- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Belajar dari Mahasiswa Bodong di Unika Ruteng, Kemungkinan Idap Penyakit Mitomania

    Tim Redaksi | Editor: Antonius Rahu
    16 November, 2023, 10:14 WIB Last Updated 2023-11-16T03:17:08Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1
    Belajar dari Mahasiswa Bodong di Unika Ruteng, Kemungkinan Idap Penyakit Mitomania


     [Congkasae.com/Kreba] Kasus kebohongan mahasiswi di Universitas Katolik Indonesia (Unika) St Paulus Ruteng yang tega membohongi orang tua selama 4 tahun rupanya tak habis dibicarakan publik.


    Kasus tersebut menjadi lonceng peringatan bagi kampus dan orang tua bahwa tanggung jawab mendidik anak menjadi tanggung jawab kolektif antara orang tua dan pihak kampus.


    Pasalnya kebohongan yang dilakukan oknum mahasiswi bodong itu dibilang diluar batas kewajaran manusia apalagi dilakukan dalam kurun waktu yang lama dan terhadap orang tua kandung.


    Namun kebiasaan berbohong pada anak merupakan salah satu tanda dari penyakit mitomania yakni penyakit yang menyebabkan penderitanya kerap berbohong.


    mengutip helosehat, mitomania merupakan suatu penyakit yang membuat para penderitanya sulit mengendalikan kebiasaan berbohong meski berhadapan dengan orang terdekatnya.


    Kondisi ini juga disebut dengan pathological Lying, dalam dunia psikologi, para penderita mitomania ini merasa bangga jika sering mengumbar kebohongan kepada orang banyak meski reputasi nama baik mereka dipertaruhkan.


    Korban juga akan merasa kebohongan merupakan bagian dari hidupnya dan merasa bahwa kebohongan menjadi rutinitas harian yang wajib dilakukannya.


    Saking seringnya berdusta, para penderita mitomania ini susah membedakan antara fakta dan kebohongan bagi mereka keduanya tak bisa dibedakan sehingga mudah mempercayai sesuatu sekalipun itu merupakan kebohongan.


    Mitomania syndrome pertama kali ditemukan oleh Anton Delbrucek seorang psikiater berkebangsaan Jerman pada tahun 1891.


    Di awal penemuannya Psikiater Jerman itu menyebut pseudologia  fantastica kepada pasien yang suka membual.


    Apa Saja Ciri Pengidap Mitomania?

    Seacara umum para pengidap Mitomania ini kerap menunjukan gejala-gejala yang mirip atas penyakit yang diidapnya.


    Secara gamblang para penderita mitomania ini akan kerap menceritrakan peristiwa atau kejadian nyata yang dialami oleh orang lain namun diakui sebagai pengalaman pribadinya sehingga banyak orang yang mempercayainya.


    Selain itu mereka akan suka menceritrakan posisi mereka sebagai orang paling penting, tokoh penyelamat dalam sebuah kejadian yang ternyata itu semua hanyalah ilusi semata namun diceritrakan seolah peristiwa nyata.


    Selain itu para penderita mitomania ini kerap memamerkan gelar pendidikan mereka di depan umum hal ini menunjukan reputasi dan nama baik mereka di mata umum.


    Penyebab Mitomania

    Secara umum penyebab munculnya syndrome mitomania ini hingga saat ini belum dapat diungkapkan, namun para psikiater berpendapat bahwa penyakit ini timbul dari lingkungan sekitar yang mewariskan kebohongan dan dijadikan hal untuk memperoleh keuntungan dalam hidupnya.


    Kebiasaan bergaul dengan lingkungan yang suka berbohonglah yang menjadi penyebab muculnya mitomania ini.


    Ketika kebohongan itu dilakukan secara terus-menerus dalam frekuensi yang cukup sering, maka otak akan terbiasa dengan hal-hal yang bersifat kebohongan dan malah menjadikan bualan sebagai fakta yang dipercaya.


    Selain itu mitomania juga memiliki kaitan erat dengan kondisi kesehatan mental seseorang, para penderita Mitomania ini biasanya memiliki kesehatan mental yang buruk seperti terkait dengan gangguan bipolar.


    Para psikiater dan psikolog berusaha keras untuk menyembuhkan para penderita mitomania ini dengan terapis dan penggunaan obat-obatan tertentu.


    Kendati demikian psikiater juga bisa saja gagal dalam merawat pasien mitomania lantaran kemungkinan pasien yang berbohong selama proses pemulihan.


    Hal ini yang menjadi kesulitan terbesar bagi proses penyembuhan para penderita mitomania.


    Komentar

    Tampilkan