[Congkasae.com/Kereba] Nasib Nahas menimpa Martinus Jeminta, warga kampung Golo, desa Nanga Labang, Kecamatan Borong, Manggarai Timur.
Pasalnya pria yang berprofesi sebagai pedagang Kaki Lima di kawasan Waterfront Marina Labuan Bajo itu tewas akibat tawuran dua kelompok remaja tak dikenal Minggu (2/10) dinihari.
Martinus yang menjajakan minuman Kopi kepada pengunjung serta penumpang Kapal PELNI itu menjadi korban tawuran antar dua kelompok orang yang tak dikenal.
Salah seorang saksi mata yang merupakan rekan Korban mengatakan awal peristiwa itu bermula dari keduanya yang tengah mengemasi barang-barang dagangan mereka seusai menjajakan minuman kopi di kawasan Marina.
Ia mengatakan keduanya hendak pulang ke rumah, namun tiba-tiba mereka melihat dua kelompok pemuda yang terlibat tawuran di bagian selatan Waterfront.
Saksi mata atas nama Yosi itu sempat melarang korban mendekat, mengingat bahaya yang mengintai mereka, namun larangan itu rupanya tidak diindahkan korban.
"Namun tak lama setelah itu tiba-tiba ada teriakan dari ibu-ibu PKL lain yang melihat korban digebuk kelompok yang terlibat tawuran,"ujarnya.
Akibatnya terdapat luka di bagian kepala yang menyebabkan dia jatuh pingsan tak sadarkan diri, hingga akhirnya dirujuk ke RSUD Komodo namun sayang nyawanya tak tertolong.
Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima Labuan Bajo, Paulinus Danggur mengatakan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 02:00 WITA dinihari.
Atas peristiwa itu ketua Perkumpulan Pedagang Kaki Lima Labuan Bajo, Paulinus Danggur mengutuk keras tindakan kelompok massa yang terlibat tawuran.
Ia juga meminta aparat kepolisian segera mengusut tuntas pelaku kejahatan,"dan mencari pelaku untuk dimintai pertanggung jawaban mereka,"kata Paulinus.
Kepala Kepolisian Resort Manggarai Barat melalui Kasatreskrim Ridwan mengatakan pihaknya telah berhasil mengamankan 8 orang terduga pelaku tawuran yang ditengarai melakukan aksi penyerangan terhadap korban.
Ridwan mengatakan dari kedelapan orang yang dimintai keterangan, 2 orang diantaranya sudah ditahan lantaran ditengarai menjadi otak dibalik kericuhan yang berujung penganiayaan.
"Enam orang lainnya masih dilakukan pengembangan,"tambahnya.
Penulis: Tonny