- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Kisah Warga Gunung Baru Matim, Bertaruh Nyawa di Sungai Wae Mokel

    Penulis: Antonius Rahu | Editor:Tim Redaksi
    09 Februari, 2023, 16:55 WIB Last Updated 2023-02-09T10:23:51Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1

    Tidak ada jembatan yang layak bagi kami selain jembatan yang ekstrim seperti ini,"tulis Yance Nyoman dalam unggahan status di facebook pribadinya yang disadur Kamis Petang.


     [Congkasae.com/Kereba] Kisah yang tak biasa dibagikan salah seorang pengguna facebook asal desa Gunung Baru, Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur Flores.


    Pasalnya pria paruh baya itu harus bertaruh nyawa melewati sebuah jembatan besi yang tampak tak layak dilalui dan sangat berbahaya.


    Hal tersebut dilakukan lantaran tak ada opsi lain akibat tak ada jembatan penghubung antara desa Gunung Baru dan desa-desa tetangga yang berada di seberang sungai Wae Mokel.


    Warga merasa kesulitan ketika debit air sungai Wae Mokel bertambah apalagi jika hujan turun dengan intensitas tinggi seperti saat ini.


    Alhasil warga harus bertaruh nyawa melewati derasnya arus sungai, bahkan jika arus semakin deras tak jarang warga harus mengurungkan niat mereka untuk menyebrang.


    Padahal warga desa Gunung Baru yang masuk wilayah administratif kecamatan Kota Komba Utara harus mendatangi pusat pemerintahan yang terletak di Rana Mbeling.


    Hal tersebut dibagikan oleh seorang pengguna facebook atas nama Yance Nyoman, di laman facebook pribadinya Yance mengunggah beberapa foto dimana dirinya tengah bertaruh nyawa memanjat sebuah jembatan besi yang sudah berusia belasan tahun.


    "Tidak ada jembatan yang layak bagi kami selain jembatan yang ekstrim seperti ini,"tulis Yance Nyoman dalam unggahan status di facebook pribadinya yang disadur Kamis Petang.


    Yance menambahkan jika tak ada pilihan lain bagi warga desa Gunung Baru apabilah hendak mengurus administrasi kependudukan di tingkat kecamatan.


    Mereka harus bertaruh nyawa menyebrangi jembatan yang tak layak digunakan lantaran sudah berkorosi serta hanya menyisahkan kerangka tanpa alas jembatan.


    "Kami terpaksa harus berani melintasi jembatan ini, walaupun nyawa kami pertaruhkan,"tulis Yance.


    Jembatan Dibuat Pater Stev Wroz SVD



    Jembatan yang dilalui Yance itu sebenarnya sebuah jembatan swadaya yang dibangun misionaris berkebangsaan Polandia yakni Pater Stev Wroz SVD.


    Jembatan tersebut dibangun ketika misionaris Polandia itu sedang bertugas sebagai pastor paroki Mbata dimana sebagian wilayah desa Gunung yang berada di seberang sungai Wae Mokel masuk dalam wilayah administratif paroki Mbata.


    Jembatan tersebut terbuat dari besi siku yang dilas dan dirakit menjadi sebuah jembatan, awalnya jembatan itu dilengkapi dengan alas jembatan sebagai dasar pijakan yang terbuat dari papan.

    pater Stev Wroz SVD Misionaris Polandia yang membuat jembatan 


    Namun akibat termakan usia papan-papan alas pada jembatan tersebut rusak dan hanya menyisahkan kerangka dengan kondisi yang tak memungkinkan untuk dilalui saat ini.


    Namun ketika debit air sungai meningkat tak jarang jembatan tersebut menjadi jalan satu-satunya bagi warga yang menyebrang.


    Jalur Kabupaten Namun Tak Terurus

    Padahal jalur tersebut merupakan jalan singkat (short cut) yang menghubungkan wilayah Kota Komba Utara serta Elar Selatan dengan wilayah Kota Komba termasuk akses cepat ke dermaga Aimere.


    Jalan yang membela pegunungan Mbengan itu bukan jalan desa akan tetapi jalan kabupaten yang mestinya mendapatkan perhatian khusus.


    Namun yang terjadi malah sebaliknya, tak ada jembatan penghubung di sungai Wae Mokel apalagi peningkatan jalan menjadi lapen bagai mimpi di siang bolong.


    Penulis: Tony

    Komentar

    Tampilkan

    ads