[Congkasae.com/Kereba] Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Nusa Tenggara Timur Irejanpol Joni Asadoma mengatakan dalam kurun waktu dua bulan terakhir pihaknya telah berhasil mengamankan 60 pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang alias TPPO dalam wilayah hukum Polda NTT.
"Khususnya para pelaku yang mengirimkan tenaga kerja non prosedural ke Malaysia,"kata Asadoma di Labuan Bajo Selasa.
Meski terbilang cukup tinggi kasus TPPO di NTT, namun Kapolda Asadoma mengklaim kerja sama dengan pemerintah Malaysia saat ini cukup baik terutama perihal tindakan pemulangan korban TPPO dari Malaysia.
Ia mengatakan pihaknya telah berhasil memulangkan beberapa korban TPPO dari Malaysia ke Indonesia.
"kita sudah tetapkan 30-an orang pelaku TPPO sebagai tersangka dan menyelamatkan 255 korban TPPO yang hendak diberangkatkan ke luar negeri,"ujar Asadoma.
Irjen Asadoma mengharapkan kegiatan ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime ( AMMTC) kali ini akan membawa dampak yang cukup besar bagi penanggulangan masalah TPPO yang terjadi di wilayah NTT yang disebutnya masih marak terjadi.
"Khususnya yang prederan di lingkungan negara-negara anggota ASEAN,"ujar Asadoma.
Menurutnya banyak warga yang terlibat tindak pidana perdagangan orang baik sebagai pelaku yang merekrut dan mengirimkan maupun sebagai korban.
Untuk itu ia berharap kerja sama antar sesama negara anggota ASEAN dalam AMMTC ini dapat menuntaskan masalah TPPO khususnya di provinsi NTT.
AMMTC merupakan pertemuan para tokoh dari negara-negara ASEAN untuk membahas isu seputar kejahatan transnasional yang terjadi di lingkup wilayah ASEAN.
Pertemuan tersebut digelar di Labuan Bajo, Manggarai Barat dan telah dibuka secara resmi oleh presiden Joko Widodo pada Senin (21/8) kemarin.
Kapolri Listyo Sigit Prabowo yang memimpin pertemuan itu berharap akan adanya penyatuan antara sesama negara anggota ASEAN untuk mewujudkan misi ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan dunia.
