[Congkasae.com/Kereba] Uskup Ruteng Mgr Siprianus Hormat mengeluarkan surat gembala keuskupan Ruteng jelang perayaan hari raya Natal 25 Desember.
Dalam surat gembalanya Mgr Sipri menyinggung soal ekonomi berkelanjutan umat keuskupan Ruteng yang disebut-sebut sejalan dengan tema pastoral yang diangkat keuskupan Ruteng tahun ini.
"Aneka program pengembangan dan penguatan ekonomi di bidang pertanian, perkebunan, dan peternakan telah mendorong peningkatan kesejahteraan hidup umat,"tulis Mgr Sipri dalam surat gembalanya.
Selain itu kata, Mgr Sipri, pariwisata super prioritas Labuan Bajo telah banyak mendorong tumbuhnya sektor UMKM baru di kawasan tersebut, yang memanfaatkan potensi alam lokal dan membuka lapangan pekerjaan baru bagi umat.
Mgr Sipri menyebut aneka program pastoral Keuskupan Ruteng tidak hanya berorientasi pada kesejahteraan akan tetapi berdaya adil dan ekologis.
Hal tersebut, kata Mgr Sipri, terlihat pada akses pasar yang diberikan kepada masyarakat kecil dan terpinggirkan melalui beragam festival yang digelar keuskupan Ruteng.
"Produk-produk ekonomi kreatif lokal yang berasal dari wilayah terpencil, kini dikenal dan diminati oleh publik luas. Demikian juga dalam pelbagai kelompok usaha ekonomi umat, berkembang solidaritas dan kerja sama satu sama lain,"tulis Mgr Sipri.
Sementara dimensi Ekologis, kata Mgr Sipri, tercermin dalam kegiatan ekonomi yang sejalan dengan perhatian khusus kepada lingkungan hidup.
Selain itu, kata Mgr Sipri, geliat ekonomi di berbagai paroki di Keuskupan Ruteng telah membawa umat kepada sebuah kondisi dimana gereja sungguh hadir terlibat dan peduli dalam suka dan duka harapan dan kecemasan hidup umat zaman ini.
"Umat mensyukuri kehadiran Gereja yang tidak hanya berkotbah tetapi juga yang berbuat, Gereja yang berdoa sekaligus bekerja, (ora et labora). Umat juga semakin merasakan "nai ca anggit tuka ca leleng", persaudaraan dalam kehidupan Gereja (Communio)."tulis Mgr Sipri.
Sementara soal tahun politik di 2024 ini, uskup Sipri mengajak seluruh umat di wilayah keuskupan Ruteng untuk bersikap bijaksana dan dewasa dalam menyikapi pilihan politik yang berbeda-beda serta waspada terhadap penyebaran benih-benih kebencian demi meraih kemenangan.
"Kita perlu menjunjung tinggi etika politik dan mengutamakan bangsa di atas segala kepentingan pribadi, keluarga dan kelompok. "Maka politik identitas dan politik uang bukan pilihan perjuangan politik umat Kristiani. Kita menolak politik kekuasaan yang menghalalkan segala cara termasuk mengorbankan rakyat dan merendahkan martabat luhur kehidupan,"tulisnya.
Uskup Sipri mengajak para umat untuk memilih sosok pemimpin yang melayani kepentingan umum, memperjuangkan Hak Asasi Manusia, pelestarian lingkungan dan merwat empat pilar kebangsaan.
Sosok calon pemimpin itu, lanjut uskup Sipri, bukan hanya pencitraan dan gimik di media massa dan di depan publik akan tetapi harus teruji dalam rekam jejak para calon pemimpin tersebut selama ini.
"Para Majus, Tiga Sarjana dari Timur, berani menolak rekayasa politik Herodes. Marilah kita juga tegas menentang segala bentuk kesewenangan dan rekayasa yang ingin melanggengkan nepotisme, kolusi dan korupsi di negeri ini. Marilah kita menyongsong dan merayakan pesta demokrasi Pemilu dengan gembira dan dalam semangat persaudaraan," pinta Mgr Sipri.
