|
Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi |
[Congkasae.com/Kereba] Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur Josef Nae Soi memastikan insiden makanan berformalin tak akan terulang kembali selama pelaksanaan KTT ASEAN di Labuan Bajo.
Pernyataan itu diutarakan Josef setelah ditemukannya buah yang mengandung bahan formalin yang hampir saja disantap oleh presiden Jokowi akhir pekan lalu ketika melaksanakan peninjauan kesiapan pelaksanaan KTT ASEAN di Labuan Bajo.
"Enggak lah, makanan enggak mungkin ambil dari situlah, enggak mungkin. Itu pasti sudah dilihat, diperiksa pasti tamu," kata Josef Nae Soi di Jakarta melansir Kompas.com.
Ia mengatakan perihal ditemukannya bahan formalin dalam buah yang akan dihidangkan untuk presiden Jokowi di Labuan Bajo pada akhir pekan lalu sebaiknya ditanyakan kepada menteri kesehatan.
"Itu nanti tanya Menteri Kesehatan, jangan tanya Wagub masak masalah itu,"tandas Josef Nae Soi.
Ia memastikan bahwa makanan yang akan dihidangkan untuk tamu KTT ASEAN selama rangkaian acara itu akan melewati proses seleksi yang ketat baik dari negara asal maupun di Indonesia.
"Dari negaranya sendiri (negara pemimpin ASEAN) sudah terperiksa, enggak mungkin dikasih makanan yang begitu. Enggak mungkinlah," ujarnya lagi.
Ditemukan Buah Berformalin dalam Makanan yang Hendak Dihidangkan untuk Jokowi
Sebelumnya beredar kabar bahwa presiden Jokowi hampir saja mengonsumsi makanan yang mengandung bahan formalin di Labuan Bajo pada akhir pekan lalu.
Informasi tersebut dibenarkan oleh kepala Loka POM Manggarai Barat Andirusmin Nuryadin di Labuan Bajo.
|
Salah satu obyek wisata di Labuan Bajo |
Ia mengatakan bahwa temuan makanan yang mengandung bahan formalin itu ditemukan di salah satu tempat makan yang berada di Labuan Bajo.
Makanan itu langsung dipisahkan oleh petugas sebelum dihidangkan kepada presiden Joko Widodo pada akhir pekan lalu.
"Ditemukan tiga jam sebelum jam makan Bapak Presiden, sehingga bahan yang mengandung formalin itu dipisahkan," kata Andirusmin
Andi menambahkan sesuai dengan prosedur, ketika ditemukan bahan-bahan berbahaya dalam makanan, maka petugas langsung memisahkan makanan tersebut dan tidak dihidangkan kepada kepala negara.
Ia mengatakan hanya satu jenis makanan yang terdapat bahan berbahaya formalin sisanya aman untuk dikonsumsi.
Semua Restoran di Labuan Bajo Disidak
Menanggapi temuan itu pemerintah langsung melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke semua restoran dan tempat makan yang ada di Labuan Bajo.
Dalam sidak itu para petugas yang dipimpin langsung bupati Manggarai Barat Edistasius Endi langsung mendatangi beberapa restoran ternama di Labuan Bajo untuk mengambil sampel makanan yang akan diuji apakah terdapat bahan-bahan berbahaya atau tidak.
Wakil Bupati Manggarai Barat Yulianus Weng mengatakan sidak dilakukan sebagai respons terhadap temuan buah berformalin yang nyaris dikonsumsi presiden Jokowi akhir pekan lalu.
Ia mengatakan sidak itu juga untuk memastikan bahwa rangkaian KTT Asean yang digelar di Labuan Bajo aman dari sisi makanan yang dikonsumsi.
"Kita mau pastikan bahwa makanan yang ada di Manggarai Barat ini, terutama restoran bebas dari makanan dan minuman yang mengandung formalin," kata Yulianus di Labuan Bajo.
Pemerintah, kata Yulianus, menaruh perhatian yang serius pada temuan makanan berformalin yang ada di Labuan Bajo, karenanya pemerintah akan memberikan sanksi keras jika ditemukan restoran yang menghidangkan makanan berbahan formalin.
"Bahkan sampai kita setop izinnya. Kita tidak mau ada restoran yang mengganggu kesiapan menjelang ASEAN Summit,"tegas wabup Mabar itu.
Menparekraf Sandiaga Uno Buka Suara
Menanggapi temuan itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan bahwa perlu pengetatan dari sisi rantai pasok makanan ke Labuan Bajo.
|
Pulau Padar di Taman Nasional Komodo |
Hal tersebut dilakukan untuk menekan predaran makanan yang mengandung bahan berbahaya seperti formalin, apalagi Labuan Bajo tengah bersiap menyambut KTT Asean.
Ia tak menginginkan insiden serupa kembali terjadi di Labuan Bajo, karena itu Sandiaga menekankan pentingnya menjaga dan mengawasi rantai pasok makanan yang didistribusikan ke Labuan Bajo.
"Jangan sampai terjadi makanan yang di bawah standar apalagi yang membahayakan kesehatan," ujarnya.
BACA JUGA