagai sesepuh Flobamora Bali) yang bertolak belakang dengan tingkat partisipasi Hila dalam organisasi itu.


    "Sejak saya jadi Ketua Satgas Flobamora Bali dari tahun 2015 sampai sekarang, saya tidak pernah melihat keterlibatan Hilarius Mali dalam membentuk, membina bahkan berkontribusi kepada Satgas Flobamora Bali," Kata ketua Satgas Flobamora Bali Marten Rowa Kasedu dalam keterangan resminya di Denpasar Jumat.


    Marten bahkan menyebut satu gelas air mineralpun hampir tak pernah diberikan Hilarius Mali untuk diaspora NTT di Bali itu. 


    "Jadi mohon jangan melakukan pembodohan publik. Kalau ada yang pernah dia keluarkan atau korbankan untuk Satgas, datang dan bicarakan dengan saya, saya siap kembalikan itu,” kata ketua Satgas Flobamora Bali itu. 


    Marthen, juga menyinggung Hilarius Mali yang hampir digebuk anak-anak NTT dan mencari perlindungan di Flobamora Bali.


    Hal yang menurut Marten mengangkangi arti kata sesepuh yang memiliki nilai sakral dan sangat dihormati.


    "Kami tidak mengenal orang yang mengaku sesepuh di luar Flobamora Bali. Kalau Hilarius Mali mengaku sesepuh, kenapa dia mau dipukul oleh anak NTT? Dia yang mencari perlindungan kepada Yusdi Diaz sebagai Ketua Flobamora Bali dan Ardy Ganggas sebagai penasihat Flobamora Bali,” katanya.


    Berperan Penting dalam Meredam Tingkat Kriminalitas Warga NTT di Bali

    Marthen Rowa menegaskan, Satgas Flobamora Bali, adalah relawan sosial yang siap hadir kapanpun, di manapun, ketika ada warga NTT di Bali yang bermasalah.


     “Mereka-mereka pasti melihat, pasti mendengar perkembagan dari tahun 2015 sampai hari ini. Kemarin-kemarin masih banyak anak NTT dengan anak NTT. Kupang sama Flores. Flores sama Sumba, Sumba sama Kupang sering berantam,"kata Marten. 


    Namun sampai saat ini, tambah Marten, kasus-kasus yang ia sebutkan itu sudah hampir tak terdengar lagi. 


    Suatu capaian yang disebut Marten tak terlepas dari peran serta Satgas Flobamora Bali.


    "Sekarang sudah hampir tidak terdengar. Karena apa? Peran serta senior-senior yang kami rangkum dalam bungkusan kata Satgas, yang saya libatkan dalam Satgas itu adalah pentolan-pentolan anak muda yang mampu dijadikan figur oleh anak-anak kami dari NTT sehingga sampai saat ini (kasus kriminal) di polsek-polsek mulai berkurang,"tambah Rowa Kasedu. 


    Karenanya Marten mengingatkan jikalau ada orang yang tidak paham dengan Satgas Flobamora Bali, untuk datang bertanya kepada pihaknya. 


    Sementara itu soal adanya isu faksi dalam Flobamora Bali, Marten Rowa Kasedu tegas membantahnya.


     “Mereka yang sibuk mencari keuntungan-keuntungan pribadi, kalau kami sibuk mengurus warga-warga kami. Jadi memang motivasinya berbeda bang. Tapi kalau dibilang ada perpecahan di tubuh kami, saya rasa tidak pernah ada perpecahan, kami selalu solid. Hanya, itu adalah oknum yang tidak sadar dengan benar peran serta paguyuban keluarga dalam kegiatan sosial,” ucapnya.


    Marthen memberi contoh dalam kasus kriminal yang menjadi korban warga NTT di Bali. 


    "Mereka yang mengaku wartawan senior di “pihak sebelah” tak pernah peduli. Mereka selalu bilang, wah kasus ini kalau dinaikan tidak laku, tapi kalau ada warga NTT yang terlibat kriminal, mereka senang sekali menulis itu berhari-hari,” ujarnya.



    Lebih jauh Marthen menjelaskan, ada dua kategori warga NTT di Bali. Pertama, warga yang menjadi anggota Flobamora dan terlibat dalam setiap kegiatan Flobamora, dan yang kedua adalah warga NTT di luar Flobamora Bali. Dan yang berhak membubarkan Satgas yakni Ardi Ganggas dan Yusdi Diaz.


     “Kalau Hila Mali mengaku sebagai ketua paguyuban tertentu, siapa yang melantik dia? Mana SK-nya?,” tanya Marthen.


    Ungkapan kegeraman atas penyataan Hilarius Mali dan Emanuel Dewat Oja juga ditunjukkan oleh Robertus Corly. Pria yang akrab dipanggil Roby ini menegaskan, orang-orang di luar yang meminta Satgas Flobamora dibubarkan tidak kami kenal, baik di unit maupun Flobamora Bali. 


    “Kami ini kerja sosial, tengah malam mereka tidur, kami turun kalau ada warga bermasalah, kami tinggalkan anak istri. Kadang istri juga ngomel-ngomel karena kami terlalu sering di luar,” ungkap Roby.


    Agustinus Bugis merupakan anggota satgas Flobamora Bali yang juga menjabat sebagai ketua satgas IKMB, Agustinus yang hampir tak pernah absen dalam setiap giat Flobamora menjelaskan kegiatan Flobamora Bali maupun Satgas Flobamora Bali lebih memprioritaskan pelayanan kepada warga yang membutuhkan.


     “Namun ada motivasi yang dilakoni oleh oknum-oknum tertentu yang lebih berorientasi pada kepentingan pribadi, itulah makanya mereka tak betah bersama kami, lalu kalau ada yang meminta Satgas Flobamora Bali dibubarkan, siapa you,” sindir Agus Bugis.


    Untuk itu Agustinus Bugis bersama Satgas Flobamora Bali malah menantang balik Hilarius Mali dan Emanuel Dewata Oja untuk duduk bersama dalam upaya memberi klarifikasi pernyataan mereka yang meminta pembubaran Satgas Flobamora sampai ke unit-unitnya.


     “Di manapun tempatnya kami siap hadir kalau memang pernyataan sikap kami ini membuat mereka tidak senang, asalkan mereka yang mau klarifikasi,” tegas Agus Bugis.


    Penasihat Satgas Flores Boy Farano juga angkat bicara menyentil Hila Mali. “Hila Mali itu saya kenal baik, tahu persis siapa dia dari dulu, jangan coba-coba ganggu Satgas Flobamora Bali. Saya hanya mau bilang, tolong sampaikan ke dia, ada salam dari Boy Farano,” sentil pria asal Bajawa ini.


    Pada akhir konferensi pers, Marthen Rowa Kasedu, Agus Bugis dan Roby Corly dan kawan-kawan menegaskan, sampai kapanpun pihaknya akan tetap menjaga marwah Flobamora Bali. 


    Penulis: Tonny

    Sumber: Berita Fajar Timur



    Komentar

    Tampilkan

    ads