Proses evakuasi Jenazah siswa SMAK St Klaus Werang |
Namun korban ditemukan dalam keadaan tergantung di jendela kamar dekat pintu," kata Bripka Yohanes, Kamis pagi.
[Congkasae.com/Kereba] Seorang Biarawan Katolik di Keuskupan Ruteng ditemukan tewas gantung diri di kamar pribadinya Kamis pagi.
Kepala Pos Polisi (Kapospol) Kecamatan Ruteng Bripka Yohanes Sardin membenarkan adanya peristiwa tersebut.
Bripka Yohanes mengatakan Romo Ansi yang keseharian bekerja sebagai Kepala SMAK St Klaus Kuwu itu ditemukan meninggal gantung diri di dalam kamarnya di asrama putra SMA Santu Klaus Kuwu di Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai.
Peristiwa tersebut diketahui setelah dua orang siswa hendak membangunkan Romo Ansi di kamarnya.
Namun ketika pintu kamarnya dibuka, kedua siswa itu tidak melihat Romo Ansi di tempat tidurnya.
"Namun korban ditemukan dalam keadaan tergantung di jendela kamar dekat pintu," kata Bripka Yohanes, Kamis pagi.
Ia melanjutkan unit Reskrim Polres Manggarai sudah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Sementara ini belum ada keterangan hasil olah TKP tersebut.
Hingga berita ini diterbitkan belum diketahui motif utama Romo Ansi menghabisi nyawanya dengan cara tragis seperti itu, namun mantan dosen Matematika STKIP St Paulus Ruteng itu dikenal baik di lingkungan lembaga pendidikan St Klaus Kuwu.
Sebelum menjabat sebagai Kepala Sekolah SMAK St Klaus Kuwu Romo Ansi pernah bekerja untuk yayasan Sekolah Umat Katolik Manggarai (SUKMA) sebuah yayasan yang memayungi pendidikan sekolah dasar dan menengah milik keuskupan Ruteng.
Daftar Panjang Kasus Bunuh Diri
Kabar kematian Romo Ansi menambah panjang daftar kasus bunuh diri tragis di lingkungan lembaga pendidikan menengah St Klaus.
Sebelumnya pada 16 Februari 2022 lalu kasus serupa juga terjadi di lingkungan lembaga pendidikan rintisan misionaris barat itu, setelah seorang siswa SMAK St Klaus Werang ditemukan meninggal dengan cara yang sama.
Penghuni asrama St Klaus Werang yang terletak di desa Golo Ndari, kecamatan Sano Nggoang, Manggarai Barat itu dihebohkan dengan adanya penemuan Jenazah siswa sekolah tersebut yang tergantung di pintu kamar asrama sekolah itu.
Peristiwa itu sempat menghebohkan dunia pendidikan di Manggarai lantaran melibatkan anak sekolah penghuni asrama di lembaga pendidikan menengah dengan kualitas unggul itu.
Namun kasus tersebut tak sempat dilakukan penyelidikan mendalam setelah pihak keluarga menerima kematian siswa itu sebagai musibah.
Apapun Masalahnya Nyawa Lebih Berharga
Kasus kematian tak wajar yang melibatkan penghuni asrama serta kepala sekolah lembaga Pendidikan SMAK St Klaus harusnya menjadi pembelajaran bahwa nyawa lebih berharga dari apapun.
Kasus ini menjadi catatan penting bahwa rentetan kasus bunuh diri yang selama ini melibatkan masyarakat dari kelas menengah ke bawah bisa menimpa siapa saja.
Dalam catatan media ini dalam kurun waktu 10 tahun terakhir kasus bunuh diri terbanyak berasal dari masyarakat kalangan pelajar mahasiswa, ibu rumah tangga, kepala keluarga yang semuanya itu adalah masyarakat biasa.
Namun untuk pertama kali, kasus bunuh diri tragis dilakukan seorang biarawan Katolik, Keuskupan Ruteng sejauh ini belum memberikan tanggapan apapun terkait kematian romo Ansi.
Penulis: Tony
BACA JUGA
RD Ansi Syukur, Imam Pertama di Keuskupan Ruteng yang Akhiri Hidup dengan Tragis
Kasus Bunuh Diri Siswa SMAK St Klaus Werang Diterima Keluarga Sebagai Musibah