***Oleh Antonius Rahu***
[Congkasae.com/Sipi Sopok] Dalam pekan ini jagat maya facebook dihebohkan dengan beredarnya video amatir yang memperlihatkan debat kusir sepasang kekasih yang terjadi di pelabuhan PELNI Labuan Bajo.
Dalam rekaman video itu seorang pria tampak beradu argumen dengan kekasihnya yang mengenakan sweater hitam.
Sang pria terlihat menghalang-halangi kekasihnya itu untuk berangkat menuju Denpasar, meski tak diketahui secara pasti alasan keduanya bertengkar di area publik itu.
Kejadian itu lantas menjadi tontonan para penumpang lain yang hendak berangkat menuju Denpasar, ketua umum Ikatan Keluarga Manggarai Barat Bali Dominikus Ngabut yang tampak dalam rekaman video itu bahkan tak bisa berbuat banyak dan hanya menyaksikan dari jarak dekat.
Drama pertengkaran dua sejoli itu menuai perhatian lantaran dilakukan di area publik yang tak wajar. Terlepas dari hal esensi yang melatar belakangi pertengkaran keduanya namun dari kacamata etika di ruang publik apa yang dilakukan keduanya sangat disayangkan.
Hal tersebut terjadi lantaran minimnya pengetahuan beretika di ruang publik yang memiliki batasan terutama terkait hal-hal yang bersifat privasi.
Apa yang dilakukan Econ dan Acin merupakan tindakan tak terpuji lantaran telah mengganggu ruang publik terutama terkait hak semua orang untuk merasa nyaman dan aman.
Dari aspek etika berinteraksi di ruang publik keduanya telah melanggar poin penting yakni hak orang lain terkait rasa nyaman.
Perlu diketahui area publik seperti bandara, rumah sakit, termasuk dermaga merupakan tempat yang menjadi milik semua orang, karenanya setiap orang harus membatasi diri ketika berada di ruang publik.
Karenanya menjadi penting untuk membatasi hal-hal yang bersifat privat apalagi jika hal tersebut mengganggu kenyamanan orang lain.
Contoh saja jika kita menerima telepon di ruang tunggu bandar udara dimana kita berada di tengah kerumunan orang banyak maka sewajarnya kita bergegas ke tempat yang dianggap lebih aman untuk menerima telepon sebut saja di toilet.
Pasalnya jika telepon itu dijawab di ruang tunggu akan mengganggu orang lain yang juga menggunakan tempat tersebut.
Kalau sekelas menerima telepon saja memiliki etika, apalagi sekelas penyelesaian masalah pribadi?
Hampir dipastikan etika berinteraksi di ruang publik menjadi hal yang esensi demi kenyamanan semua orang.
Apa yang dipertontonkan pasangan sejoli dalam kasus ini merupakan bagian dari bentuk pelanggaran terhadap hak orang lain.
Penyelesaian masalah yang melibatkan pihak kedua atau ketiga seharusnya diselesaikan secara baik, tanpa mengganggu pihak lain yang tak ada sangkut pautnya dengan persoalan kita.
Prinsip etika dalam penyelesaian konflik juga perlu diperhatikan dalam kasus ini sehingga tak ada kasus serupa di masa depan.
Hal-hal yang kelihatannya sepele bisa berakibat fatal jika tak diperhatikan dengan baik, bayangkan saja jika mereka berantam di Insatalasi Gawat Darurat (IGD) sebuah rumah sakit, betapa parahnya karena sudah menyangkut nyawa orang lain.
Karenanya etika berkomunikasi dan bertingkah merupakan hal fundamental karena area publik merupakan milik kita bersama.
Kita semua memiliki hak dan kewajiban yang sama jika berada di tempat-tempat umum, jangan sampai kita mengutamakan kepentingan diri dengan mengorbankan hak orang lain.
Hal-hal semacam ini jika tidak dikoreksi maka berakibat pada tingkah (atitude) kita yang dinilai menyimpang dari aturan.
Terutama jika berada dalam kondisi masyarakat yang majemuk, maka kita akan dinilai serampangan dan sembrono karena tidak memerhatikan etika tersebut.
Maka dari itu kita bisa memetik pelajaran berharga dari pertengkaran antara keduanya yakni batasi diri di ruang publik.
Jangan mengumbar masalah pribadi jika berada di ruang publik karena akibatnya akan sangat fatal. Sadar atau tidak mengumbar masalah pribadi di ruang publik sama artinya kita sedang menelanjangi diri sendiri.
Penulis merupakan pemerhati budaya
Baca Juga Tulisan Serupa dari Antonius Rahu
Mau Nikahi Molas Manggarai? Cinta Saja Tak Cukup, Harus Pelihara Babi
Jangan Takut Menikahi Molas Manggarai, Belis Tak Perlu Dibayar Lunas
Setelah Menikah, Pria Manggarai Diwajibkan untuk Wale Sida
Mbeko Toka Usang, Teknologi Modifikasi Cuaca Super Canggih dari Manggarai