[Congkasae.com/Kereba] Para petani di desa Sipi kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur merasa gusar menyusul kekeringan panjang yang dialami warga di penghujung tahun 2023.
Hal tersebut bukan tanpa alasan, pasalnya memasuki musim tanam di tahun ini hujan yang dinanti-nantikan para petani belum kunjung tiba.
Hal tersebut menimbulkan keresahan di kalangan para petani soal ancaman kelaparan yang bakal dialamai warga di tahun depan.
"Biasanya kalau Desember begini kami punya sawah sudah dipupuk, namun tahun ini kami belum bisa garap karena hujannya tidak ada,"kata Markus Luju kepada Congkasae.com Sabtu (30/12).
Ia mengatakan para petani di desa Sipi belum bisa menggarap sawah tada hujan milik mereka lantaran intensitas hujan yang sangat minim.
Ia merasa gunda dengan kondisi alam yang tak kunjung menurunkan hujan di tengah harga beras yang melambung tinggi.
"Beras naik, sementara sawah belum bisa ditanam karena tidak ada hujan, ini tahun kerisis bagi kami petani,"tambahnya.
Ia merasa khawatir dengan ancaman kelaparan yang terjadi di tahun depan yang diperparah dengan serangan virus pada sumber pangan alternatif seperti pisang dan ubi.
"Mau andalkan pisang dan ubi, semuanya sudah terserang virus sejak beberapa tahun terakhir,"ujarnya.
Ia mengatakan pisang dan singkong yang terpapar virus biasanya menunjukan gejala seperti umbi membusuk.
"Pada pisang buahnya membusuk dan berbau tak sedap,"tambahnya.
Ia mengatakan ancaman kelaparan sudah semakin nyata terjadi, lantaran kondisi alam yang tak lagi menurunkan hujan.
"Kami hanya berharap semoga Januari ini hujan sudah bisa turun biar sawah bisa digarap,"katanya.