Ilustrasi anjing rabies |
[Congkasae.com/Kereba] Maraknya kasus gigitan anjing rabies di beberapa kabupaten di pulau Flores, Nusa Tenggara Timur dalam beberapa waktu belakangan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.
Dalam kurun 3 bulan terakhir korban gigitan anjing rabies yang meninggal dunia sudah dilaporkan sebanyak 3 orang.
Dua diantaranya berasal dari wilayah kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur sementara satu orang lainnya berasal dari kabupaten Sikka.
Maraknya kasus gigitan anjing rabies di wilayah Flores rupanya sampai juga ke telinga epidemiolog universitas Muhammadiyah Malang dr Gery Permadi SpPD.
Menurut Gery, gigitan anjing rabies berakibat fatal apabilah menjangkit manusia, Karenanya ia mewanti-wanti masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit mematikan itu.
Menurut Gery tingkat kematian pada manusia bisa mencapai seratus persen dalam kasus gigitan Hewan Penular Rabies apabilah tidak dilakukan penanganan yang baik.
"Penyakit ini ditularkan melalui virus yang berada di tubuh hewan terkena rabies seperti anjing, kera, dan kucing. Rabies biasanya ditularkan melalui gigitan terbuka atau kontak air liur dari hewan yang telah terkena virus rabies,"kata epidemiolog Universitas Muhammadiyah Malang itu melansir laman resmi UMM.
Gery mengatakan secara prosentase kasus gigitan HPR yang dialami manusia hampir 98 persen berasal dari anjing peliharaan sementara sisahnya berasal dari kucing dan monyet.
" Persentasenya sekitar 98 persen dari gigitan anjing dan hanya 2 persen sisanya yang berasal dari kera ataupun kucing,” tambahnya.
Gery memaparkan secara umum penyakit rabies yang menjangkit manusia menunjukan gejala-gejala klinis awal seperti demam dan nyeri di sekitar area gigitan anjing.
Lalu pada tahap atau fase kritis pasien menunjukan gejala klinis mayor seperti mudah cemas, halusinasi, dan sering mengeluarkan air liur yang berlebihan dari dalam mulutnya.
“Pada tahap yang sangat berat, orang yang terjangkit akan sampai pade fase paralisis, yakni tubuh tidak bisa bergerak layaknya stroke. Bukan hanya setengah yang lumpuh, melainkan keseluruhan badan hingga menyebabkan kematian,” jelasnya.
Ia mengatakan langkah awal jika mengalami gigitan anjing rabies adalah mencuci bekas gigitan dengan air yang mengalir selama 10 hingga 15 menit menggunakan pembersih.
Setelah itu pasien harus dirujuk ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan suntikan Vaksin Anti Rabies (VAR) sementara untuk kasus gigitan serius yang mengenai dekat area kepala pasien harus diberi suntikan Serum Anti Rabies (SAR).
Sementara untuk gejala klinis anjing yang tertular rabies biasanya menunjukan gejala lidah yang selalu menjulur dengan air liur yang selalu menetes, suka lari dan gigit sembarang, dan sensitif terhadap cahaya dan suara.
Pada fase ini anjing akan terlihat sangat agresif bahkan dengan pemiliknya sendiri, pada tahap yang kritis anjing akan kesulitan berjalan sebelum akhirnya mati.
Langkah pencegahan yang paling baik dilakukan dengan cara mengikat atau mengurungkan anjing sebelum diberi vaksin anti rabies.
Langkah ini dilakukan untuk menekan penyebaran virus rabies agar tidak sampai menyebar pada manusia.
BACA JUGA
Epidemiolog Khawatir Wabah Rabies di Flores Meluas Jika Tak Ditangani Serius
Pemkab Matim Siapkan Opsi Eliminasi Anjing Rabies Menyusul Kematian Dua Bocah