- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Ketika Kecerobohan Yudas Iskariot Berbuntut pada Penyaliban Yesus

    By Antonius Rahu | Editor Tony R
    11 Januari, 2024, 21:03 WIB Last Updated 2024-01-11T14:03:33Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1

    Ketika Kecerobohan Yudas Iskariot Berbuntut pada Penyaliban Yesus


    [Congkasae.com/] Dalam ajaran Kristiani sosok Yudas Iskariot yang merupakan murid Yesus yang ke dua belas selalu digambarkan sebagai seorang pengkhianat.


    Hal tersebut dapat terjadi lantaran Yudas Iskariotlah yang menjual Yesus dengan harga 30 keping perak seperti yang digambarkan dalam injil.


    Kendati demikian Yudas Iskariot telah memberikan kontribusi dalam proses penggenapan misteri keselamatan yang dibawa oleh Yesus.


    Pasalnya tanpa adanya Yudas Iskariot, imam-imam kepala dan orang-orang Farisi yang selama ini menentang pengajaran Yesus tampaknya agak sulit dalam menjerat Yesus.


    Hal tersebut terjadi lantaran tuduhan dan diktum yang dipakai oleh imam-imam kepala untuk menjerat Yesus tidak memiliki dasar hukum untuk sampai menjatuhkan hukuman mati terhadap  Yesus.

    imam kepala dan ahli taurat Yahudi
    imam kepala dan ahli taurat Yahudi


    Tuduhan mengakui diri sebagai anak Allah misalnya atau pengajaran sesat tidak cukup kuat bagi seorang Pilatus untuk menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus.


    Sementara di sisi lain imam-imam kepala dan ahli taurat yang merasa terusik dengan pengajaran Yesus selama ini memiliki hasrat yang kuat untuk membunuh Yesus akan tetapi dalil yang mereka gunakan terlalu lemah di hadapan mahkama.


    Hal tersebut mendorong ahli taurat dan imam kepala untuk membujuk salah satu dari murid Yesus agar mau menjual Yesus.


    Yudas Iskariot yang menjabat sebagai bendahara dari kedua belas murid Yesus rupanya telah membentuk karakter dan kepribadian Yudas ke hal-hal yang berbau hedonis dan instan. (Baca Yohanes 13:29).


    Selain itu dari sisi relasi dan koneksitas yang dimiliki oleh Yudas Iskariot sebagai bendahara tentu kerap menyetorkan perpuluhan kepada pemungut cukai di sinagoge.


    Hal ini rupanya dijadikan jembatan oleh para imam kepala untuk masuk dan merasuki Yudas Iskariot agar mau membongkar rahasia tentang pengajaran Yesus.


    Dengan kesepakatan 30 keping perak, Yudas Iskariot yang gila harta dan uang pun menjual Yesus ke tangan para pemuka agama dan imam-imam kepala.


    Dengan 30 keping perak itu juga para imam kepala memiliki legitimasi untuk menjerat Yesus dengan dalil yang disusun sedemikian rupa sehingga hasrat untuk membunuh Yesus berhasil.


    Kendati demikian uang senilai 30 keping perak itu tak pernah digunakan oleh Yudas Iskariot untuk keperluan pribadinya.


    Hal tersebut dituliskan oleh penginjial Matius 27: 5 yang berbunyi,"Maka iapun melemparkan uang itu kedalam bait suci lalu pergi dari situ dan menggantung diri".

    Yudas Iskariot Gantung Diri usai menyerahkan Yesus
    Yudas Iskariot Gantung Diri usai menyerahkan Yesus


    Dari ayat ini tergambar jelas bahwa Yudas Iskariot yang tak tega setelah menyaksikan penderitaan Yesus disiksa dan diadili berada dalam dilema dimana kecerobohannya berbuntut panjang.


    Dalam rasa dilemanya Yudas Iskariot berniat untuk menyudahi penderitaan Yesus dengan jalan mengembalikan 30 keping perak kepada imam-imam kepala agar mereka mau membebaskan Yesus dari jeratan hukum yang mereka siapkan.


    Namun langkah Yudas Iskariot itu rupanya tak diterima oleh imam-imam kepala dan ahli taurat yang telah memperoleh legitimasi dari Yudas Iskariot untuk membunuh Yesus.


    Dalam rasa bersalah dan penuh penyesalan Yudas Iskariot pun memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan jalan pintas yakni gantung diri.


    Penyesalan Yudas Iskariot rupanya terlambat, karena proses pengadilan terhadap Yesus sudah dimulai dengan desakan dari orang-orang yang telah bersekongkol dengan para imam kepala dan ahli taurat.


    Di titik ini Kecerobohan Yudas Iskariot berbuntut panjang dan berakhir dengan penyaliban sang Mesias.


    Pertanyaan selanjutnya 30 keping perak yang dikembalikan Yudas Iskariot kepada imam kepala digunakan untuk apa?


    Dana yang dikembalikan oleh Yudas Iskariot itu digunakan untuk membeli sebidang tanah yang digunakan sebagai tanah kuburan umum.


    Hal tersebut tertulis dalam injil Matius 27:6-7 yang berbunyi," Imam-imam kepala mengambil uang perak itu dan berkata: tidak diperbolehkan memasukan uang ini kedalam peti persembahan sebab ini uang darah. Sesudah berunding mereka membeli dengan uang itu tanah yang disebut tanah tukang periuk untuk dijadikan tempat pekuburan orang asing."


    Dari ayat ini jelas bahwa Yudas Iskariot yang telah berkhianat tak pernah menggunakan sepeser dari uang itu untuk kepentingan pribadinya sebelum ia gantung diri.


    Uang 30 keping perak itu kembali ke kantong imam kepala dan digunakan sebagai uang untuk membeli sebidang tanah darah yakni lahan untuk pekuburan orang asing.


    Sampai di titik ini, kita semua memetik pelajaran bahwa sekecil apapun kecerobohan kita namun dapat berakibat fatal bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain.


    Sebagai pengikut Kristus kita diharapkan untuk berhati-hati dalam berucap, bertutur kata serta bertindak.


    Sama seperti Sabda Yesus yang tertulis dalam Markus 7: 15 yang berbunyi,"Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya."


    Dari ayat ini kita belajar tentang bertutur kata yang baik dan benar serta selalu memikirkan dampak atau akibat dari ucapan kita serta tidak hanya sekedar asal bunyi.


    Kita wajib memikirkan efek domino dari setiap tutur kata serta ucapan yang dilontarkan dari mulut kita, karena Yesus sendiri mengajarkan kita perihal hukum haram dan najis.


    Bahwasanya yang menajiskan kita itu bukan makanan ataupun minuman yang masuk ke dalam perut melainkan sesuatu perkataan yang keluar dari dalam mulut kita.


    Begitu pula soal tingkah laku kita haruslah mencerminkan kecerdikan dan ketulusan agar kita terhindar dari kecerobohan yang pada akhirnya menjatuhkan kita sama seperti sosok Yudas Iskariot.


    Yesus sendiri telah mengajarkan kita tentang bertingkah laku dan pembawaan diri kita sebagai pengikutnya. (Baca Matius 10:16).


    Yesus mengajak kita semua untuk tulus seperti merpati dan cerdik seperti ular, dalam kitab Kejadian dijelaskan bagaimana peran ular dalam membujuk Hawa untuk memetik buah terlarang yang berada di tengah-tengah taman Eden. 


    Ular mengatakan bahwa Hawa akan mengetahui segala yang baik dan yang buruk tentang ciptaan Allah jika memakan buah terlarang itu. (Baca Kejadian 3:1-8).


    Hawa yang terperanga oleh rayuan dan bujukan ular pun jatuh dalam dosa yang memaksa mereka keluar dari taman Eden.


    Dalam konteks ini binatang ular sangat cerdik dan pandai menggoda manusia, sisi cerdik inilah yang diharapkan Yesus bisa dilakukan oleh kita semua dalam keseharian kita.


    Kendati demikian sikap kecerdikan yang kita miliki jangan sampai digunakan secara berlebihan karena dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain.


    Karenanya diperluhkan ketulusan hati agar kecerdikan dan kecerdasan itu dapat diimbangi, karena itu Tuhan Yesus mengatakan hendaknya kamu tulus seperti Merpati.


    Jika kecerdasan diimbangi dengan ketulusan hati, maka akan tercipta pribadi yang berhati muliah yang tutur dan tindakannya selalu berkenan kepada Allah dan kepada sesama.


    Semoga kita semua dapat memetik pelajaran berharga dari kisah kecerobohan Yudas Iskariot dan menggunakan akal budi dan kecerdasan yang diimbangi oleh ketulusan hati, kita demi kemuliaan Allah.


    Soli Deo Gloria.

    Komentar

    Tampilkan

    ads